DKI Akan Bangun Rusun di Atas Kali Ciliwung

34
820

Ahok.Org – Guna menindaklanjuti pembahasan normalisasi Kali Ciliwung serta rencana pembangunan rumah susun (rusun) bagi warga yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo kembali menemui Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko Kirmanto dan Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz. di kantor Kementerian Pekerjaan Umum Jl Pattimura, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (14/11).

Dalam rapat yang berlangsung kurang lebih satu jam tersebut dipaparkan rencana pembangunan delapan rumah susun yang didirikan di atas sungai Ciliwung. Masing-masing tower terdiri dari 900 unit dengan ketinggian 24 lantai. Nantinya pada setiap tower akan dilengkapi dengan tempat kursus dan sekolah. Hal ini seperti diungkapkan Menteri Perumahan Rakyat, Djan Faridz di hadapan awak media.

Sementara itu Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemprov DKI Jakarta, Novizal mengatakan delapan tower rumah susun itu akan di bangun 15 meter di atas sungai ciliwung dengah panjang 800 meter mulai jembatan Kampung melayu menuju hulu.[BeritaJakarta]

Video:

Sumber: youtube.com/beritajakartavideo

 

34 COMMENTS

  1. He…he…he… para Insinyur teknik sipil konstruksi mulai berpikir keras untuk ikut mengurai masalah sosial dalam konteks penghapusan pemukiman kumuh di pinggir-pinggir sungai Kota Jakarta, dengan metode baru yaitu membangun Rusun di atas sungai. Para “insinyur sosial” (sosiolog, antropolog atau bahkan politisi yang masih punya moral) mungkin akan segera berpikir untuk membangun Rusun di atas atap Gedung DPR-RI di Senayan. Alasannya pasti sederhana : supaya lembaga berisi orang-orang yang senang disebut-sebut sebagai “wakil rakyat” ini bisa dikontrol langsung oleh rakyat sebagai pemilik kedaulatan tertinggi dinegeri ini.

  2. selamat malam pak ahok…rumah susun Dinas Kebersihan cengkareng barat terbengkalai selama bertahun-tahun, kapan mau di isi oleh masyarakat pak???? soalnya sudah 2 kali di jarah maling teralisnya…

  3. SAYA TIDAK SETUJU kurasa konsepnya salah coba bayangangin dibangun diatas kali bukannya ntar kalinya makin kotor ya tolong pak jokowi jangan langsung mengiyakan saran saya tetep rumah rumah disekitaran kali yang harusnya dibongkar dan dibuat rusun yang menghadap langsung ke kali dan kali bisa jadi aset PEMDA kalo bersih. KLO ADA KURANG SETUJU SILAKAN PENDAPAT SAYA DISANGGAH

    • Untuk membangun rumah susun harus perhatikan :
      1. Sistem pembuangan sampah yg benar.
      2. Aturan SOP untuk disosialisasikan dengan
      berkelangsungan, jangan sampai menjadi
      kotor, agar manusia yang tinggal di rumah
      susun terbiasa dalam tabiat baik menjaga
      kebersihannya.
      3.Ada tim pemantau :Kebersihan, saluran
      air,Keamanan
      4.SEbelum masuk menempatinya ,caba
      sosialisasikan tentang hal hal yang
      disebut di atas
      Hidup Pak Ahok Maju terus rakyat pasti mendukung dengan cara tranparansinya

      • Godjali Gahar SIang…. gobl**** banget u jadi orang<<< emang harus mencontohi negara2 lain buat bikin rusun di atas sungai,, kelaut aja u sana a*******,,,

      • kenapa harus cari contoh di negara lain?
        kalau jakarta bisa.. berarti bangunan pertama di dunia yg bisa di atas sungai.
        italy dan jepang saja punya kota baru di atas laut.. masa jakarta gk bsa di atas sungai 😛

        • @kira… itu kolom atau pun shear wall di kiri kanan sungai menahan beban berapa ribu ton… Tiang pancangnya ga sanggup buat 24 lantai… lagian riskan gempa…

          salam Jakarta Baru

          • bagaimana bisa membangun sesuatu yang baru jika tidak membongkar yang lama #confucius

            gitu aja kok repot mas mas.. tinggal di bongkar ulang pasang pacang/pondasi baru.
            pasti pak wagub dan tim ahli nantinya sudah mikirin kesana lah.. faith saja 🙂

  4. @pemuda: justru ini luarbiasa. sebuah konsep yg bahkan tidak terpikirkan oleh pemda sblmnya.

    disaat lahan semakin sempit dan mahal. ide membangun rumah susun diatas kali ini sangat briliant! sy setuju dgn anda kali menjadi aset. dan ada banyak kali di jakarta yg bisa menjadi aset. sehingga dana utk beli lahan yg luarbiasa mahal di jkt bisa dipakai utk memperbaiki fasilitas umum / utk mensupport anak anak yg tidak mampu sekolah.

    teknologi konstruksi dan lingkungan jg semakin modern. kita tidak perlu kawatir kali akan kotor karena pasti para engineering sudah pasti akan memperhitungkannya. bukan tidak mungkin malah menjadi bersih tidak adalagi yg buang sampah dikali krn ada manajemen sampah khusus utk rusun diatas kali sehingga warga malah tidak bisa buang dikali.

    sehingga kali tetap bersih dan sehat.
    jenius!

  5. Pak Ahok.. tolong jangan bangun benar2 di atas sungai karena hanya akan membuat jakarta makin padat.. buatlah di pinggiran sungai yang menghadap sungai, dan di pinggiran sungainya ada jalanan..
    terima kasih

  6. Saya dengar ,apakah benar team Jokowi akan bangun sumah susun di Jembatan,
    Saya minta perhatinya nih..
    Kalau untuk membangun Rumah susun di Jembatan harus ada sistem yang benar benar dapat menjaga kemanan dan bahaya api kebakaran

    Saya yakin pasti ada pandangan pandangan khusus, kalau memang terjadi di bangun rumah susun di bawah tol Jembatan.

    Pelajari dengan seksama deh…. yang penting aman bagi semuanya baik pengguna tol mau pun yang tinggal di sana OK OK

  7. kalau pondasinya di tepi kali, bentangan sedemikian besar akan sulit/

    kalau tiang pondasinya di badan kali, maka tiang bisa menghambat aliran air dan sampah. dan akan menyulitkan pengerukan/ pembersihan kali.
    perlu di pertimbangkan lagi.
    mungkin ide ini muncul karena kesulitan cari lahan yang murah.
    tapi harus dipikirkan masak masak

    • utomo,, kamu tau apa masalah bangunan, emang mw bikin pondasi buat bikin kandang ayam apa. makanx sekali2 keluar negri lihat perkembangan dunia,,, di laut ja bisa pondasi kokoh apa lagi di pinggir sungai,, tolol banget jadi orang.

  8. Begini, Bro… apa masalahnya bisa selesai jika terus berkutat pada persoalan “setuju” atau “tidak setuju”…? Wuaaaaduuuuuuuh… sekedar ngurus Kota Jakarta mungkin bisa lebih mudah tapi kalau sudah dalam konteks mengurai dan menyelesaikan kompleksitas masalah Kota Jakarta… huuuuuuuu… itu profesor yang rambutnya gondrong bisa langsung gundul, dan butuh berkarung-karung obat sakit kepala. Jadi, kalau menurut hemat saya, sebaiknya nanti di atur sanksi yang tegas bagi penghuni Rusun di atas sungai itu supaya jangan membuang sampah ke dalam sungai atau jangan membuang sampah sembarangan kecuali ke dalam mulut sendiri. Setelah hal itu terkondisikan wisata air juga tetap bisa dijalankan. Betul gak Bro, begitu…? Kalau dinilai salah, yaaa tolong betulin deeeh… He…he…he…

  9. aneh…aneh …koplak…ya mending di samping sungai jarak mungkin 200-300 trus kalinya dibuat kaya korea itu jadi wisata sungai….tapi apa jakarta mau dibuat kaya jepanag atau amerika,kotanya gak ada kali..?semoga lebih dipikirkan mana yang lebih baik bagi sesama,maju terus JOKOWI-AHOK moga menjadikan jakarta lebih baik dari sebelumnya

  10. saya mau tanya nih pak gubernur dan wagub. kebetulan saya tidak tinggal di bantaran kali dan penghasilan sebulan mungkin lebih besar dari mereka2 yag dibantaran kali. apakah nasib seperti saya ini bisa mendapatkan hak tempat tinggal seperti mereka.. (catatanm saya udah lebih 20thn di DKI dan rumah masih ngontrak)mohon oencerahan.. terima kasih

  11. For ALL terima kasih atas ke”kritis”san nya saya suka klo ada sanggahan/pendapat lain di web ini baik pro atau kontra supaya bapak ahok dan jokowi bisa sekiranya mendapat gambaran dari sebagian kecil pendapat kita untuk jakarta baru. Merdeka!

  12. menurut saya yh, ni luar biasa, dh wajar bangun rumah susuh d’lahan kosong, nh diatas sungai, karena lahan di jakarta ini smakin sempit n mahal harga yh, butuh duit lg, kl bisa knpa nggak, yh ini adalah tantangan bagi consultant kan, bnyak ko org pinter di indonesia, di dunia ini gak ada yang gak mungkin

    • yap setuju
      perlu diketahui bahwa banyak orang INDONESIA yang berperan penting dalam perekonomian dunia
      sebagai contoh Pak Jusuf Habibie adalah 1 dari 10 orang yang harus dimintai persetujuan atas launching maskapai baru
      dan beberapa saudara lain kita yang berperan penting dalam perusahaan penghasil mobil seperti lamorghini ferrari dan memegang peranan penting di organisasi tersebut
      di dalam negeri juga tidak kalah banyak dengan banyaknya profesor segala bidang ilmu yang tentunya akan membantu pengkajian atas program yang baru ini
      so kita bisa mencoba untuk menciptakan suatu perbedaan dengan negara lain yang akan dicontoh oleh negara lain
      ingat dulu mahasiswa malaysia banyak yang sekolah di negara kita
      tetapi sekarang banyak dari kita yang menuntut ilmu disana
      terdapat sebuah ke kontras-an yang terjadi
      so ayo kita bangun negara kita bersama sama agar bisa menjadi contoh bagi negara lainnya

  13. Saya coba mengira-ngira dari jumlah penghuni yg akan menempati rusun tersebut yaitu: 900 unit x 24 lantai x 8 tower = 172.800 unit.

    Jika 1 unit menampung 1 “keluarga eksisting” berarti ada 172.800 “keluarga eksisting” yg dapat ditampung di rumah susun tersebut. Keluarga eksisisting yg dimaksud adalah keluarga yg sekarang tinggal di sepanjang bantaran sungai, tidak ditambah keluarga yg tidak tinggal di bantaran sungai. Informasi yg kurang jelas adalah warga yang akan menghuni rusun ini nantinya warga di sekitar bantaran sungai kampung melayu saja atau ditambah dari daerah lain.

    Jika dibangun secara horizontal sebanyak 172.800 unit di sepanjang bantaran sungai maka butuh berapa panjang untuk menampung sejumlah unit tersebut, disamping pengawasan terhadapnya juga semakin sulit karena semakin panjang dan luas area yg harus dipelototi.

    Dengan pembangunan secara vertikal maka Koefisien Dasar Bangunan bangunan dapat dibuat sekecil mungkin, bahkan menjadi 0 jika dibangun di atas sungai.

    Melalui ilustrasi yg sangat minim di atas kita dapat melihat bahwa di sepanjang bantaran sungai juga dijadikan Ruang Terbuka Hijau yang sangat luas yang menjadi penghubung rusun dengan pemukiman penduduk yang resmi.

    Melalui metode ini saya pikir ada upaya lokalisasi warga penghuni bantaran sungai ciliwung dalam satu wilayah sehingga tidak tersebar ke mana-mana yang dapat dikontrol dan diawasi secara penuh oleh Pemprov beserta program-program pembangunan manusianya. Ingat di rusun tersebut terdapat sekolah dan tempat kursus.

    Menurut saya ini juga bukan merupakan bangunan permanen, dengan kata lain bangunan ini hanya digunakan untuk jangka waktu tertentu dan setelah itu akan dipertimbangkan kembali apakah terus digunakan atau dihancurkan dengan melihat faktor-faktor lain yang menunjang pembangunan wilayah dan warga DKI Jakarta.

    Terlepas dari dibangun atau tidaknya desain ini, saya sudah mengapresiasi kemajuan yg dibuat oleh Pemprov DKI yg menggandeng Kementrian PU dan Perumahan Rakyat sehingga ada secercah harapan untuk memperbaiki wajah DKI yg sudah carut marut ini.

    Semoga terus bersemangat membuat terobosan-terobosan kreatif untuk membangun Jakarta Baru. Salam!

  14. saya seorang sarjana teknik sipil. menurut saya pembangunan rumah susun di atas sungai sangat memungkinkan dilakukan. sebagai pertimbangan, bisa digunakan struktur yang biasa dipakai untuk membangun dermaga. bukankah dermaga juga dibangun di atas air, bahkan air yang asin/payau, ada gelombang. dermaga di tanjung priok pun begitu, perkuatannya sudah dilakukan dengan memasang tiang pancang baru untuk memperkuat dermaga yg menahan beban alat2 berat untuk bongkar muat, namun kolong dermaganya tetap bersih dari sampah. selain itu, kolam dermaga tetap bisa dikeruk. jadi semua tergantung perencanaan yg matang dan pemeliharaan rutin yang baik. untuk menahan struktur dengan bentang yang lebar namun tetap sungai bisa mengalir, dapat digunakan konstruksi baja atau beton prategang.
    Gbu.

  15. Bravo untuk semangat membangun buat wong cilik dari pasangan gubernur DKI yg baru ini. Tapi saya kok tidak sreg kalau membangunnya tepat di atas sungai.

    Dari sisi teknik sipil, tidak masalah bila membangun diatas sungai, bisa2 saja.
    Namun ada beberapa hal yang perlu distudy lebih lanjut, a.l.:
    Lingkungan: kalau sungai ditutup, akan jadi seperti selokan / saluran bawah tanah, timbul bau dll polusi.
    Biaya: strukturnya akan jadi mahal, tidak sesuai dengan tujuannya untuk hunian orang2 yg semula tinggal di bantaran kali.
    Usulan : lebih baik membangunnya di tepi sungai, sekaligus memperbaiki kondisi sungainya dan pasti bisa dimanfaatkan dengan lebih baik.

    Coba belajar dari pengalaman di Korea (http://www.preservenet.com/freeways/FreewaysCheonggye.html). Setelah perang dunia 2 bantaran sungai Cheonggyecheon jadi hunian kumuh. Di tahun 1955 di atas sungai tsb dibangun jalan tol. Tapi kemudian daerah tsb jadi kumuh dsb, sehingga tahun 2003 jalan tol yang diatas sungai tsb dibongkar kembali, sungai direvitalisasi sehingga menjadi daerah yg asri. Silakan check web di atas.

  16. Yth. Bp. Basuki,

    Menanggapi rencana pembangunan rumah susun ditengah sungai, perkenankan saya menyampaikan berbagai pertimbangan, yang saya bagi menjadi 2 bagian:
    Bagian ke 1: Segi non teknis.
    Bagian ke 2: Segi teknis, project cost dan operasional.

    Bagian ke 1: Segi non teknis

    Dari segi Undang-undang, sepengetahuan saya ada PP No. 35 Tahun 1991 tentang Sungai, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63 Tahun 1993 Tentang Sempadan Sungai – dimana diatur bahwa badan sungai dan bantaran dikanan-kirinya adalah milik (dikuasai) negara (q.q. Pemerintah). Dari berbagai pemberitaan telah dicanangkan bahwa lebar badan sungai Ciliwung akan dinormalisasi selebar 35 meter, dengan bantaran jalan inspeksi dikanan-kirinya selebar masing-masing 7,50 meter. Dalam bantaran sungai dilarang didirikan bangunan.

    Dari situ pertanyaannya: apakah ditengah sungai boleh didirikan bangunan, meski yang membangun adalah pemerintah, dan sudah mendapat ijin dari Menteri PU?

    Kalau itu terjadi, apakah tidak menjadi preseden buruk? Bagaimana kalau lalu swasta mengajukan ijin mendirikan apartemen ditengah sungai, apakah diijinkan atau ditolak? Kalau harus melalui ijin Menteri dan DPRD, maka swasta dengan mudah “mengaturnya seperti biasanya”.

    Kalau memang ada dispensasi dalam hal ini, mengapa tidak dipikirkan membangun ditepi bantaran kali, asalkan diberi kolong untuk jalan inspeksi selebar 7,50 meter – tinggi 5-6 meter, meskipun disini masih perlu pembebasan tanah seperlunya (selebar 12,50 meter sepanjang bangunan).

    Diluar adanya masalah pembebasan tanah, membangun ditepi bantaran masih lebih reasonable dari berbagai pertimbangan teknis, cost dan operasional.

    Yang tidak boleh dilupakan adalah fakta bahwa sungai adalah elemen kota yang harus diperhatikan space dan estetikanya, tidak hanya melulu cari gampangnya atau dihitung nilai ekonomisnya. Betapa banyak kota di seluruh dunia yang memiliki sungai (dan pantai) yang indah.

    Di Jakarta, saya menyebut 2 (dua) contoh kasus yang memprihatinkan: pertama, Jakarta sebagai ibukota Indonesia tidak punya pantai publik yang indah. Satu2nya pantai adalah pantai Ancol yang tertutup, sebagai entitas bisnis PT Jaya Ancol. Kedua, pembangunan jalan layang Kasablanka yang tanpa didahului oleh transparansi (paparan publik) sebelumnya, dimana jalan ini merusak ruang kota sehingga publik tidak bisa menikmati estetika bangunan-bangunan di kanan-kirinya karena terhalang struktur jalan layang tsb.

    Bersambung ke Bagian 2: Segi teknis, project cost dan operasional.

  17. Pak Jokowi, Please note that the ground floor of these flats should be public spaces and not residential units.
    Singapore HDB flats have evolved this `Void Deck’ concept and is a extremely useful idea beacuse :
    1 Ground floor residents will control qulaity of the flats above – remove them and everybody is equal
    2 This void deck is for public use like marriage, festivals, funerals, meetings, elections etc etc.
    3 Much easier to keep clean and maintain.
    4 During flooding, nobody’s unit is flooded.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here