Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui masih banyak kekurangan dalam pelaksanaan praktik Kartu Jakarta Sehat (KJS). Ia juga mengakui bahwa sistem hukum KJS masih lemah, sehingga banyak oknum yang menyelewengkan penggunaan KJS.
“Oknum-oknum nakal itu yang membuat permintaan KJS membeludak, itu yang membuat kita kecolongan,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (27/2/2013).
Basuki mengatakan, ia sering menemukan kasus-kasus penyalahgunaan KJS, misalnya menggunakan KJS tidak melalui rujukan puskesmas dan langsung masuk ke rumah sakit, penyalahgunaan ruang IGD meski tidak dalam keadaan sekarat, dan sebagainya.
“Ya mau enggak mau kalau sudah di IGD harus diterima. Tapi kondisinya kan tidak sesakit itu. Kalau seperti itu ya, tunjukkan KJS pun disuruh bayar. Nah, itu yang kecolongan-kecolongan. Ada oknum-oknum yang memanfaatkan celahnya di IGD,” kata Basuki.
Menurut Basuki, ia juga pernah menemukan kasus di mana pasien KJS langsung meminta untuk dirawat di ruang kelas I. Padahal, semestinya KJS hanya disediakan bagi warga yang mau dirawat di ruang kelas III. Apabila ia menemukan kasus itu lagi, maka pasien itu wajib membayar pengobatan ruang kelas I tersebut.
“Itu ada 5-10 persen orang main seperti itu. Kalau seperti itu, suruh dia bayar kan. Ya enggak mau tahu karena berarti sudah belagu dong dia,” tegasnya.
Oleh karena itu, menurut Basuki, selain akan menggunakan sistem online di dalam rumah Sakit, pemerintah Provinsi DKI juga akan melakukan audit sistem. Setiap dua bulan, Pemprov DKI akan melakukan evaluasi pelayanan kesehatan.
“Nanti kita setiap dua bulan kan mengaudit semua itu. Kalau sekarang maklum lah karena belum ada sistem yang pasti. Ini orang-orang nakal saja, kalau rakyat kecil dia tidak akan senakal itu. Ini orang-orang yang sudah mampu, tapi dia memanfaatkan celah,” ujar dia. [Kompas.com]
Makanya harus ada tindakan shock theraphy dong pak wagub, minimal di penjarakan
kalau gak gitu gak jera2 pelakunya….
Makanya Koh Ahok pasang CCTV di Rumah Sakit biar pengguna KJS gak besar kepala. Miris saya melihat pegawai rumah sakit yang diancam-ancam ama pengguna KJS akan lapor ke Jokowi padahal untuk hal yang remeh seperti terlambat ngambil plastik di Apotek atau ngeluh mulu karena tanda tangan macem-maem untuk pasien rawat inap.
Harusnya mereka cukup sampai Puskesmas saja. Untuk yang sekarat baru boleh ke Rumah Sakit. RS juga diberi kewenangan untuk menolak pasien KJS yang gak parah.
Masak keseleo dikit aja maksa dirujuk ke rumah sakit dan minta dirongtgen segala padahal pake puskesmas salep aja cukup.
Belum lagi saya mendengar cerita ABG dan Ibu-ibu yang turun dari sedan mewah pake KJS untuk mengobati kulit wajah yang jerawatan.
Pesan untuk pak De Jokowi tolong agar melindungi bawahannya. Salah satunya dengan bukti rekaman CCTV di Rumah Sakit. Pasien KJS nakal ini merasa pak Jokowi adalah beking langsung sehingga mereka bisa berbuat seenaknya.
Ditambah lagi pak Jokowi suka mengancam copot jabatan untuk pejabat RS yang nakal.
ya itulah gan.. kasian yang di rumah sakit itu udah pegawai terbatas dokter terbatas semua terbatas belum di maki2 sama warga KJS yang terkadang belagu… dan kadang2 yang mampu awas lu ya gua deket sama ahok deket sama jokowi gua kenal mereka gua laporin lu semua “terutama ya para anggota partai pdi sama gerinda..” untuk pak jokowi dan pak ahok bapak udah sangat bagus… untuk warga tapi untuk melindungi para petugasnya itu loh… kadang saya kasian liat mereka yang di rumah sakit…. padahal cuma sakit panu doang minta di rawat di IGD…. jangan salah pak… rakyat keci pun bahkan orang gak mampu pun dengan memanfaatkan KJS terkadang ada yang lebih belagu ada yang lebih galak…. bahkan ga sedikit yang menjadi calo GAKIN pada waktu dulu
Jakarta memang banyak Orang Miskin dan Orang Bodoh, namun orang MISKIN NURANI atau ORANG YG TDK MAU TAU ATURAN justru jauh lebih banyak. Nggak heran kalau ada orang bermobil berobat dengan fasilitas KJS, atau orang nyelonong berobat ke RSUP/RSUD tanpa membawa surat rujukan dari Puskesmas dan marah2 atau ngomel2 ketika dijelaskan peraturan yang ada.
capek deh, CCTV yg buat Kelurahan dan Kecamatan aja belum…coba pak Walikota bergerak dong…jangan kleyat kleyet begini…masak urusan sepele aja mesti Gubernur dan Wagub yg harus kerjain…
Harus ada tindakan utk oknum nakal, supaya negara ini jd baik.
duh parahnya orang2 ini uda susah di bantuin malah ngelonjak…
di kasih hati malah minta jantung, uda putus semua itu urat malu nya makanya minta masuk IGD harusnya di setiap pintu rumah sakit ada mesin detektor urat malu dulu duh….
semoga para profesor dan dokter2 ahli urat bisa menciptakan alat pendeteksi urat malu biar orang yang nyusahin langsung di TINDAK
buat pegawai2 RS, partisipasi bantu gub dan wagub juga, kalo ada yg maksa KJS atau belagu, videokan diam2 pakai hp. Sekrg kan hampir semua hp bisa rekam video.
jadi gak buang waktu adu argumen, cukup perlihatkan video, bahwa sdh dilayani dgn layak.
pa ahok, tolong disediain perawat triage di IGD buat mengatur prioritas pasien berdasar keseriusan sakitnya. pasien yg parah jd ketanganin, dan yg cuman batuk pilek boleh ke IGD cuman mesti rela nunggu lama banget, sampe yg lebih parah abis, jd bisa berhari2 mungkin. dgn begini orang2 yg gak serius kasusnya jd lebih pake puskesmas.
Pak Ahok… sistem perusahaan asuransi jiwa yg meng-cover asuransi kesehatan bila dirawat inap atau butuh tindakan medis karna mengalami kecelakaan dengan menggunakan sistem kartu, itu sudah sangat baik loh. jadi, stiap anggota bila darurat tentu sgera ditolong. tapi untuk rawat inap-nya, harus diverifikasi dulu oleh rumah sakit ke pihak asuransi shingga jelas, mana yg dibayar asuransi dan mana yg musti ditanggung pasien.
–
Harusnya skala berapa yang ditanggung pasien itu tergantung dg berapa banyak jumlah pajak yang disetorkan warga tsb ke pemerintah. jadi, tidak ada istilah gratis samasekali. walau porsi tagihan yg dibebankan ke warga jauh lebih kecil daripada yang dibebankan ke pemerintah, tapi ini cukup untuk mengerem pasien2 manja. kalau tidak punya uang, maka warga disuruh ngutang ke pemprov DKI dan dibayarkan via pajak. toch, pemprov membiayai KJS juga dari uang pajak bukan ? tidak beda. hanya cara yang saya ajukan ini dapat membuat warga tidak manja dan nuntut melebihi yang semestinya.
–
Bagusnya, nomor wajib pajak dari stiap warga jakarta wajib dipakai sbg acuan slain KTP DKI yang sah utk mengetahui apakah seseorang tsb layak untuk peroleh fasilitas KJS tsb. penduduk non-DKI yang palsukan data wajib dipidanakan serius krna menghalalkan segala cara untuk keuntungan diri pribadi. ini masuk dalam kategori kejahatan KORUPSI UANG NEGARA. Jeblosin ke penjara saja pak orang2 spt itu 🙂
slmt malam pak basuki. pak knp sekarang susah sekali di sms. saya mau melaporkan sekolah sdn gunung 02 pt kebayoran baru. sekolah tersebut membohongi orang tua murid yang seharusnya dapat kjp tapi dibilang tdk dpt kjp. padahal anak tersebut namanya ada didalam website disdik jakarta. mohon segera ditindak lanjutin pak. berikut no hp saya jika bapak bersedia saya jelaskan 081285860512 atas nama elisabet lusiana.
Bro admin Sak, tlg sampaikan nih bro! Biar dilibas konspirasi oknum2 yg masih tsk mau berubah!!!
Perlu ditingkatkan controlnya dan dimonitor berkala penggunaannya di lapangan agar tidak disalahgunakan oleh pemegang kartu kjs yang tidak bertanggungjawab. Karena ada teman sekantor yang checkup rutin langsung ke RSCM seminggu atau dua minggu sekali hanya untuk cek kesehatan saja. Padahal dia sudah bekerja 1 tahun dan tidak mau ikut bpjs perusahaan karena menurutnya perlindungnya lebih baik dan dia tidak perlu dipotong iuran.