Ahok: Bangun Sistem Informasi di RS Cuma Rp 4 juta

1
102

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan hanya butuh dana Rp 4 juta untuk membangun sistem informasi di Rumah Sakit (RS) dan puskesmas.

“Masing-masing beli komputer saja Rp4 juta. April kita harapkan dapat dipasang,” ujar Ahok, di Balai Kota DKI, Jakarta, Jumat (22/3/2013).

Ditambahkan dia, Pemprov DKI sedang menyiapkan pembentukan Komite Kesehatan Daerah bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta.

“Komite kesehatan sudah mulai jalan sebelumnya, tapi kita belum launching. RSCM sama FKUI, dinkes, dokter-dokter yang bantu puskesmas sudah jalan juga,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ahok memastikan, sistem informasi lewat on line sudah berjalan sejak dulu, sehingga sistem informasi yang baru bersifat tambahan untuk program KJS dan dokter keluarga baik di RS maupun puskesmas.

“Sudah ada jaringan on line semua rumah sakit dari dulu,” imbuhnya.

Seperti diberitakan, Pemprov DKI akan meningkatkan sistem informasi cepat bagi pelayanan kesehatan warga Jakarta. Dengan pelayanan sistem informasi tersebut, nantinya warga Jakarta tidak perlu repot datang ke rumah sakit, sekedar untuk ngeprint dan verifikasi data.

“Ketika kita next, eh tanggalnya lupa apa gitu lho. Ini sebenarnya ngasih tahu, sehingga tidak ada lagi orang ngeprint, bahkan nagih sampai ke sana, verifikasi salah, terus balik lagi. Itu yang membuat berbulan-bulan,” jelasnya.[Sindonews]

1 COMMENT

  1. salam.

    119? dapat terealisasi atau hanya jadi impian seperti tahun 2009?

    mungkin banyak yang belum tahu, tahun 2009 sistem yang mirip pernah dibuat di dinkes dki, menurut kawan saya yang menjadi teknisinya, nilainya sekian m. itu masa lalu. buktinya, servernya teronggok di salah satu ruangan gedung dinkes.

    kita bicara jakarta baru. dengan 119 baru.
    saya optimis. maka dari itu saya komentar disini.

    bukan kapabilitas saya bicara yang besar-besar, saya akan bicara yang kecil saja.

    akses

    telkomsel, telkom. okelah, bahkan dari papua jika dial 119 pasti connect ke 119 SPGDT DKI. efeknya? 10000 call, 4500 terangkat, 5500 terabaikan. sebagiannya adalah warga dki yang membutuhkan. kan kasian, butuh tapi tak terlayani.

    indosat? xl? axis? 3? bakrie? smart? masyarakat dki pengguna operator diatas belum bisa menikmati tollfree 119. kami tunggu pak 🙂

    PERUNTUKAN

    SPGDT 119. mungkin ibu dien emawati menjelaskan spgdt. Pak Ahok pun sempat menyinggung nantinya DPK akan konek juga di 119. saya inget banget waktu mantan Ka DPK saat memberikan sambutan di Jakarta Public Safety 2012 kurang lebih menyatakan bahwa domain bencana ada di DPK. pasti dia superman 🙂

    SPGDT bukan hanya mencari ruang kosong di rs. sayang sekali jika dipersempit seperti itu. kecelakaan lalin, serangan jantung di kantor/rumah/jalan (ricky jo, dan masih banyak lainnya), kebakaran, kerusuhan, dll. itu domain spgdt (security-health-fire).

    sayang, 3 elemen tadi sama angkuhnya. mungkin jika dinilai, yang paling berharap spgdt jalan adalah pihak security (polisi).

    kondisi saat ini

    DPK = powerfull, sdm banyak. unit banyak.
    Polisi = powerfull
    health = RS banyak, koordinasi payah.
    pre hospital = payah

    saat rapat dengan jajaran kesehatan Pak Ahok memberi chalenge ke BLU AGD. bisa nggak 1 unit di tiap kecamatan? sayangnya jawaban dari bos AGD masih belum berani, karena sdm kurang.

    begini pak, bed kosong di rs memang masalah rumit. tapi yang jauh lebih rumit adalah pasien yang belum sampai ke rs dan butuh pertolongan.

    jujur, jumlah kecelakaan yang memakan korban luka maupun jiwa saya tidak tau, tapi pasti ratusan kali perbulan terjadi di DKI. itu butuh pertolongan medis. saya yakin, pasti usia produktif semua.

    kejadian gawat darurat lain? pasti banyak.

    permohonan saya pak:

    – tolong segerakan perluasan cakupan spgdt pak.

    – tolong segera perkuat blu agd, mungkin dinkes melapor sudah ada 30an unit ambulans gawat darurat, kenyataannya? dibawah itu. 2005, pencetus SPGDT mengatakan, 200 unit Ambulans Gawat Darurat baru cukup untuk DKI

    – rukunkan dinas terkait, jangan biarkan mereka angkuh dengan ego korps dan pribadinya.

    – sadarkan masyarakat, ada yang memperhatikan mereka jika mengalami kondisi gawat. 1 poster tiap rt murah dan mudah.

    terima kasih jika tanggapan saya dipeerhatikan.

    salam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here