Ahok.Org – Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan pembangunan jalan layang (elevated) non tol (JLNT) dari Ciledug ke Blok M masih menuai perdebatan. Alhasil, perdebatan itu jadi memengaruhi proses pematangan Kebijakan Umum Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) sebagai ruh dari Rancangan APBD 2013.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, perdebatan dalam rencana pembangunan itu terletak pada usulan pemanfaatan jalur oleh kendaraan pribadi. Di lain sisi, pihak Pemprov dan parlemen daerah bersikukuh bahwa jalur itu hanya dapat dimanfaatkan oleh busway.
“Ada selisih dalam rencana itu. Kami dan DPRD ingin konsisten jalur itu hanya untuk busway, tapi Dinas Pekerjaan Umum merasa sayang kalau tak dimanfaatkan dengan menambah jalur untuk mobil pribadi juga,” kata Basuki, Selasa (4/12/2012), di Balaikota Jakarta.
Sebelumnya, DPRD DKI mendesak Pemrov DKI untuk segera menjelaskan detil beberapa program yang dinilai masih absurd. Yakni mengenai sumber dana Kartu Jakarta Sehat (KJS), mekanisme hibah 1.000 bus dan kampung deret, serta teknis pembangunan jalan layang Ciledug-Blok M.
Belum optimalnya komunikasi antara eksekutif dan legislatif di lingkungan DKI Jakarta berbuah pada mandeknya pengesahan Rancangan APBD 2013. Sampai hari ini, KUA-PPAS belum juga disahkan. Padahal KUA-PPAS merupakan modal agar APBD tahun depan segera disahkan. Mengingat batas akhir pengesahan APBD sudah semakin dekat, yakni pada 20 Desember mendatang.
“Kami sudah bentuk tim, dan hari ini akan menemui DPRD,” ujar Basuki.[Kompas]
Mau dibuat khusus busway, biasanya untuk jalan yang gratisan itu rawan diserobot kendaraan otomotif pribadi, tidak serta merta bisa mengefektifkan waktu tempuhnya busway (apalagi saat ada demo dan banjir).
kalau memungkinkan, mengapa tidak sekalian saja dijadikan jalur lokomotif (monorel)?
biar busway berada dibawahnya, dan monorel diatasnya.
Jalan layang utk busway, kalau memang ada haltenya sebaiknya juga digunakan angkutan umum lainnya supaya gak pake ngetem yg menyebabkan macet. Kalau mobil pribadi gak usah, karena dengan gak adanya angkutan umum yg ngetem sdh sangat mengurangi kemacetan kok.
SETUJU DENGAAN PAK AHOK. Jalur tsb khusus bus way. Yang mau naik mobil/motor silahkan lewat jalan biasa.
Jadinya warga Ciledug punya dua option:
1. Mau macet? silahkan lewat jalur bawah
2. Mau cepat? silahkan naik bus way, jalur atas.
Prinsipnya adalah supaya orang beralih ke transportasi masal.
Semoga rencana tsb disetujui DPRD, dan segera terealisasi.
setuju mas JON……… dan kalao perlu di buat berlawanan arah jadi tidak diserobottt
Betul Pak jokowi,sebab MRT adalah hasil kesepakatan pejabat lama(“kongkalikong”),tap i apabila salah yg bertanggung jawab pejabat baru.Saran tuk gub.jokowi-ahok untuk atasi kemacetan adalah membangun jalan layang setinggi 15-20 m diatas jalan dengan 4 jalur 2 arah(2 rel 2 jalan)yg melingkari(spiral)jkt dibawahnya bangun rumah/kampung deret rusunawa,mulai dari pinggiran/perbatasan DKI(3-4 lingkaran),yg murah,mudah dikerjakan serta dikembangkan/koneksikan dengan terminal yg ada dan ke wilayah bogor,depok,bekasi,tangerang,s ekaligus rel kereta api yg ada disatukan,jadi semua rel KA ada diatas agar tdk sumber macet.tnggal kerjasama dengan PT.KA/BUMN.semoga sukses.
lo aj coy yg jd gubernur..
klo MRT hanya buat busway itu namanya diskriminasi,ekonomi tumbuh(kendaraan)juga menambah pemasukan negara dan jangka panjang tdk menyelesaikan masalah macet apalagi saat musim hujan/banjir,yg paling visibel adalah jalan layang +rel non tol dibuat melingkar(spiral)dibawahnya bangun rumah deret murah yg mengitari seluruh DKI dengan kerjasama PT.KA/BUMN,tdk ribet seperti saatini komplik kepentingan mantan pejabat/asing.
sudah benar pak ahok, kami sangat dukung elevated busway seperti di xiamen china, http://www.youtube.com/watch?v=K3rr7QGJe8E
bisa di lihat konsep nya di sini
http://www.youtube.com/watch?v=-Jyg5a0xBlc
Sebelum proyek pembangunan busway koridor baru untuk wilayah Blok.M-Ciledug, lebh baik reformasi dulu thdp pihak operasional Transjakarta yaitu Badan Layanan Umumnya. Masa didalam seleksi penerimaan pegawai tiket dan barier harus dipungut biaya dari 4 jt s/d 8 jt rupiah. Sumber ini saya peroleh dari salah satu petugas kasir di koridor 6 atau 8 yg berinisial L.A, jd saya mohon kepada Bapak Basuki dan Jokowi agar secepat mungkin mengambil tindakan untuk segera dicek ke lapangan. Terima Kasih.