Kisah Sepatu Pak Ahok

Ahok.Org – Ketika Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) berkunjung ke Monumen Nasional (Monas), Rabu (22/5) lalu sempat terjadi kejadian lucu karena disaat ingin turun usai melihat puncak Monas yang terdapat lidah api berlapiskan emas, Pak Ahok mengetahui sol sepatunya sobek.

Berikut komentar Pak Ahok ketika mengetahui sol sepatunya sobek:

menit 13.32…… (video terkait bisa dilihat disini)

(A) eeiii sepatuku sobek …….musti ganti

(X) atau tinggal disini saja Pak….kenang-kenangan

(A)kalau mau…. ambil di kantor

Note : (A) Pak Ahok, (X) orang yang minta sepatu Pak Ahok ditinggal di Monas.

Cukilan percakapan diatas adalah spontannitas Pak Ahok saat mengetahui sepatunya robek ketika menuruni tangga setelah melihat lidah api Monas yang berlapis emas seberat 50 kg, dengan tangan sebelah memegang tembok menahan tubuhnya supaya tidak terjatuh, tangan sebelahnya lagi melihat sepatunya yang menghamba untuk di lem biru (dilempar beli yang baru) . Mungkin itu hanya sebuah dialog biasa atau bentuk ungkapan spontanitas. Pada saat pertama melihat video ini yang paling menarik saat adegan sepatu Pak Ahok robek, saya pikir hanya saya yang tergelitik , polosnya Pak Ahok ketika tahu sepatunya robek, seperti ungkapan anak kecil yang barang kesayangannya rusak dan harus langsung diganti, semua kepolosannya itu meluruhkan kesan Pak Ahok yang dikenal garang atau berperan antagonis bagi orang-orang yang terusik kenyamannnya dalam berkorupsi dan berkolusi.

Komen-komen yang ada, beberapa malah jadi rame soal lelang sepatu Pak Ahok yang robek itu, dibuka oleh harga Sri Wahyuni Rp.3 000.000, Teguh santoso Rp.3.000.050, Betterthangood100 Rp.3.050.000

Malah ada yang usul hasil lelang disumbangin buat Monas, macam – macam usulan kadang lahir dari dialog diantara para penikmat youtube pemprov DKI, kalau audio youtube bermasalah langsung ribut soal penggalangan dana untuk menyumbang pembelian alat canggih, supaya penikmat youtube tentram nontonnya.

Lelang sepatu itu menjadi bagian bahwa kita semua menyayangi pemimpinnya, kita semua respect, bahkan untuk barang pribadinya sekalipun. Tanpa sadar media Youtube Pemprov DKI menyatukan hati para penggemarnya, dan membukakan hati bahwa masih ada pemimpin yang patut dicontoh perilakunya, diteladani ilmunya, diamini setiap harapannya.

Kalau kita hanya mengenal Pak Ahok dari sisi kegarangannya apalagi kalau hanya membaca sekilas di media cetak, media online atau hanya potongan berita di TV, semuanya menggiring otak kita pada Pak Ahok yang

• Emosional
• Sumbu pendek
• Gampang melotot
• Mudah terpancing

Serta kesan negatif lainnya. Apalagi setiap potongan pernyataan itu menjadi santapan empuk para awak media, menjadikan bahan peledak dan adu domba dengan berbagai pihak. Kalau buat saya pribadi yang setia mengikuti youtube pemprov DKI sosok Pak Ahok adalah sosok yang humoris, penuh dengan canda intelektual bukan slapstik, tingkat komedinya melebihi Pak Jokowi karena kalau Pak Jokowi kan, dengan melihat mukanya kita bisa tertawa kalau Pak Ahok punya sisi lain yang membuat kita tidak melihat candaan dari sisi fisik tapi dari segi intelektual. Beberapa tayangan youtube pemprov DKI yang isinya Pak Ahok, terus Pak Ahok mengeluarkan ilmu stand up comedinya, saya bisa terpingkal-pingkal sampai mengeluarkan air mata. Terima kasih Pak Ahok memberikan tontonan komedi yang berkualitas dan berisi ilmu. Seperti pada saat Pak Ahok menceritakan kita semua hormat sama kucing, kalau kucing lewat pada saat kita sedang mengemudi, otomatis kita mengerem mobil dan membiarkan kucing lewat, dan Pak Ahok memperagakan jalannya kucing yang santai dengan pantat megal megol hahaha lucu banget soalnya, dan masih banyak yang lainnya.

Pak Ahok kami harap bapak tetap semangat, walaupun beberapa kali bapak melontarkan pernyataan ingin mundur karena susahnya mengatur rakyat DKI dan beberapa orang menyerang bapak dengan SARA, kami tetap mendoakan Pak Ahok dan Pak Jokowi supaya selalu istiqomah, sehat,tidak putus asa dengan jargon ‘Orang Jujur Jangan Sampai Tersingkir”.[*]

* Artikel dari: Nuke Patrianagara – kompasiana.com/nwahyuniawati