Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui saat ini saluran air di Ibukota belum sepenuhnya baik. Hujan dengan intensitas cukup besar pada Selasa 29 Oktober 2013 kemarin saja mengakibatkan banyak genangan.
“Lubang drainase di jalan kalau peninggian aspal, jadi ketutup. Buang sampah juga di situ, nggak pernah dibersihin, yang nyapu jalan juga buangnya ke situ,” kata pria yang kerap disapa Ahok di Balaikota DKI, Jakarta, Rabu (30/10/2013).
Masalah lain yaitu selokan di DKI sebagian besar berisi kabel-kabel karena tidak adanya saluran kabel. Alhasil, mengurangi volume lubang air. Walaupun air masih bisa mengalir turun, tetap tidak maksimal sehingga menimbulkan genangan.
Selain itu, pemakaian tanah di DKI juga cukup tinggi yang mengakibatkan penurunan tanah berpotensi menimbulkan genangan. Lalu, juga banyak dilakukan pengaspalan jalan yang kemungkinan besar menutup lubang ke saluran air.
“Itu juga masalah. Makanya, lurah camat harus lebih rajin patroli, aktif gerakkan satgas. Jadi tahu titik-titik genangan dimana dan cepat diselesaikan. Nanti tiap kali bisa ada peta genangan. Sekarang ada, cuma pasti ada perubahan, ada yang kurang ada yang nambah,” kata Ahok.
Tidak hanya meninggalkan genangan, hujan lebat di ibukota kemarin juga menyebabkan tumbangnya sejumlah pohon besar. Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, solusi dari Pemprov DKI adalah menanam pohon di tengah trotoar kemudian langsung menebang pohon-pohon yang sudah tua.
“Harus diganti memang. Sudah terlalu tua, tapi kalau ditebang ribet kan? Makanya kita mau ubah, di tengah trotoar tanam pohon dulu. Setelah tumbuh baru ditebang yang tua-tua. Di trotoar kan adem. Orang bisa lewat kanan kirinya, justru motor yang enggak bisa lewat,” kata Ahok. [Liputan6.com]
Basuki: Tuntaskan Masalah Banjir Butuh Kerja Sama Semua Pihak
Setahu saya sebetulnya memetakan genangan tugas Dinas PU?
Tapi sebelum bisa ditangani oleh Dinas PU, ada baiknya Lurah-Camat dimintai bantuannya. Hanya saya harap petunjuknya jelas, data apa saja yang diharapkan. Misalnya kapan terjadinya (agar bisa dihubungkan dengan data curah hujan), peta genangan, ketinggian, berapa lama surut, dan jika memungkinan titik2 masuk air ke gorong2/kali (agak teknis mungkin Lurah-Camat agak sulit menentukannya), kerugian yang diakibatkan (lalu lintas melambat/macet, jalan rusak, pelayanan terganggu), dll. agar dapat dibuat peta secara menyeluruh DKI. Kemudian dibuatkan prioritas penanganannya. Jangan sampai didaerah tertentu ditangani tapi mengakibatkan daerah lain tergenang.
Lupa, jika memungkinkan titik2 sumbatan dan cara2 mengatasinya sehingga lain kali jika tersumbat mudah mangatasinya ataupun titik2 sumbatan dikontrol jika memasuki musim hujan. Salah satu titik sumbatan sudah diterangkan diatas yaitu kabel yang melintang di gorong2.
yang heran sampah di sunter deket sekolah Jubille, seperti ga ada habisnya sampah-sampah itu datang dan datang lagi…..
sepertinya perlu di patroli darimana sumbernya??? atau karena yg kerja borongan volume, jadi kali/sungai itu malah sengaja diisi sampah tiap harinya, demi hidup dan berlangsungnya usaha pembersih sampah tersebut….. 🙁
yg lebih mengherankan penggalian got/saluran didepan ruko sepanjang di jalan Danau Sunter selatan mulai depan Eaton resto, baru dimulai??? Quo vadis Dinas PU yg mengerjakan, kenapa harus akhir tahun yg notabene musim penghujan sudah datang???!!! Kegoblokan yg tidak perlu terjadi mestinya??? 🙁
Aneh tapi tidak mengherankan. Kalau dilihat Kompas hari ini 31/10, penyerapkan anggaran masih minim. Seperti saya pernah ungkapkan di posting sebelumnya. Sejak anggaran ditetapkan sampai mulai pelaksanaannya berkisar 6 bulan. Kalau anggaran/proyek disahkan bulan Maret dapat dibayangkan akibatnya. Tahun 2014 HARUS ada perbaikan!
harus ada gerakan untuk membersihkan trotoar dan pinggir jalan terutama di daerah perkantoran dan perumahan, kalau bisa mereka diwajibkan membersihkan di depannya masing-masing.
harusnya ada standar drainage system dan kabel yg sama disemua area dan ada peta agar gampang diperiksa.
kusus pohon,byk pohon yg besar yg menghalangi pejalan kaki di trotoar yg berakibat menghindar ke jalanan dan bikin macet.harusnya sudah diprediksi kira” seberapa besar agar tidak menganggu.
bgitu jg diperkirakan akarnya bakal kemana,karna itu yg menentukan kekuatan pohon agar tdk tumbang.biasanya pohon gede tapi tanah di bawahanya terbatas entah jalanan/lubang got dll.
dan harusnya diperkirakan jg cabang dan daunnya bakal kemana aja.jadi tidak menganggu skitarnya sperti kabel,bangunan,tiang dll.
harusnya jokowi ngerti kan die ahli hutan.
kebykan skrg asal tanem.
dan juga asal potong ranting pohon tapi tidak seimbang sehingga bgitu ada angin roboh dah.
mohon dicek dilapangan kebykan sperti itu.
dan byk jg pohon yg bagian nempel ketanah disemen dan setelah lama semennya retak mengikuti akar.karna tidak disediakan ruang utk perkiraan diameter batang pohon.kadang malah diaspal.harus ada standarisasi lokasi pohon.byk bgt yg berantakan.
jg harus ditentukan tipe pohon apa yg cocok buat dipinggir jalan sempit yg tumbuhnya memanjang selain palem.klo rindang ya mesti siap area luas utk akar dan rantingnya.
Mangga dua lurah n camatnya kayak Bos besar n orang penting..tiap kali rapat mulu,gak pernah keluar,orangnya yang mana juga kita gak tahu..masih ngetopan jokowi ahok kita tau muka mukanya..
Coba lurah Duri Kepa bisa berkeliling & cek semua saluran air yang disalahgunakan untuk bangunan liar & dipersempit salurannya…