Ahok.Org – Rapat pembahasan penyesuaian tarif angkutan umum yang sedianya digelar sore ini akhirnya batal terlaksana. Sebab, Organisasi Angkutan Daerah (Organda) DKI Jakarta masih akan melakukan pleno terlebih dahulu.
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo menuturkan, Organda DKI baru akan melakukan rapat pleno pada Selasa (25/6). Alhasil, dirinya belum dapat menyebutkan besaran penyesuaian tarif yang akan ditetapkan. “Organda mau pleno dulu. Sekarang belum bisa memberikan rincian secara resmi sebelum pleno mereka selesai,” ujar Jokowi, di Balaikota DKI Jakarta, Senin (24/6).
Dikatakan Jokowi, Dishub DKI Jakarta dan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) telah melakukan survei pasar terhadap komponen yang berkaitan, seperti kenaikan bahan bakar minyak (BBM), spare part, gaji sopir, dan gaji kondektur. “Dishub dan DTKJ sudah, tapi saya sampaikan setelah final semuanya,” katanya.
Pihaknya, kata Jokowi, ingin berada di tengah-tengah antara masyarakat dan pengusaha. Sehingga diharapkan ketetapan yang dihasilkan tidak akan membebani masyarakat sebagai pengguna angkutan umum, dan pengusaha sebagai penyedia jasa. “Kita ingin berada di tengah agar masyarakat tidak terbebani tapi disisi lain pengusahanya juga tidak keberatan,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan EE Mangindaan menyatakan, batas atas tarif penyesuaian tarif angkutan umum akibat kenaikan harga BBM maksimal sebesar 15 persen. Padahal Organda DKI Jakarta mengajukan penyesuaian tarif mencapai 30 persen. “Agar tidak berpengaruh pada inflasi, maka jangan menaikkan tarif angkutan umum di atas 15 persen,” katanya.
Sementara itu, Ketua Organda DKI Jakarta, Sudirman mengaku, tetap akan mengajukan penyesuaian tarif sebesar 30 persen. Usulan ini didapat setelah melihat survei pasar terhadap komponen yang mempengaruhi. “Angka ini bisa saja berubah. Karena kami masih terus membahasnya. Bahkan bisa jadi persentasenya dinaikkan lagi,” tandas Sudirman.[Beritajakarta.com]
Ini mah memang taktiknya Organda :
Biarkan BBM naik dulu
Biarkan di lapangan naikkan tarif seenaknya masing-masing
Lalu Organda menetapkan kenaikkan tarif mengikuti harga yang sudah naik di lapangan
pak, saat ini harga spare part kendaraan, khususnya mobil belum naik. tetapi harga oli dari pertamina sudah naik. sementara oli produksi swasta belum ada yang naik.
apabila tarif transportasi naik,khususnya ekspedisi, maka otomatis spare part akan langsung naik.
jadi ada baiknya dilibatkan juga pihak2 pemegang merk spare part seperti dari TOYOTA, MITSUBISHI, DAIHATSU, para importir spare part untuk mempertimbangkan hal ini untuk mengetahui seberapa besar harga spare part ini akan naik. lagian mayoritas kendaraan angkutan umum kan tidak pakai spare part asli. jadi jangan karena gara2 naik BBM, hitungannya jadi terlalu tinggi sehingga menambah beban rakyat pengguna transportasi umum.
apabila ini ongkos transportasi umum naik, otomatis imbasnya ke jualan di pasar2 pasti akan naik juga. karena masyarakat bawa jualannya pasti butuh angkutankan? maka di jualannya akan kena tambahan ongkos pula agar tidak merugi. inilah yang akan berakibat naiknya harga 9 kebutuhan pokok.
itu menurut sy sih. kalo salah, sy minta maaf pak.
satu lagi yang sy bingung, kenapa ya pemerintah menaikkan BBM ketika DKI membahas UMP? ini masalah baru lagi nih. kalo semua harga jadi naik, itu UMP DKI yang baru, bakalan sama saja range profitnya seperti dulu atau malah lebih rendah, meski angkanya keliatan lebih besar dari UMP sebelumnya.
tarif boleh dibahas, Organda+Dishub DKI Jakarta+Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), tapi dengan catatan Metromini, Kopaja, Angkot abal-abal dicabut izinnya dan dilarang beroperasi..
betul sekali,angkutan umum yg sering bikin polusi.