Ahok.Org – Basuki Tjahaja Purnama merasa lebih bisa menolong rakyat kecil jika dia menjadi pejabat ketimbang hanya menjadi pengusaha kaya. Hal ini yang membuatnya banting setir dari pengusaha menjadi politisi kemudian pejabat.
Menurut Basuki, bermodalkan modal 1 juta dollar AS, dia membangun pabrik di kampung halamannya di Belitung Timur pada tahun 1999. Namun, karena dipersulit oleh pejabat setempat, Basuki banting setir menjadi anggota DPRD.
Menurut Basuki, pejabat setempat mempersulit pabriknya dengan alasan ISO. Namun, meski melawan, Basuki tetap harus menutup pabriknya tersebut pada tahun 2001.
“Tahun 2003 saya diajak Dr Sjahrir masuk PIB. Pas lagi kesal, pabrik tutup, pejabat nantang saja. Jadi pejabat luh kalau mau macam-macam,” kata Basuki saat menjadi narasumber talkshow Membangun Future Leader Indonesia Melalui Pendidikan di Ruang Balai Agung Betawi Hotel Santika Premiere Jakarta, Jakarta Barat, Kamis (30/5/2013)
Basuki kemudian ditawarkan menjadi caleg untuk DPR RI oleh PIB. Namun, tawaran itu ditolaknya karena butuh dana besar. Dia pun memilih untuk menjadi caleg DPRD tingkat II.
Menurut Basuki, ada alasannya mengapa dia memilih DPRD tingkat II. “Ada teori politik dari Abraham Lincoln bahwa untuk menguji karakter sejati orang, kasih dia kekuasaan. Saya butuh panggung politik untuk mempertontonkan karakter saya. Panggung politik yang paling mudah dan murah diraih DPRD tingkat II, Jakarta enggak punya. Dengan suara sedikit saja, sisa-sisa bisa jadi,” tutur pria yang akrab disapa Ahok itu.
“Saya mulai mengampanyekan teknik minta uang, saya tolak. Marah orang-orang. Akhirnya yang milih saya hanya 92 orang. Tapi, karena ketua partai, suara sisa-sisa, terpilihlah saya di DPRD,” ujarnya.
Namun, menurut Basuki, sebenarnya dia bercita-cita, jika partainya menang, ia mau menunjuk seorang camat yang dikenalnya untuk menjadi bupati. “Supaya warga-warga yang tidak mampu sekolah dan berobat, jangan minta duit sama saya karena saya tidak bisa menolong mereka. Tidak menolong mereka, nurani tidak enak. Kalau nolong, emang istri saya tahan banting kaya ibu saya. Bisa-bisa ditinggal istri,” kata Basuki sambil tertawa.
“Akhirnya partai saya kalah. Camat ini datang ke rumah saya pagi-pagi. Hok, abang minta kamu tidak mundur, walau sendiri, lawan di dalam DPRD sana,” ucap Basuki menuturkan.
“Saya bilang, mau lawan apa? Ya udah, jadi orang gendeng di dalam sama. Saya bilang DPRD itu Dewan Perampok Rakyat Daerah. Saya lapor ke rakyat, sempat mau digebukin. Saya bilang satu lawan satu, takut juga dia,” ujarnya.
Baru 7 bulan menjadi anggota DPRD tingkat II, pemilih Basuki memintanya untuk maju menjadi Bupati Belitung Timur. Namun, karena yang memilih juga DPRD, akhirnya dia menunggu hinggal lima tahun. Namun, pada 2005, pemerintah mengubah aturan dengan pemilihan langsung.
“Menjadi calon bupati tidak ambil jadwal kampanye karena tidak ada uang. Tidak ada baju dan kaus. Saya turunan China, ini 93 persen Muslim,” kata Basuki.
Syukurnya, dia bisa memang dengan memperoleh 37,13 persen suara, mengalahkan empat pasangan calon bupati lainnya. Kala menjadi bupati, Basuki memanfaatkan kemampuannya untuk membantu orang miskin dan tidak mampu.
“Belitung Timur menjadi kabupaten pertama yang kerja sama dengan PT Askes. Seluruh penduduk saya jamin, asal mau masuk ke puskesmas dan masuk rumah sakit kelas 3 karena orang kaya enggak mau masuk kelas 3,” ujar Basuki.
“Kalau ada yang punya toko kelontong mau masuk ke puskesmas, menurut saya, berarti dia butuh dukungan modal, hahaha…,” ujar Basuki disambut tepuk tangan peserta talkshow.
Hingga saat ini, Basuki tetap pada cita-citanya menolong orang tidak mampu dengan jabatannya. Menurutnya, dengan menjadi pejabat, malah banyak orang miskin yang ditolongnya ketimbang dia hanya menjadi orang kaya.[Kompas.com]
Coba Anda dilahirkan di rahim ibu orang jawa dan beragama muslim. pasti jadi saingan jokowi di pilpres… tapi mustahil…….
ya ga usah SARA jg donk…orang minoritas juga punya hak untuk maju..pak Ahok ga perlu jadi orang Jawa…ga perlu jadi orang Muslim..jadi apa adanya saja..itulah membuktikan bahwa Kebhinekaan tidak akan pernah luntur karena berbeda keyakinan dan suku untuk pimpin negri ini…Maju Terus Mr. Ahok..GBU
Selama ini memang spt itu ya, makanya negara ini mau hancur! Mind set atau pola pikir spt itu terbukti tdk membawa kemakmuran jg bagi rakyat Indonesia. Tolonglah bung Edwin, suarakan perubahan!
Bukalah mata hati kita semua!
Setuju, Mr.Wirss. Buka mata, buka hati. untuk memilih DPR dan Pres yang membawa keadilan dan kemakmuran di tahun 2014
Maaf, himbauan saya, baiknya dalam hidup kita tdk perlu mengandai-andai, misalnya dilahikan sbg org jawa atau apalah. Skrg sdh terbukti bahwa SUKU+AGAMA seorang pemimpin bukan JAMINAN. Kedepannya manusia sdh tdk terlalu perduli, apakah pemimpinnya org jawa, blasteran atau apalah, yg penting benar-benar org tsb MENGABDI/ berguna bagi sekelilingnya. Kita tdk perlu kuatir/mengkristalisasi Jokowi dan Ahok suatu saat akan bersaing di pilpres. Yg penting kita bersama bantu perealisasian program2 JB.
Mas, Indonesia itu Bhineka Tunggal Ika. Itulah pegangang negara ini. So, tiap warga negara Indonesia berhak dan wajib untuk memimpin bangsa dan negara ini dari manapun mereka berasal asal loyalitas,jujur,dan mw berjuang untuk bangsa dan negara. Saya yang asli Purworejo, Jawa Tengah aja mendukung Beliau koq. Jika kita tidak berpegangan pada Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, Indonesia akan hancur berkeping-keping.
Terima kasih untuk kesamaan berpikir, tapi sekarang realitanya. Kita tidak dapat bersatu untuk parpol2 yang korup. Reformasi sudah gagal, saya masih percaya ada sekelompok kecil orang seperti anda yang memegang Pancasila… dan Indonesia tidak akan hancur berkeping-keping… Pancasila kita Sakti…
Tuhan itu Maha adil, masih mau memakai kaum minoritas untuk menunjukan bahwa tiada yang mustahil bagi mereka untuk menunjukan kemampuan terbaiknya. Asal hati kita benar-benar tulus untuk menolong sesama. Trims!
jika dilahirkan rahim ibu keturunan chinese dan beragama kristen, mustahil ya?
tuk para koment. tolong jangan bawa SARA. DI SINI BUKAN TEMPATNYA
betttuull…
Pak Edy kita tidak sedang bicara SARA, tapi realita. Ada perbedaan tapi kita disatukan oleh Pancasila… tidak sudah disembunyikan perbedaan itu, tapi perlu diakomodir seperti kata mas Agus Saputro… untuk Indonesia Baru
saya jg penggemarnya pak ahok sy dari kampung ngawi pak…
KJS sebetulnya modelnya kaya di Beltim lebih adil, untuk seluruh warga Jakarta Baru….asal mau masuk ke puskesmas dan masuk rumah sakit kelas 3 karena orang kaya enggak mau masuk kelas 3, jangan memisahkan orang kaya dan miskin….mereka sama-sama warga, dengan begini yg akan membantu yg miskin dengan taat pajak, karena merasa duit pajak dipakai untuk yg sebenarnya bukannya di korupsi…..
apa yang di katakan edwinyen bandung itu realita yang terjadi di Indonesia.
Kita tidak dapat menutup mata akan hal itu.
.
Makanya sekarang banyak korupsi dan krisis kepercayaan dan negara mau ambruk !!!
Karena cuman satu pejabat yang dilahirkan di rahim ibu orang keturunan dan beragama Kristen.
.
.
Salam Indonesia baru !!!
Hallo kawan2 disini, dimanapun di dunia ini secara matematika minoritas ya jelas peluangnya lebih kecil dari mayoritas, nggak usah diperdebatkan dengan embel embel agama dan ras, iya toh coba hitung probabilitasnya, kecil kan. Jadi minoritas bisa dianggap “under dog”, bisa juara bisa tidak dalam persepakbolaan, ingat nggak Denmark jadi juara Eropa, kan mustahil, masih ada belanda, jerman heehehe.
Oh ya saya bukan keturunan jawa lho! tapi berpikir postip aja jangan pake perasaan yang lebay deh! (sorry).
Oke maju terus JOKOHOK. GBU
Alasan ISO? Yang seri mana yah? 9000, 14000, 18001 atau justru ini versi ISO – iki sing ora-ora. 1000 dapet 3.(ha3x…gedubrak)
Eh, yang statement “social justice than social charity” kok nggak dimunculin….
ada sebagian dari kita bisa mustahil dan tidak mungkin. bagi saya pribadi, TUHAN yg bisa mengatur dan mengubah sesuatu yang mustahil menjadi kenyataan.
Jokowi seperti sudirman kecil dan Basuki seprti Soekarno kecil.
Mungkinakah keduanya disandingkan untuk RI 1 dan RI 2.
Mohon pencerahannya, trm ksh
Kalau orang dayak sanggup memimpin juga gak apa2 toh…Indonesia iNi buka miliki Jakarta atau Jawa z……Kalah mau demikian lebih baik pisah pulau z…..Bhinneka Tunggal Ika dong…..kita yg lebih jauh z gk cemburu masih merasa memiliki……
apa arti suku/ras dan agama kalo kita lahirnya di nusantara? hanya orang yang picik yang mempersoalkan dan ketakutan ingat Indonesia hanya ada satu