BTP: Silakan Bangun Restoran di Tengah Waduk Pluit

4
194

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mempersilakan membangun bangunan komersil seperti restoran atau cafe di tengah Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Hal ini dilakukan sebagai tempat pariwisata agar wisatawan dapat mengunjungi Waduk Pluit.

“Kalau dia (pengusaha) mau buat restoran di tengah waduk sih boleh saja. Untuk sekadar taman bermain, rekreasi. Hutan lindung saja bisa dipakai kok,” kata pria yang akrab disapa Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2013).

Ahok menjelaskan konsep pembuatan tempat pariwisata di tengah Waduk Pluit seperti taman burung yang berada di Kuta, Bali. Pasalnya, dengan mendirikan taman wisata dapat memberikan penghasilan bagi masyarakat.

“Kayak taman burung itu kan, dulu taman unggas. Tiba-tiba ada yang jaga unggas, itu persoalan juga. Dulu Kuta bangun taman unggas bagus-baguskan. Nanti yang jaga unggas bikin rumah buat nungguin. Lama2dia buat toko, itu awalnya,” kata Ahok.

Kemudian, mantan Bupati Belitung Timur itu menegaskan bahwa dipinggiran Waduk Pluit hanya boleh dibangun fasilitas umum. Sedangkan untuk kawasan komersil seperti cafe atau restoran tidak diperbolehkan.

“Dipinggiran Waduk Pluit, ga boleh dibuat cafe. Jadi bangunan yang boleh toilet, sebatas fasilitas umumlah. (Bangunan komersil) Dulu awalnya itu, permintaan, kadang organisasi minta, ini minta itu, akhirnya begitu, menguasai,” katanya.[Tribunnews]

Terkait: Basuki: Tak Mau Pindah dan Minta Lahan, Berarti Mafia!

4 COMMENTS

  1. Udah bisa di bayangkan keindahan waduk pluit di siang & malam hari saat lokasix udah brsih dri pmukiman kumuh disisi timur, barat&jga Fasum, serta hijauanx terwujut… pinjam kata2 pak JK, “lebih cpat lbih baik”
    Komhas Ham & Dprd..tunggu dulu “wani piro?”
    Krikil u/ Bpk Bangsa Indonesia Modern,,,, Bpk JokoHok

  2. Kenapa tidak? Asal dengan syarat yang ketat untuk menghindari pengotoran dan pendangkalan waduk tersebut. Contohnya ialah dengan mengikjinkan restoran rtersebut dibangun di atas patok-patok, seperti rumah suku laut. Tentu dengan sewa yang mahal dan pengawasan yang ketat, agar sampah tidak dibuang ke waduk. Uangnya, untuk kepentingan masyarakat. Aksesnya? Dengan penyewaan perahu-perahu. Berarti penghasilan juga untuk rakyat kecil.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here