Ahok.Org – Mengenai adanya pihak rumah sakit yang belum mau menerima pasien dengan Kartu Jakarta Sehat, gubernur DKI Jakarta Jokowi menegaskan rumah sakit tersebut juga harus tahu resikonya jika menolak.
“Berani nolak, tahu resikonya. Kalau ditolak, terserah rumah sakit. Tapi kalau saya ke lapangan tidak sesuai, tahu resikonya,” tegas Jokowi, Rabu (14/11/2012) di Balai Kota.
Saat ditanya sanksi apa yang bakal dijatuhkan jika ada rumah sakit yang berani menolak pasien dengan Kartu Jakarta Sehat, Jokowi tidak menyebut detilnya. Menurutnya sudah ada Memorandum of Understanding (MoU) antara pihak rumah sakit maupun puskesmas dengan Pemprov DKI.
“Pelayanan harus sesuai yang sudah disepakati. Tak sesuai dengan bayangan, ada resikonya. Pasien yang dilayani juga mesti sembuh, kalau enggak sembuh ya untuk apa?” cetusnya.
Mantan walikota Solo ini menambahkan, dirinya akan terus mengawal jalannya program Kartu Jakarta Sehat di lapangan. Menurutnya kontrol tersebut sangat perlu untuk memastikan masyarakat mendapat pelayanan yang baik dengan menggunakan Kartu Jakarta Sehat.[Tribunnews]
Good Job Sir….Ane Kagum……
mantap pak,,tp jangan awal-awalnya doank…. 🙂
pertamax
Mantaaaaaaaap…!!! Saya gak perlu lagi menyengsarakan diri sendiri hanya untuk menolong orang-orang miskin yang gak mampu berobat di rumah sakit, dan sebenarnya hal yang sudah saya lakukan itu adalah kewajiban yang seharusnya dipenuhi oleh pemerintah (Pusat/Daerah), sedangkan saya sebagai warga negara biasa (rakyat jelata) harus fokus untuk menolong diri sendiri dan keluarga yang tidak pernah mendapat pertolongan dari Pemerintah (baik Pusat maupun Daerah). Begitu juga teman-teman yang bergabung di Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) : mulailah untuk memikirkan diri sendiri sambil tetap mengawal dan menjaga visi, misi, dan orientasi Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 sekarang ini. Gak perlu lagi kita bertengkar dan adu bacot dengan Direktur/Pimpinan Rumah Sakit, pegawai ADM atau tata usahanya, dinas-dinas terkaitnya dan juga dengan Gubernur/Wakil Gubernur dengan kualitas yang bisa dipercaya seperti sekarang ini. BRAVO JOKOWI-AHOK !!! BRAVO RAKYAT KOTA JAKARTA !!!
serem bah kata2nya. tapi kok rumah sakit harus menolak ya?? kan ntar diganti biaya pengobatannya oleh pemprov.
belum tau ya.. biasanya untuk orang2 level bawah suka seperti itu tuh.. Ibu saya aja yg pakai Askes pernah hampir ditolak, katanya tidak ada kamar, padahal jelas2 ada.. saya nagis2 memohon, baru deh diralat. iya bu ada kamar kelas 2.. hmmm..
semoga tidak akan ada lagi hal seperti itu.. aamiin..
MANTAPPP nih kaya gini.. sosok pemimpin BERKUALITAS.. bener2 berdoa semoga Gubernur & Wakil Gubernur Jawa Barat nantinya akan melakukan hal yg sama untuk masalah kesehatan..
Kami menunggu sosok keberanian JOKOWI-AHOK di Jawa Barat.. Aamiin..
Mantafffffffffffff…….
Buat @Su Chai Yang… kalau mau cerita soal bagaimana sengsaranya dan menderitanya menolong orang-orang miskin yang ditolak oleh pihak rumah sakit karena gak punya uang/biaya… waaaaaaah, ini bisa panjang ceritanya — bisa jadi novel bersambung yang gak pernah jelas endingnya dimana. Dan, ternyata Tuhan juga kasihan melihat saya sehingga Jokowi-Ahok dijatuhkan dari langit ke 7, maka itulah endingnya. Kalau soal : kenapa rumah sakit menolak padahal dibayar oleh pemerintah? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini gak pernah mau dijawab secara transparan oleh pihak rumah sakit. Jika menggunakan kosa kata yang ekstrem mungkin bunyinya akan seperti ini : lebih baik melihat pasien di depan mata sekarat lalu melayang nyawanya daripada harus menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Kalau berdasarkan pengalaman saya, pihak rumah sakit sering menolak karena 2 hal : 1) karena orang yang benar-benar miskin itu tidak memiliki Kartu Jamkesmas/Gakin/SKTM; atau 2) karena proses pembayaran dari pihak Pemerintah kepada pihak rumah sakit yang memakan waktu panjang sedangkan di saat bersamaan orientasi rumah sakit sudah murni ke bisnis (nyaris tak terlihat lagi partisipasi di sektor sosialnya ketika berhadapan dg pasien miskin). Mohon maaf… ini bukan untuk mengedepankan soal SARA, ini fakta dan saya yang mengalami langsung peristiwanya : saya pernah menolong orang Tionghoa yang memang benar-benar miskin tapi tidak memiliki kartu Jamkesmas/Gakin/SKTM, dan pihak rumah sakit langsung menolak ketika melihat si pasien, sampai kemudian saya harus bertengkar dengan petugas rumah sakit dan membuat Surat Pernyataan sebagai jaminan atas diri si pasien yang harus segera mendapat pertolongan tersebut. Begitulah singkat ceritanya… dan ini bukan satu-satunya cerita karena masih banyak cerita soal-soal seperti itu. Terima kasih.
mau tanya cara mendapatkan kartu sehat apa ada syaratnya nya pak jokowi karna ada info bisa melalui puskesmas atau menunggu distribusi dari pihak rt terkait terima kasih ….semoga sukses unt jakarta barunya
Kartu Jak Sehat akan didistribusikan berdasarkan data ktp, untuk saat ini jika sakit bisa datang ke puskesmas terdekat dengan membawa KTP DKI
– tim ahok –
Waaaah… Om @sak (tim Ahok) gimana siiih… ini website ada reportnya ke Pak Wagub gak siiiih…? Komentar-komentar yang masuk dievaluasi dan dijadikan bahan pertimbangan gak…? Thanks…
maksudnya komentar2 anda bung?…jangan takutlah,…pasti dibaca,…soal mau dijwbnya komentar anda,ya sy yakin mrk tau mana yg perlu ditanggapi,…lanjutkan bro..
He…he…he… terima kasih deh buat @kokopetrus. He…he…he… Sekalian deh saya umumkan soal “Berita Kehilangan” sebagai berikut : Telah “hilang” (entah kemana?) seorang rekan saya di ahok.org ber-user @Peter Wanga yang pernah mengusulkan agar semua simpatisan/pendukung/pengagum kepemimpinan JOKOWI-AHOK agar mulai mengikatkan diri dalam jaringan kerja sukarelawan mewujudkan Jakarta Yang Manusiawi dan Bermartabat. Bagi yang mengetahui alamat dan keberadaan rekan saya itu dapat segera menghubungi alamat email saya : didingireng@yahoo.co.id — didingireng@gmail.com atau http://www.facebook.com/didingireng.chairudin — Terima kasih. Buat Bro @Peter Wanga (dimana pun berada), sorry berat… pengumuman “kehilangan teman” ini terpaksa (dengan berat hati) dilansir via ahok.org He…he…he…
salam hormat
apakah ada masa berlakunya untuk kartu sehat ini…terima kasih
satu terobaosan yang luar biasa dan sangat tepat untuk jaman sekarang karena diwaktu waktu yang lalu kesehatan itu sudah menjadi barang mewah dan tidak lagi manusiawi.sekarang dengan adanya kartu sehat ini sudah merupakan bentuk kepedulian sosial yang tinggi dan berperi kemanusiaan.tapi mohon agar servicenya tidak dibedakan dengan yang bayar.Seperti di Inggris saya pernah berobat disitu semuanya gratis dan servicenya juga sangat baik.saya waktu itu sebagai warga negara asing student bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis. Jadi secara Nasional harus dikembangkan pelayanan gratis untuk semua manusia.namanya Nasional health service. PakJOKOWI dan Pak AHOK sudah memulai nya dengan kartu sehat lalu bagaimana dengan pemerintah pusst?? Harus malu donk kalau ga ikutan peduli dengan rakyat. Bravo pak JOKOWI dan Pak AHOK melayani rakyat sama dengan melayani TUHAN.
belum merata kali, pembagian APBD nya