Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan membuat kinerja Satuan Polisi Pamong Praja alias Satpol PP lebih humanis dalam menghadapi warga. Sebab, selama ini Satpol PP selalu menjadi momok menakutkan bagi warga ketika melakukan penggusuran.
Jokowi melakukan berbagai pembenahan dalam tubuh Satpol PP. Dia ingin anak buahnya itu menjadi lebih humanis saat berhadapan dengan warga Jakarta.
Berikut cara Jokowi bikin satpol PP lebih humanis:
Tegas tanpa kekerasan
Gubernur DKI Joko Widodo meminta Satpol PP tidak menggunakan kekerasan dalam menertibkan pedagang. Dialog harus lebih diutamakan ketimbang menggunakan cara kekerasan.
“Tetapi pada suatu titik kita harus bisa tegas tapi tidak berarti kasar. Tegas itu enggak boleh kasar dan gebukin,” kata Jokowi dalam sambutannya saat memimpin apel Satpol PP di silang Monas, Jakarta, Kamis (1/11) pagi.
Jokowi meminta agar petugas Satpol PP tidak mudah menggunakan senjata yang dimilikinya dalam bertugas.”Kalau ada peringatan kepada pedagang, 1, 2, 3 sekali lagi tidak boleh kasar. Sekali lagi penggunaan tameng, pentungan dan pisau belati sedapat mungkin dihindari,” katanya.
Tak lagi gunakan senjata
Selain bersikap tegas tanpa menggunakan kekerasan, Jokowi juga menginginkan Satpol PP tidak lagi menggunakan senjata. Pasalnya, bapak tiga orang anak ini ingin menciptakan Satpol PP yang humanis dan bekerja dengan hati.
“Kebijakan oleh Pak Jokowi, diminta penegakan yang lebih ke humanis,” ujar Mantan Kepala Satpol PP Effendi Anas di Balai Kota, Jakarta, Selasa (30/10).
Demikian juga soal senjata. Dia menjamin, saat ini tidak ada lagi anak buahnya yang membawa pentungan atau senjata lainnya saat melakukan penertiban. Peraturan itu sudah tertuang dalam Permendagri No 35 tahun 2004. “Itu sudah hilang dan nggak ada. Sudah nggak ada pentungan dan pisau,” tegasnya.
Pakai cara persuasif, tak main gebuk
Gubernur DKI Joko Widodo menyatakan Satpol PP merupakan cerminan watak pemimpin sebuah daerah. Karena itu, dia meminta agar dalam melaksanakan tugas, Satpol PP tidak menggunakan kekerasan.
“Satpol PP itu cerminan dan watak dari pimpinan daerah. Kalau Satpol PP suka bakbuk (menggunakan kekerasan) ya berarti pimpinan daerah suka bakbuk,” kata Jokowi usai memimpin apel Satpol PP di silang Monas, Jakarta, Kamis (1/11) pagi.
Menurutnya, baik buruknya citra pemimpin sebuah daerah salah satunya berada pada Satpol PP. “Kalau Satpol PP punya wibawa maka pemimpinnya punya wibawa. Kalau Satpol PP kasar, maka pemimpinnya juga diidentikan kasar,” kata Jokowi.
Menurutnya, Satpol PP harus menggunakan langkah persuasif dalam menegakkan ketertiban. “Kalau sebuah daerah harus tegas dan bersih, ada cara-cara yang persuasif dan dialog,” kata Jokowi.
Angkat Pelaksana harian Kepala Satpol PP Perempuan
Jokowi kemarin (22/2) melalui Sekda DKI Jakarta Fadjar Panjaitan telah melantik Sylviana Murni sebagai Pelaksana Harian (Plh) kepala Satpol PP, menggantikan Effendi Anas yang memasuki masa pensiun. Alasan pemilihan Silvyana karena jabatan Silvyana sebagai asisten pemerintahan yang memegang kendali Satpol PP.
“Karena dia kan asisten pemerintahan. Satpol PP kan di bawah kendali asisten pemerintahan,” ujar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Jumat (22/2).
Orang nomor satu DKI Jakarta ini berharap besar wajah Satpol PP untuk ke depannya berubah di tangan Sylviana. Lebih santun, ramah, tegas dan tidak kasar.
“Siapa pun nanti kepala Satpolnya, memang kita pingin membangun itu. Membangun sebuah persepsi bahwa Satpol PP sudah dengan pola baru, paradigma baru, tegas tetapi tidak kasar,” harapnya.[*]
*Dihimpun dari Merdeka.com
Video Pak Jokowi Ketika Menjadi Pembina Apel Satpol PP (November 2012)
Bravo untuk pak jokowi… laksanakan amanah masyarakat ciptakan kedamaian dan berjiwa tegas… ramah bukan berarti loyo… dan tegas bukan berarti kasar… semoga bisa terwujud jakarta yang damai… dan terarah.. serta masyarakat yang peduli… jujur bersih dan tertib….
sayang polisi bukan dibawah kendali Gubernur?!mungkin lebih cepat reformasinya dalam bebenah menjadikan ibukota lebih aman dan bebas dari preman….perbanyak CCTV di perempatan jalan, sebagai intel polisi…
Bp jokohok,,Ri1 Ri2 di 2019,,kami di branda depan nkri menunggumu pak,,,
kami di parbatasan butuh pengayom pemimpin sepertimu pak,,agar kami punya jalan layak,,punya listrik,,punya sinyal komunikasi di kampung2,,,
sehat selalu pak,,,kami menunggumu.!!!!!!!!
#1. Sejak awal jika ada pelangaran sedini mungkin dijaga/dilarang/dicegah sehingga tidak terjadi penlangaran sehingga berlarut larut (tegas).
#2. Jika sudah terlanjur, informasikan dan beri peringatan sehingga tidak perlu terjadi pengusuran paksa secara mendadak. Pengusuran paksa dadakan membawa kerugian besar bagi pelanggar sehingga pasti terjadi keributan.
ayo dukung DWITUNGGAL JOKOWI-BASUKI for president and vice president
mantap pak..!! saya dukung program anda pakde
Bapak Ahok yth,
mohon mafia anggaran seperti M Nazaruddin pembawa bencana (GLEGARRR) dihilangkan dari area Pemda DKI. Karena orang seperti Nazaruddin (arab) akan membawa2 nama orang terdekat/pejabat bila perbuatannya terungkap (nyanyi). Zaman Soeharto si Nazar SIALAN DANGKALAN ini pasti sudah “end”
Terima kasih atas perhatiannya pak ahok Sie sie
Ah.. kenapa gak sejak dulu, muncul pemimpin seperti Bapak berdua,, gak bakalan sengsara rakyatnya dari dulu,
Bravo Joko Wi-Ahok!! 😀
Jokowi dan Ahok muncul di saat yang sangat tepat… saat rakyat sudah muak dgn keadaan di Jakarta yang tidak kunjung membaik… Mereka adalah siraman air sejuk di tengah panasnya kemarau…
Jika mereka muncul lebih dulu mungkin ceritanya akan lain…
Ini sudah menjadi jalan dari yang di atas…
Sekarang tinggal kita dukung penuh duet ini untuk terus bisa membangun Jakarta yang nantinya dipersiapkan untuk membangun Indonesia sebagai RI 1 dan RI 2
Bravo Jokowi Ahok…
Salam mas Didik…
pak ahok , gimana kabarnya kepala dinas pu yang baru, kondisi jalanan yang jelek dan berlubang bagaimana?apakah akan dikenakan tenggat waktu perbaikan, masih banyak jalananan yang berlubang dan tidak rata, misalnya di jalan latumenten,grogol.
mohon petugas satpol pp bisa menertibkan anak-anak punk di lampu merah jalan bandengan dari arah latumenten,kehadiran mereka sungguh sangat mengganggu dengan meminta-minta enderung memaksa kepada pengemudi kendaraan,khususnya supir truk,terimakasih
pak gub dan pak wagub,tolong satpol ppnya didwifungsikan agar kemacetan dijakarta bisa cepat terleraikan,dan tidak banyak menimbulkan kemacetan,karena kurang banyaknya polisi lalinnya untuk melerai kemacetan
Warga kalo diperlakukan kasar bukannya takut apalagi tobat, malah satpol-nya makin dikerjain. Jd cara persuasif yg disarankan P’ Jokowi memang bagus bgt
Waaah…
Jangan terkecoh oleh penampilan lembut perempuan paak..
Karena klo perempuan sudah sakit hati bisa melakukan apa az yang judulnya ga pake logika…
Perempuan bisa lebih garang dari lelaki..
Banyak lelaki yang hancur karena perempuan pak..
Itu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri..
Contoh : Baru2 ini ada suami yang alat vitalnya dipotong oleh istrinya sampai tinggal 2 cm karena sang suami selingkuh…
Jadi jangan dikira perempua tidak bisa melakukan hal2 yang anarkis pak…
Salam Jakarta Baru…
Suka miris dan kasihan kl melihat pedagang2 kecil di sisi jalan yg terkena gusur Satpol PP… Mereka menangis, berteriak, tapi petugas tidak tergugah sama sekali bahkan menggunakan kekerasan pada mereka (ngikut pemimpinnya yg dulu sich, kasar dan arogan)… Semoga di bawah pimpinan Pak Jokowi yang santun dan tenang, citra Satpol PP menjadi baik, menjadi pengayom masyarakat bukan lagi menjadi musuh rakyat. Dan semoga apa yg sudah dicanangkan sekarang tidak berubah lagi saat gubernur nya nanti diganti (karena Jokowi Ahok akan menjadi Presiden dan Wapres RI)….
Buat pak Jokowi + A Hok. Saat ini memang banyak hal yg perlu mendapat perhatian, sekedar masukkan, masih ada orang yg minta2 di lampu merah. Sy terkadang kasihan melihat mereka tetapi sy berpikir apabila saya memberi uang pada mereka maka wajah Jakarta tidak akan pernah menjadi kota yang benar2 indah seperti di negara2 tetangga. Mohon orang2 ini dibantu kalau mereka memang benar2 tidak bisa bekerja, tetapi apabila hanya kamuflase maka mereka2 ini harus dibina n diarahkan.
Kebanyakan mereka juga orang2 tua, cacat n anak2. Ini adalah tantangan kita semua untuk mengentaskan kemiskinan tetapi sebagian orang maka memanfaatkan hati nurani rakyat Jakarta dengan berpakaian kumuh atau memakai perban dsb. n meminta2. Mohon ditangani dengan bijak.