Ahok.Org – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dituding lebih memperhatikan nasib topeng monyet dibandingkan dengan nasib anak-anak jalanan. Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membantah pernyataan yang dilontarkan oleh Sekjen Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) M Ihsan tersebut.
“Oh enggak, anak-anak juga terus ditindaklanjuti kok. Anak-anak lebih penting dong daripada topeng monyet,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Senin (21/10/2013).
Kendati demikian, ia menyadari kalau Jakarta belum sepenuhnya menjadi kota yang layak anak. Selain itu, Basuki juga mengakui kalau Jakarta belum aman bagi para anak. Menurut dia, kunci keamanan kota Jakarta ada di tangan Satpol PP.
Seharusnya, kata dia, personel Satpol PP berada di tiap kelurahan untuk menjaga warga, khususnya anak-anak sehingga potensi tawuran maupun kekerasan terhadap anak-anak dapat diminimalisasi.
“Satpol PP kita itu cuma keliling-keliling, enggak pernah mengamati masyarakat. Padahal Satpol PP itu ada di tiap kelurahan,” ujarnya.
Sebelumnya, rencana Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk membuat Jakarta bebas topeng monyet pada tahun 2014 menuai kritikan dari KPAI. Menurut Ihsan, tak hanya monyet yang jadi sorotan internasional, tetapi juga permasalahan anak-anak jalanan. Selain itu, menurut dia, Jakarta belum memiliki konsep dan aksi nyata terhadap masalah anak jalanan.
“Semoga nasib anak-anak di Jakarta bisa lebih beruntung daripada monyet yang dapat tempat di Ragunan dan pemiliknya dapat bantuan pembinaan,” ujar Ihsan.
Pada Jumat (18/10/2013) lalu, Jokowi mengatakan bahwa Pemprov DKI tengah mendata jumlah pelaku atraksi topeng monyet di Jakarta. Nantinya, monyet-monyet tersebut dibeli dan akan dilepaskan di Taman Margasatwa Ragunan (TMR), sedangkan pawangnya mendapat pembinaan.[Kompas.com]
Lebih gampang mengatur monyet daripada anak sekolahan yang suka tawuran
itu lah terkadang gak ada gunanya komisi, LSM , lembaga apa gitu, taunya kritik aja, kalo tidak disebut namanya lgsg meradang, Kalau waktu minta bantuannya gak heboh, macam dia aja yg mesti di urus di negara yang berantakan ini, emangnya tuh anak jalan dan lainnya bisa kayak monyet lgsg di ambil di taruh di satu tempat gitu ? ntar gantian yg urus ham tereak lagi zzz, komentar itu beri simpati dikitlah , jgn pongah
Kalau monyet kan gak ada Komisi Perlindungan Monyet, jadi pemprovlah yang ngurusin, sementara KPAI apa aja kerjaannya, mendampingi anak-2 aja atau ada rencana nyata buat anak jalanan???
Setuju dengan komentar @tamara, @lovemata dan @matmat.
Komentator di Indonesia memang paling gampang komentar tanpa memberikan solusi yang membumi.
Pendidikan anak2 seharusnya tanggung jawab orang tua. Kalau tidak bisa didik mengapa melahirkannya. Seharusnya bkkbn (keluarga berencana) lebih aktif. Jangan karena program “Orba” jadi dianggap jelek.
Cobalah KPAI membuat program untuk mengingatkan orang tua agar lebih proaktif.
pelakon topeng monyet tuh bukan anak2 lagi..banyak y ang udah bangkontan… lagian coba di cek kebnyakan adalah pendatang.. bukan orang dki…
Saya ngelus dada membaca komentar sekjen KPAI. Kok tidak intelek banget dan cenderung memakai kalimat negatif untuk menyerang pemprov DKI?! Saya merasa kok mereka nggak cocok ngurusi anak-anak, masih jauh levelnya dengan Kak Seto.
Nanti pelan-pelan kan anak-anak jalanan pasti diurusi juga.
ihsan ini tidak mengerti dan tidak mau mengerti semangat jakarta baru..yg penting itu setiap anak2 tersebut memperoleh KESEMPATAN pendidikan (KJP) dan kesehatan (KJS) yg sama.. saya rasa jokowi sudah benar langkah membeli (kompensasi) untuk “penyitaan” monyet2 tsb… win win solution…
Di depan Ex Gedung Walikota Jakbar, Jl.S Parman, terpampang plang pengumuman :
ANDA MEMASUKI DAERAH BEBAS PENYAKIT ANJING GILA (RABIES)
DILARANG MEMBAWA : ANJING, KUCING, DAN KERA KE DAERAH INI DARI DAERAH TERTULAR
(PP.NO.22 TAHUN 1983)
.
Mengurus anak terlantar jauh lebih kompleks daripada mengurus monyet. Karena anak-anak adalah masa depan bangsa yang pembinaannya sangat penting. Sedemikian pentingnya sehingga urusan anak terlantar tertuang dalam UUD 45, sementara urusan monyet tertuang dalam Peraturan Pemerintah Tahun 1983, yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto, dan dilaksanakan oleh Jokowi.
.
Kenapa tidak ada yang berani bilang kalau Presiden Soeharto lebih mementingkan monyet daripada anak terlantar?
Hahahaha…..
Memang betul, monyet bisa dibeli, terus dilepas di ragunan
Sementara anak orang tidak bisa
Mungkin karena KPAI mengurus anak-anak ndak dapat kompensasi sedangkan pemilik monyet dapat kompensasi makanya Ketuanya komentarnya begitu.
Heh…KPAI mendingan dibubarin aja deh klo tugasnya mengkritisi doang daripada pejabatnya cuman keritik doang gak ada gunanya.untuk apa KPAI dibentuk tapi kerjanya gak becus .orang2 yang duduk di KPAI itu cmn orng2bodoh yg bernaung dilembaga sosial…cuman nunggu duit dtng…
Masalah yg sudah ada puluhan tahun lalu, Pejabat2 yang menJabat urusan negara, sudah silih ber ganti.’ ‘Seharusnya, dialog/ (ada komunikasi) blusukan/ bertindak tegas untuk ke rakyatan adil sosial Jauh2 hari,’ (Sebelum, Pak Gub/Wagub sekarang laku kan)
Klo kesibukan pejabat2 daerah, di jaman yang lalu, ‘cm untuk kepentingan se Kelompok Orang2 nya saja?’ Tidak mengurus kepentingan umum ke masyarakyat an, ‘Apa hasil nya yang kelihatan?
Apakah penderitaan masyarakyat begini yg mereka mau?”
“Kapan kerja2 Nyata mereka yg murni/ tulus/ Baik/Bagus/’Betul? ‘Banyak dari pihak masyarakyat menjadi ber tanya2, bingung dgn situasi management ke pengurusan nya??? Apa kah Akan Ada tolak ansur yang Baik?”
Krena, kita2 pernah jadi Anak2 sebelum Dewasa.’ Masalah mereka, (klo tidak di bicara kan)sebener sudah, jadi porsi santapan harian, sarapan pagi,’ yang dengan umum nya para Orang2 Tua tahu, Tanpa, di Perdebat kan’
“kurang’kan penderitaan anak2, dengan berpikir/ me melihara”
Kemana Orang2 tua mereka yg punya Pertanggung an jawab’ untuk masa depan mereka, yang lebih baik?’
‘kebaikan generasi akan datang> ketenteraman jiwa kita sendiri, sebagai orang2-tua pe nanggung-jawab.’
‘Ada kah, Ke Sinambungan’ dalam ‘Me Melihara Lingkungan Hidup anak2 ‘Masa Depan?’
‘Ucapan, Terima Kasih pada Pak Jokowi dan Pak Basuki’ atas jasa2 yang ada nilai pendidikan/ kreatip pada ke Adilan rakyat’
‘Usap lah Air mata kesedihan itu.’ ‘ Ganti lah dengan senyum di setiap Kebahagiaan.’
Anak2 pantas, mengecap nya dari apa yg sewajar nya mereka dapat kan dari orang2 tua nya.’
Rakyat Wajib, berusaha untuk gotong royong/ mem ‘Bantu Pemprov,’ me Wujud kan, ‘Jakarta Baru’ “Ke Adilan an yang juga dari/untuk Rakyat”
“Ke Sadaran Orang2 Tua untuk Memelihara, Selalu Memelihara untuk “Indonesia Jaya Raya” Maju Jaya!!!
Justru membrantas topeng monyet itu sebagai bentuk peduli anak2. Kenapa? karena kalau anak2 nonton monyet dan digigit monyet rabies, apa gak celaka? Disamping itu juga mendidik anak2 agar jangan siksa binatang apa lagi menyuruh monyet cari duit utk manusia. Pola pikir yg terbalik. Manusia cari uang utk rawat binatang (bukan siksa binatang), bukan binatang cari uang utk manusia. Sebenarnya monyet itu sebaiknya disita dan pawangnya tdk boleh dpt uang, karena dia sudah melanggar peraturan dunia yg melarang manusia siksa binatang. Kalau dikasih uang, itu dijadikan pencarian. Disita kasih uang, besok datangkan monyet lagi, sita lagi kasih uang lagi, gak ada habisnya.