BTP: Normalisasi Sungai Usai Musim Penghujan

12
297

Ahok.Org – Normalisasi sungai yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, dan wakilnya, Basuki T Purnama, tidak hanya melakukan pengerukan, melainkan juga pelebaran sungai yang berimbas merelokasi warga di bantaran kali.

Ahok juga mengatakan Jokowi sudah menemukan jalan keluar untuk merelokasi warga ke rumah susun deret, yang menjadi programnya pada kampanye Pemilukada 2012.

“Gubernur sudah mengambil alih empat atau enam pasar termasuk Pasar Rumput untuk dibangunkan (rumah), supaya orang bantaran tadi bisa tinggal dekat dengan tempat dia mencari nafkah,” ujarnya.

Dinas Pekerjaan Umum akan melakukan normalisasi sungai dengan dengan lebar sekira 35-50 meter. Sebab, lebar sungai saat ini hanya 20 meter.

“Pak Gub sudah temukan. Kuncinya mesti ada rumah dan tempat dagang yang dekat bagi mereka, sehingga PU dapat menormalisasi sungai. Memang secara tugas ini salah Pemerintah DKI, karena tidak bisa membebaskan lahan. Tapi kalau bicara sosial, orang DKI masa mau disingkirkan seenaknya seperti zaman dulu,” tegasnya.

Mantan anggota Komisi II DPR itu mengatakan normalisasi sungai akan dilakukan seusai musim hujan.

“Kalau hujannya seperti sekarang belum bisa melakukan apa-apa. Upaya pemindahannya kan mau dijadiin dulu, mau dibangun Pasar Rumput. Marunda ada 2.600 unit, tapi mana ada yang mau pindah ke Marunda. Tapi kalau Pasar Rumput siapa yang tidak mau? Sebelah Menteng kok itu. Kami sudah minta Kemenpera untuk bangun,” tandasnya.[Okezone]

12 COMMENTS

      • Yang dimaksud @law shift 3×8 jam.
        Tapi sebetulnya bukannya mustahil, di Cina, bangunan 30 lantai dibuat dalam 15 hari (www.archdaily.com/199963/chinese-high-rise-constructed-in-15-days)

      • Bukannya tak masuk akal. Semua bisa dilakukan koq, hanya managemen nya saja, bisa kita lakukan dengan beberapa shift, jadi manusia tetap manusia, robot juga tetap robot, dan tgak mungkin manusia dijadiin robot

      • Doh, mo ngapain sih refot2 bantuin jelasin ke si n00b laler debil asbun itu.
        Ane bacanya aje ampe ngakakz, ni orang mo ngelawak/cari masale disini ye? kek anak SD baru bisa pegang leptop en ga perna kerja ajeh ngoceh asbun gituh…
        ape kudu dijelasin panjang-lebar model ane lagi ape? πŸ˜€
        Logika eSDe nyang sederhana aje gak bisa langsung ngerti apelagi mo urusan logika komplex tingkat tinggi nih Istidogol…

        Dah enakan di-LOL-in ajeh deh, si n00b laler asbun debilan Istidogol kek gini… πŸ˜€

  1. Terima Kasih sudah mendengarkan permohonan/permintaan kami (akhirnya)!
    Dan trima kasih juga atas penjelasan aksi2nya nanti.
    Ini jawaban yg kami butuhkan segera…
    Tengkyu very muach… πŸ™‚

  2. Hanya mengingatkan, sebaiknya benar-benar dimulai pekerjaan fisiknya.
    Yang lalu umumnya Maret baru gambar dan ijin, Mei tender, Juli uang baru keluar, Agustus persiapan proyek, September pembangunan fisik???

  3. Pembangunan di DKI terlihat nyata banyak korupsinya dan kontraktornya tidak profesional. Buktinya: tanggul bisa jebol. Sekolah bisa ambruk. Tempat jalan kaki cepat hancur. Pak Lurah harus bertanggung jawab atas sarana pembangunan yg asal2an saja. Biar tdk kuat, kalau rusak dibangun lagi, dan di korup lagi, rakyat yg menderita.

  4. Normalisasi Sungai .
    Pertanyaan besar : Apakah tanah bantaran +/- 200 m termasuk tanggul dikirikanan sungai bisa direalisasi ? Mengingat tanah bantaran sebagian telah beralih fungsi menjadi badan jalan ataupun lahan parkir pihak swasta . Tanah bantaran yang β€œhilang” inilah salah satu penyebab banjir di JAKARTA.
    Untuk menampung banjir dengan return periode berapa Pak ? 10 tahun,25 tahun, 50 tahun atau 100tahun + muka air akibat pasang purnama maksimal.Oke proyek normalisasi sungai adalah bagian tugas Kementrian PU. Perlu mengikuti detail design. ( dibuat oleh konsultan Belanda, NEDECO ? )
    Pemprop. DKI ambil bagian hal2 yang kecil saja dulu, yaitu tindak lanjut pertemuan pak Jokowi dengan walikota, camat dan lurah2. Lihat you tube ( http://www.youtube.com/watch?v=Il8isaEWOAo )
    1.Selokan yang buntu dibersihkan dan sampah dan sediman dibuang , tidak diletakan dipinggir jalan atau selokan tersebut.
    2.Yang belum ada selokan agar dibuatkan setelah musim hujan berlalu.
    3.Yang selokannya hanya ada disatu sisi jalan,yang sebelahnya belum ada. ( dibuat periode Pak Foke )
    Normalisasi tidak akan berguna, bila selokan2 pembuang tidak dbuat/diperbaiki terlebih dulu. Seperti kata2 Pak Jokowi sendiri >> mulai saja dari hal yang kecil2 dulu <<
    Quo Vadis Jakarta Baru ???

  5. selain menormalisasi sungai, saya sepakat dengan bang yos, seharusnya pemerintah pusat ikut terlibat dalam mengatasi banjir jakarta. salah satu nya dengan membuat waduk raksasa di depok dan bogor ( diluar kewenangan pemprop DKI) agar volume air kiriman berkurang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here