Ahok.Org – Bertempat di kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Dinas Pelayanan Pajak Provinsi DKI Jakarta menggelar sosialisasi sistem online pembayaran pajak Jakarta Baru kepada perwakilan wajib pajak di Jakarta, Selasa (11/12/2012) sore.
Sosialisasi ini adalah tindak lanjut arahan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang meminta pengelolaan pajak di DKI menggunakan sistem online dengan kerja sama Bank tanpa menggunakan sepeser pun dana APBD.
Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta menggandeng Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai mitra yang membantu menyiapkan server dan aplikasi yang ditempatkan pada cash register wajib pajak. Fasilitas baru ini menggunakan sistem cash management bank yang menghubungkan wajib pajak dengan Dinas Pelayanan Pajak.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta nantinya dapat mengakses data semua wajib pajak setiap bulan, minggu, bahkan harian. Dengan cara ini, Pemprov akan mengevaluasi titik-titik mana saja yang biasa terjadi kebocoran atau mengecek sumber-sumber pendapatan pajak yang jumlahnya dianggap tidak masuk akal.
“Ada empat arahan Wakil Gubernur yang kita tindaklanjuti, yaitu kerja sama dengan Bank, tidak lagi menggunakan APBD, pencabutan izin bagi wajib pajak yang menolak, dan target setoran pajak yang harus meningkat signifikan tahun depan,” kata Sugeng Rusman, Kepala Sudin Pelayanan Pajak II DKI Jakarta.
Menurut Sugeng, penerapan sistem online sebetulnya sudah diterapkan sejak 3 tahun lalu. Namun, baru efektif 1 tahun terakhir. Itu pun hanya berhasil mendata sekitar 800 wajib pajak dari total 10.951 sasaran wajib pajak di DKI Jakarta.
Menurut Sugeng, kesulitan terjadi karena sistem pembukuan perusahaan-perusahaan daerah belum sepenuhnya menggunakan sistem cash register. Banyak yang menggunakan pencatatan manual.
“Dengan sistem baru ini, kami akan wajibkan seluruh wajib pajak untuk membuka rekening di Bank yang ditunjuk. Jika tidak, ada sanksi,” jelas Sugeng.
Data menunjukkan, sasaran wajib pajak di DKI Jakarta meliputi 580 hotel, 9000 restoran, 371 tempat hiburan, dan 1000 parkir dengan total keseluruhan 10.951. Dinas Pelayanan Pajak masih akan melakukan pemutakhiran data.
Seluruh wajib pajak prioritas ini akan diwajibkan membuka rekening di Bank yang ditunjuk. Kemudian wajib pajak diminta menyetorkan omzet ke rekening masing-masing.
Dinas Pelayanan Pajak melakukan monitoring secara online atas rekening wajib pajak dan data transaksi wajib pajak. Pembayaran akan dilakukan secara autodebet atau melalui cash mangement bank paling lambat setiap tanggal 15.[Kompas]
Kadang belum tentu WP nga mau bayar, sistim pembayaran juga harus di permudah , misalnya yang sederhana bayarperpanjangan harus isi data lagi, kemudian tidak semua cabang bank DKI bisa setor , harus di bank dki yg di kecamatan atau bank DKI tertentu,
Saran kedua , buatlah program di pajak.go.id , berapa yang harus di bayar WP, wp nga perlu hitung sendiri,cukup isi dan pilih2 saja sama seperti beli tiket online atau pesan hotel ol, sudah langsung terbit faktur pembayaran sehingga wp tinggal bayar sejumlah yang tertera , sehingga wp tidak takut lagi kalau petugas datang bilang saya hitung kurang ini kurang itu,
Kemudian juga buat ketentuan yang jelas kemana di gunakan uang hasil pajak, terus fasilitas apa yg wp berhak terima sebagai kompensasi, misalnya jalanan rusak , berlubang dan terjadi kecelakaan gara2 lubang tidak di perbaiki apakah pemda bisa di tuntut ganti rugi dsbnya, kemudian apakah ada jaminan hari tua bagi si wp bila dikemudian hari sdh pensiun bisakah menikmati sebagian dari setoran pajak atau bagaimanalah bentuk
Ini hanya usulan dan pemikiran saja semoga. Bermanfaat bagi pembuat kebijaksanaan
semoga berhasil dan bisa meminimalisir tindak korupsi,,,semoga JOKOWI AHOK dan keluargaku diberi kesehatan jasmani rohani,kecerdasan berfikir untuk memperbaiki yang tidak baik..amiin yaarobbal aalamiin
Saya setuju dengan saran pak john,
jangan hanya membayarnya yang wajib tapi tidak mendapat hak nya.
kan kasihan pembayar pajak.
misalkan setiap pembayar pajak dari 10 % yang di bayarkan akan kembali kepada pembayar pajak pada saat pensiun nanti.
saya rasa adil.
membayar dan menerima.
wajib bayar pajak!!!….tapi hak kita apa kalo uda bayar pajak…ok lah sekarang masih pembenahan di semua sektor…soalnya terus terang saya malas bayar pajak jika pajak yg saya bayar bukan tersalur untuk saya sendiri…saya ingin jalan mulus(eh masi aja berlubang)…saya ingin naek bis(eh bis nya kayak naik truk sampah)…saya ingin sampai on time (eh jalanan macet ga ketulungan)…mau ambil ktp,imb,kk,dll(eh masih aja ada yg minta uang)….dan masi banyak lagi dah yg perlu di benahi…saya rasa kalo hak saya terpenuhi ,saya akan dengan tulus akan membayar pajak sesuai aturan dan tepat waktu..juga mohon di hitung bagaimana sebenarnya berapa persen yg harus di bayar…jangan pukul rata 10 % dr omzet,,,pak ahok sebagai pengusaha pasti tau berapa rata2 untung % sebuah usaha…kita sebagai pengusaha bukan cuman dapat untung pak…masi harus bayar macam2…sewa(ini aja juga kena pajak sewa),pegawai(yg sekarang naek lagi menjadi 2,2),listrik air (yg makin lama makin naek)…dan sebagainya…banyak faktor2 yg seorang pengusaha akan malas membayar dengan sesungguhnya..masih juga harus bayar npwp perseorangan…ya kalo saya ambil untung banyak(angaplah 30 %dr omzet)..kalo saya ambil untung sedikit(angap 15%dr omzet)…lah kalo 10% dr omzet buat pajak,ya ga dapet untung malah kerja banting tulang buat bayar pajak..jadi jangan mengira kalo kita bUka usaha itu pasti untung gede…kalo 10 % dr untung bersih sih masih masuk di akal..kalo laba kotor yg di ambil ya pasti banyak yg malas bayar aslinya…sayabuka usaha bukan cuma pingin untung buat makan pak..tapi juga buat hiburan juga…kalo cuman buat makan saya jadi pegawai aja dah cukup…ga perlu mikir akan kelancaran usaha (untung rugi).. pusing mikirnya…mending jadi bawahan,pulang kerja bisa santai…ga mikir perusahaanya untung apa mau bangkrut…ini masukan aja…moga pak ahok bisa menerima kalo ada kata yg kurang pantas dr saya…terima kasih
Jokowi Ahok itu mantan pengusaha, selain mereka cerdas, juga pro business, jd nggak usah kuatir klo mereka ngaco2 tindakannya.
dari Bajindool
itukan dulu …
bayar pajak sekarang dengan sistem online, hasilnya liat tahun depan … bukan kemarin ente naik truk sampah
woyyyyyy, emang bayar pajaknya berapa siiih…. mintanya banyak banget….
Pak , 10 persen udah cengli , asalkan yang di pungut tuh semua , jangan ada yang ketinggalan. Lagian pajak restoran itu yang bayar tamu kita bukan kita pengusaha restoran , lihat deh di undang undang nya.
Permasalahan krusial muncul jika misalnya kita sudah online , kompetitor baru di ujung jalan belum online , pengaruh nya ke harga jual dan daya saing ,misalnya loe jual uda plus pajak karena onlen , saingan elo jual ga pake pajak karena tamunya request tanpa ppn , efek domino nya lama lama imbas ke kelangsungan bisnis, bisa buka berapa lama lagi , kalo jualan lebih mahal dari orang dan biaya operasional gede ?
“Menurut Sugeng, penerapan sistem online sebetulnya sudah diterapkan sejak 3 tahun lalu. Namun, baru efektif 1 tahun terakhir. Itu pun hanya berhasil mendata sekitar 800 wajib pajak dari total 10.951 sasaran wajib pajak di DKI Jakarta.”
Pak Ahok… apa mungkin Total Wajib pajak DKI hanya 10.951 WP..? Kota MegaPolitan seperti DKI hanya segitu WP nya..? Coba Pak di cek dan di Audit secara Independent…mungkin masih ada ribuan WP lg… bisa2 anggota Bapak itu memanfaatkan peluang ini untuk Setoran wajib ke anggota2 di Pelayanan Pajak DKI. Kan lumayan tuh dapat Uang Siluman dari ribuan WP yg tdk terdata ….hehe
kalau githu pemprov mesti gandeng asuransi hari tua….jadi wajib pajak dari umur 21tahun, rajin bayar pajak ketika umur 55 tahun dapat pengembalian asuransi hari tuanya…
Mantap gagasan ahok,sehingga wajib pajak tdk perlu repot ke kantor pajak cukup melalui internet,juga setiap wajib pajak dibantu dan diharuskan memiliki pembukuan berbasis web,juga pajak bumi bangunan(PBB)disosialisasikan pada warga.Mudah2an tdk ada lagi pajak yg menguap/dikorupsi.
mohon Pak Jokowi-Ahok jg memikirkan pengembalian 20 persen jk sy sdh pensiun sbg warga negara pembayar pajak.. sy percaya ini akan terwujub. Amin
Itu pembayaran iuran kebersihan-keamanan RT/RW bisa dibikin online juga ga pak Baz?
Ato sebaiknya dihilangkan saja scr total dan dibiayai penuh oleh pemda DKI scr resmi, shg tidak perlu warga lagi yg membayar sesuatu yg seharusnya jadi tanggung jawab pemda dari ibukota RI yg pajak/APBD-nya terbesar, krn kita bukan termasuk warga kampung miskin yg jarang bisa bayar pajak shg harus warga sendiri yg membiayai kebutuhan kampungnya sendiri spt iuran kebersihan/keamanan RT itu.
Bisa dimengerti pak Baz?
Oiya, saran dikit, klo bisa bayar pajak STNK yg tiap tahun itu juga bisa dilakukan scr online lewat ATM ato internet banking bank2 swasta populer. Jadi cukup tiap 5 tahun sekali saja ke samsat utk urus perpanjang plat nomor baru dan gesek nomor mesin (utk perpanjang STNK utama yg kuning itu). Dijamin bebas antrian di samsat, minimal lebih legaan lah daripada biasanya, krn tinggal sisanya yg urus perpanjangan STNK+plat nomor tiap 5 tahun saja ato yg punya problem masih kudu diurus di samsat langsung. Setidaknya skrg yg punya motor bisa juga terlayani lebih mudah, cepat dan adil spt layanan samsat utk mobil, krn sptnya layanan samsat mabes lantas semanggi cuma didisain dan mewah utk mobil aja (motor cuma tambahan layanan aja), apalagi fasilitas drive-in nya tidak melayani motor juga.
Mudah2an bisa terwujud! biyar bayar pajak STNK bisa sama mudahnya spt bayar PBB ato pajak lainnya scr online/ATM.
Amiiien!
setujuh banget!
Saya setuju pajak restoran di online kan , toh jika melihat dari deskripsi perda no.11 tahun 2011 , sebenarnya , kami pengusaha restoran hanya di titipkan tugas untuk melakukan pemungutan pajak atas pelayanan yang di nikmati customer kami di restoran kami. Jadi asalkan sistem pembayaran nya di buat menjadi lebih praktis dan simple , saya yakin segenap pengusaha restoran di Jakarta akan mendukung program online pak Wagub.
Menurut flyer yang di bagikan saat sosialisasi sistem pajak online , jumlah sasaran yang di incar adalah 9000 WP Restoran , sedikit sekali ya , Restoran itu apa sih ? tempat menjual makanan , warung tegal , warung bakmi , warung padang , warung kwetiau itu termasuk WP pajak restoran gak ya ? kadang2 ada loh warung penjualannya lebih besar dari restoran di gedung / mall, tapi gak di pungut pajak , atau ada bakery yang bayar pajak nya cuman 4 juta setahun (350 rebu sebulan)
Ok lah , saya gak pingin cerita bahwa , tamu restoran saya sering cancel karena jakarta macet , ada demo , ada hujan , ada banjir atau ada oknum yang malak, di Flyer sosialisasi udah jelas di tulis, Buka Lembaran Baru.
Bravo Pak Wagub , saya dukung pajak online nya , sungguh ! Tapi jangan berhenti di Kami yang 9000 ini ya , pokoknya semua yang cari makan di Jakarta di pungutin semua , ga pake kecuali , kemudian kembaliin hasil pungutannya untuk perbaikan infrastruktur jakarta , supaya pebisnis restoran bisa bersaing dengan sehat ,supaya bisnis kita tetap survive, supaya kita tetap bisa bayar gaji karyawan kita , supaya Jakarta Baru bisa terwujud dengan cepat.
setujuh!
Jangan ada diskriminasi lagi diantara sesama target wajib pajak di Jakarta.
Masakan cari makan di Jakarta tapi bayar pajaknya di kampung luar Jakarta, enak bupati dikampungnya dong. Itupun kalau ditagih dan dibayar pajaknya.
Jakarta jadi tambah kumuh dan macet akibatnya, eh rumah gedongannya di kampung malah jadi mewah sekali. Padahal disini penampilannya seperti orang kere, ngontrak kamar petakan dan punya KTP Jakarta.
Tidak bayar pajak tapi dapat layanan Jamkesmas gratis di Jakarta. Wah, enak benar ya dapat subsidi gratis dari para pembayar pajak utama di Jakarta.
Betapa tidak adilnya!