Ketika Gaya Bicara Ahok Kembali Dipermasalahkan

50
834

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memang terkenal dengan ucapannya yang ceplas-ceplos dan blak-blakan. Jarang atau bahkan tidak pernah kita dengar Ahok menyatakan sesuatu dengan bahasa yang dibuat-buat dan diperhalus. Apa yang ada di dalam hati dan pikirannya selalu dia ungkapkan secara langsung tanpa harus dikemas sedemikian rupa supaya orang lain senang.

Baru-baru ini ucapan Ahok kembali menuai kontroversi. Ucapan yang menuai kontroversi itu adalah ucapan Ahok yang mengatakan siswa SMA yang membajak bus umum adalah ‘calon anak bajingan’. Bahkan karena ucapan tersebut Ahok akan mendapat somasi dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Seperti yang diberitakan, pernyataan kontroversial yang terlontar dari mulut Ahok membuat marah Ketua Satgas Perlindungan Anak (Satgas PA) M Ihsan. Bahkan, Ihsan mengaku akan mempersoalkan pernyataan suami Veronica Tan tersebut dalam bentuk somasi.

“Saya kaget ketika membaca pernyataan Ahok sebagai Wagub DKI Jakarta, yang perlu diketahui bahwa tidak ada orangtua manapun dapat menerima kalau anaknya disebut calon bajingan oleh Ahok. Satgas PA melalui pengacara yang ditunjuk akan mengajukan somasi pada Ahok atas pernyataannya ‘anak-anak calon bajingan’. Semoga menjadi ‘efek jera’ atau pembelajaran bagi Ahok untuk menjaga omongan karena posisinya sebagai pejabat publik akan melukai perasaan masyarakat,” tegas Ihsan (liputan6.com).

Berbeda dengan pernyataan Ihsan, saya sebenarnya lebih kaget dengan peristiwa pembajakan bus umum oleh 35 siswa yang terjadi beberapa hari yang lalu. Bagi saya tindakan siswa yang membajak bus umum adalah sebuah tindakan yang sudah sangat luar biasa rusaknya. Pembajakan bus umum bukan lagi kenakalan remaja tetapi sudah mengarah kepada tindakan kriminalitas yang terencana.

Bagaimana mungkin kejahatan seperti itu dilakukan oleh siswa SMA?? Apakah siswa-siswa SMA yang melakukan aksi kriminal berat seperti ini masih harus dilindungi?? Bukankah mereka harusnya didisiplinkan dan dihukum agar tahu yang mereka lakukan salah. Jika tidak ada disiplin dan hukuman, maka mereka tidak akan pernah jera dan menganggap apa yang mereka lakukan tidak salah. Bahkan mereka akan semakin merasa hebat dan melakukan aksi yang lebih jahat lagi.

Ahok sendiri menjelaskan bahwa pernyataannya tidak salah. Ia mengatakan, jika hanya kenakalan 1 atau 2 remaja yang berkelahi, hal tersebut masih dalam batas wajar. Namun, ketika para pelajar mulai berencana melakukan pemukulan secara beramai-ramai kemudian melakukan pembajakan angkutan umum, tindakan tersebut sudah mengarah ke kriminalitas.

“Itu sudah ada bibit bajingan namanya. Saya tidak salah dalam hal itu,” kata Ahok (liputan6.com).

Bukannya fokus kepada masalah yang menyebabkan siswa melakukan tindakan kriminalitas membajak bus umum, serta memikirkan efek jera atau cara menyadarkan para siswa pelaku pembajak bus umum, KPAI malah disibukkan dengan urusan somasi Ahok. Ihsan malah ingin memberi efek jera kepada Ahok untuk lebih berhati-hati berbicara. Bukankah yang lebih penting adalah orang tua lebih berhati-hati menjaga anaknya??

Apakah ketika Ahok lebih berhati-hati berbicara maka masalah kriminalitas anak akan selesai?? Bukankah pernyataan Ahok yang keras harusnya menjadi sebuah peringatan keras bagi KPAI dan orang tua untuk serius melindungi dan menjaga anak-anaknya?? Supaya ke depan tidak semakin banyak anak-anak yang tumbuh menjadi bajingan di masa depannya.

Tidak hanya KPAI yang meminta Ahok untuk menjaga omongannya Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto juga ikut-ikutan mengkritik gaya Ahok berbicara. Prabowo mengimbau agar mantan Bupati Belitung itu lebih berhati-hati dalam berbicara.

“Saya sarankan dia lebih piawai dalam berbicara, apalagi di depan publik,” ujar Prabowo saat akan bertolak ke Malaysia untuk menghadiri sidang terpidana mati TKI Guilfrida Soik, Sabtu (16/11/2013).

Kendati demikian, Prabowo memaklumi gaya bicara Ahok yang kadang terdengar kasar. Menurutnya, hal itu diucapkan Ahok dengan niat yang baik.

“Ya mungkin itu gaya bicaranya, niatnya itu baik. Ahok gayanya lugas tapi niatnya baik. Saya kira selama niatnya baik tidak masalah, tapi lebih hati-hati bicaranya,” kata Prabowo (okezone.com).

Sampai kapanpun Ahok tetaplah Ahok. Jika Jokowi selalu tampil dengan suara jawa yang mendok dan halus meski menggunakan kata yang tegas, maka Ahok akan selalu tampil dengan suara yang tegas dan kalimat yang menusuk. Ahok tidak akan bisa mengubah gaya berbicaranya karena itu adalah sudah menjadi karakternya. Sama saja kita meminta orang batak bergaya bicara orang jawa, begitu sebaliknya.

Masalah gaya bicara Ahok bukanlah hal utama dalam menyelesaikan masalah bangsa, khususnya masalah kenakalan dan kejahatan anak. Gaya bicara Ahok berubah, tidak akan pernah bisa membuat anak-anak pembajak bus umum itu berubah atau meningkatnya pengawasan orang tua terhadap anak-anaknya.

Gaya bicara itu tergantung selera. Sebagai orang batak, saya lebih suka gaya bicara Ahok yang lugas dan menusuk. Tidak dibungkus dan diperhalus sedemikian rupa agar orang lain merasa senang. Apalagi pernyataan Ahok di atas tidak ada yang salah.

Semasa saya masih mahasiswa dan mengikuti sebuah kamp mahasiswa nasional, saya lebih suka pembicara yang omongannya lugas dan tegas. Tetapi ketika yang menjadi pembicara omongannya kurang lugas dan intonasinya kurang tegas, maka saya akan mengantuk dan kurang menikmati sesi yang dibawakan.

Seorang pemimpin tidak perlu piawai atau mengatur-atur gaya berbicaranya. Seorang pemimpin tidak dinilai dari gaya bicaranya, melainkan kemampuannya menyelesaikan masalah dimana dia memimpin. Bukankah SBY gaya bicaranya bagus dan santun tetapi tidak juga mampu menyelesaikan masalah negara??

Semoga ke depan kita tidak lagi melihat gaya bicara seorang pemimpin, tetapi melihat apa yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Karena itu yang lebih penting untuk menyelesaikan masalah bangsa dan negara ini. [*]

*Palti Hutabarat – Kompasiana

50 COMMENTS

  1. SETUJU PAK!!!..teruskan dan lanjutkan.
    Bangsa Indonesia selama ini telah terbuai dengan kata-kata yang diperhalus tapi justru menyesatkan pada akhirnya.

    Anak2 memang harus dikenai hukuman bila telah nakal dan melampaui batasnya.

    Suara pak Ahok justru mewakili ribuan orangtua yang selama ini sudah sangat kuatir bila anaknya keluar rumah.. takut anaknya terjebak tawuran, dipengaruhi narkoba, takut anaknya terjebak dalam bis kemudian disiram air keras, takut dipalak, takut diperkosa dll..

    • Mungkin pak Ahok juga sudah sebel dengan tawuran/kenakalan anak sekolah yg seharusnya tugas mereka adalah sekolah bukannya tawuran sampai menyebabkan kematian. kenakalan anak sekolah ini juga tergantung didikan orang tua dirumah, kalo disekolah ya guru. tapi memang lebih berperan adalah didikan orang tua. Sekolah bisa berperan juga memberi sanksi untuk siswa yg tawuran misalnya tidak naik kelas atau dikeluarkan saja dari sekolah karena memang berdampak buruk juga terhadap nama baik sekolah dimana anak tersebut bersekolah. Tokoh-tokoh agama juga harus berperan dalam mendidik generasi muda.Pihak aparat kepolisian juga harus berperan menjaga keamanan di masyarakat kalo ada siswa yg tawuran ya ditangkap kemudian diberi sanksi sosial juga misalnya menyapu jalanan ataupun yg lainnya dengan memakai seragam sekolah mereka. biar memberikan efek jera.

  2. Lebih baik mana, “Dihimbau”, “Sebaiknya”, “Alangkah indahnya jika” tapi tidak dilaksanakan dan “Dilarang”, “Tidak boleh”, “Jangan” tapi dijalankan???
    Jelas, tegas!
    Sebaiknya KPAI memikirkan bagaimana “menghimbau orang tua untuk mendidik anaknya dengan benar”, saya ingin tahu hasilnya. Jangan hanya “NATO” kaya pengamat saja.

    • “Saya kaget ketika membaca pernyataan Ahok sebagai Wagub DKI Jakarta, yang perlu diketahui bahwa tidak ada orangtua manapun dapat menerima kalau anaknya disebut calon bajingan oleh Ahok”

      Apakah orang tua akan menerima anak calon Bajingan asal tidak disebut Bajingan?

      • udah sma mah udah bisa dapet julukan bajingan gan. udah diatas 13 tahun. kalo masih sd smp nnnnah itu baru gak boleh dikatain, terlalu muda buat di hajar mentalnya. kalo udah sma mah boleh dibilang sudah bajingan.

      • ya kalo ga rela orang tua dikatain anaknya calon bajingan, ya dari lahir diajari yang benarlah…toh orang tua yang punya pola pendiikan yag baik dari kecil, diajari kedisiplinan dan rohaninya dibimbing dari kecil kan adem ayem aja. anak itu akan meniru kelakuan orang tua…kalau orang tuanya baik dan bijaksana terhadp anak, anak juga akan mikir melakukan hal2 yang bisa mempermalukan kedua orang tuanya….semua itu adalah cara orang tua mendidik anaknya

    • mungkin maksudnya pak ihsan, anak sma yg membajak bus, menyiram air keras, tawuran dan membuat video mesum harus disebut “mereka adalah calon-calon ustad/calon pendeta”…

  3. Coba, nanti bandingkan jumlah beritanya,
    .
    a) berita wawancara wartawan kepada siswa-siswa sma (mis, kenapa kalian membajak bus? Kenapa kalian melakukan kesalahan fatal itu? Dst dst)
    .
    b) atau berita pernyataan pak Ahok itu?
    .
    .
    Berimbang ngga?
    .
    Coba liat aja.
    .
    .
    Kalo lebih banyak berita pernyataan pak Ahok, berarti dapat sebagai indikasi kebanyakan wartawan kita masih level bayi belon dewasa hahaha ..
    .
    Lebih senang “gosip murahan”, cengeng, dan ini harus diarahkan supaya lebih baik di masa depannya.

  4. Tindakan anak SMA tersebut memang tidak pantas dilakukan, karena mereka generasi muda penentu bangsa. Tetapi mereka masih bisa dididik oleh orang mau dan mampu mengarahkan mereka.
    Sangat disayangkan Ketua Satgas Perlindungan Anak, yang harusnya melindungi mereka, malah menjerumuskan mereka, dengan mengajarkan bahwa tindakan anak2 SMA tersebut belum merupakan tindakan anak calon bajingan. Tindakan bagaimanakah yg bisa disebut calon anak bajingan?

  5. Seharusnya,
    .
    kalo ada itikad baik dari Ketua Satgas PA, dia tidak membuat polemik atas pernyataan wakil gubernur.
    .
    Seharusnya dia berkata,
    “Rasanya pernyataan keras wakil Gubernur kita adalah menunjukkan tingkat kenakalan siswa-siswa SMA kita sudah melampaui ambang batas, dan kita harus menunjukkan sikap prihatin mendalam. Sy memaklumi pernyataan keras pak wagub.”
    .
    Coba dicek, mengapa tindakan somasi pernyataan wagub, lebih dia tekankan (mengapa dia tidak lebih menekankan rasa keprihatinan atas kelakuan siswa-siswa sma kita)? Ada maksud lain? Apakah dibonceng oleh politik tertentu?
    .
    Supaya makin berimbang kalo ada alasan tindakannya (dalam berita-berita) ..

  6. INI TANAH BETAWI BUNG,SEMUENYE BICARE CEPLAS CEPLOS ELU SUKA ELU DENGER KALO GA SUKA ELU TUTUP KUPING.HARUSNYE TUGAS KPAI SEBELUM TUH ANAK2 JADI BERANDAL/BAJINGAN,DATANGIN TUH SEKOLAH2 KASIH PENGARAHAN JANGAN KALO UDA ADA KEJADIAN BARU RIBUT2 SOAL HAM ANAK2.

    • Kalo KPAI itu kerja bener bukan malas seperti sekarangini yanghanya makan uang hibah tahunan dari pemerintah atau sumbangan(?) maka banyak anak2 yang bisa diselamatkan dan tidak t erjerumus pada narkoba.Coba datangi diskotik2 disitu banyak didapati anak2 yang masih sekolah sudah terlibat narkoba dan seks bebas.?

  7. M IHSAN mau numpang tenar mas broo jangan di pedulikan….kalo berlarut larut baswey tar di bajak, pesawat tempur di bajak, sampe pesawat president di bajak…waduh waduh….. lanjut kan pak ahok…..

    • Setuju. Gerombolan anak2 SMA yang membajak bus kota sambil membawa senjata untuk menyerbu sekolah lain adalah ‘BAJINGAN’ bukan sekedar calon lagi. Tidak perlu menggunakan bahasa yang ber-bunga2 yang muter2 ngalor ngidul untuk mengatakan suatu kenyataan pahit.

  8. yg mau ngasih somasi, baru sekedar pengamat yg pengin ikut tenar…ga punya solusi, malah ikut rame ! Kalo anak SMA rame-rame ngebajak bus PPD, ini kriminal terencana, institusi polisi ga usah dilaporin bisa langsung tuntut secara hukum ! 🙁

  9. Wah Nostalgia.. aku jadi ingat dulu aku pernah dimusuhi teman sekelasku karena aku tidak mau dukung anak laki2 tawuran, aku dianggap sok suci dsb. Setahun aku tidak punya teman karena aku dianggap tidak mau bela yang berantem berantem itu…

    Aku kasian sama anak2 yang tidak punya uang, ingin serius belajar, dipaksa teman temannya untuk ikut2an..

    Semoga pemprov bisa mengeluarkan kebijakan yang baik bagi anak2 yang tidak tawuran, dan jika perlu benar benar menyingkirkan anak anak yang sok jagoan tsb. bila perlu penjarakan saja 😀

  10. Andai anakku yg dikatai calon bajingan, pasti sedihlah, tp bukan salah Pak Ahok. Koreksi dirilah. Mungkin salahku dlm mendidik anakku. Biarpun aku sayang anakku, kalau dia salah ya harus dihukum. Kalau dibela terus, nanti anakku pikir dia memang benar. Ini justru berbahaya. Kata-kata pak Ahok justru seharusnya menyadarkan kita, untuk segera memperbaiki si calon bajingan itu agar tidak jadi bajingan betulan.

  11. maksudnya bagus,cuma bahasanya salah.harusnya dihalusin.bilang aja anak salah didik.jadi yg disalahin tu ortuny.karna memang umumnya anak nakal karna ortu salah didik.klo didiknya bner ga mungkin nakal.meski lingkungan ga bner tapi didikannya bener tetep jadi anak alim.tapi lingkungan bner didikan salah ya ancur.
    anak tu hanya korban kesalahan ortu.klo masi sma kan masi dibawah tanggung jawab ortu.klo uda kuliah baru deh tanggung jawab pelaku sendiri.

  12. bubarkan aje kpai tidak ada gunanya hanya makan gaji buta, kami mendukung pakde jokowi ahok bila perlu anak pelajar yg suka membuat onar yb goblok itu di data dan diberi sanksi tinggal kelas dan disetop kjs dan kartu jakarta pintar biar mampus, kpai kelaut aje

  13. semakin saya dengar dan melihat kelompok kpai ini sama sekali tidak ada fungsi/manfaat bagi di negara repubrik indonesia yang kita cinta ini.kpai kalau hebat jangan komentar sesudah kejadian sama anak sekolah.kalian cuma pandai bersilat lidah di depan reporter tv sungguh memalukan.kelompok kpai adalah orang orang pengangguran,tidak kurang tambah seperti sampah cuii

  14. Yang saya herankan, inti persoalan ini adalah (mantan) pelajar SMA yang membajak bus. Harusnya ini persoalan yang harus digarisbawahi dan dipikirkan serta ditindaklanjuti agar tidak terulang kembali kemudian hari. Kok malah meributkan gaya bicara pak Ahok? Biarkan pak Ahok bicara begitu selama dilandasi fakta lapangan yang ada. Terus-terang, muak juga membaca berita para pelajar tawuran, bacok-bacokkan. Di tempat saya, banyak pemuda-pemudi usia 20 tahunan kerja kuli dan PRT karena tidak bisa lanjut ke SMA karena tidak ada duit. Ini bisa sekolah di SMA malah disia-siakan begitu saja…

  15. Anak-anak nih jadi liar karena pengaruh main game dan nonton film setiap hari yang isinya berantem dan perang, akhirnya jd karakater. katanya “tidak ada orang Tua manapun yang mau dibilang anak-anaknya dibilang bajingan” he..he.., jadi enaknya di sanjung dan puji-puji gitu yah pak KPAI?” wah ibu-bapak selamat anak-anak anda anak-anak yang baik karena baru aja ngebajak satu bus, nanti besok-besok pesawat terbang yah.

  16. lha ente komnas2 sgl py solusi apa bt anak yg bajak,tawuran ada yg mpe modar???…apa??? justru yg hrs dblacklist adalah sekolahx…gurux cm bs ngajar dkelas doang yg tiap taon ganti buku…ngajar budipekerti mn?..otakx ngejer duit doang & ngejer nilai doang!!! excessx anak2 jd brandalan alias bajingan memang benar adax !!! biar diajarin ngaji 1000x jg kl ga ngerti budipekerti ya jd brandalan jg

    BTP dh benar bcra spt itu…BTP bicara fakta ! Indonesia butuh JWBTP..just go ahead 🙂

    GBU

  17. Kita dukung Pak Wagub memberikan tindakan tegas pada pelajar-pelajar yang suka tawuran dan bajak-membajak…KPAI, FBR dan lain sebagainya, kalau memang peduli pada-anak-anak agar jangan rusak, buktikan dengan ikut membantu pemprov DKI dalam mengawasi.memberikan penyuluhan (dsb) dan menindak anak-anak sekolah yang bandel-bandel…Lebih baik dididik keras selagi masih bisa dari pada sudah mahasiswa jadi rusak mentalnya…Salam…Go..JB

  18. kenapa gak dibuat undang undang pembajakan transportasi sama dengan terroris,,dan dimasukkin kepenjara dan diperlakukan dipenjara sama dengan terorris…biar kapok yg lain gak main ikut ikutan.

  19. Singkatan KPAI seharusnya Koruptor Preman Antek Iblis. Gimana nasib pelajar dan penumpang angkutan umum ketakutan karena pembajakan dan tawuran. Dasar LSM wani Piro

  20. Seharusnya KPAI memikirkan tindakan / hukuman apa yg tepat bagi gerombolan anak2 SMA tsb. yg membajak bus agar nanti tdk jadi bajingan / penjahat besar, bukan sebaliknya mempersalahkan gaya bicara pak Ahok. Pola pikir Ihsan itu ngaco.

  21. ya ga perlu di sebut calon bajingan deh.

    sebelum jaman pak jokowi dan ahok aja.

    kalian liat sendiri aja isi tas smp dan sma.

    sebelum pulank dan pergi kerumah isinya dengan buku.

    tapi pas udeh mau pergi ke sekolahnya isinya benda tajam,bukunya di titipin.

    ya sebagai orang tua musti sadar anda di boongin oleh anak anda..

    ini pengkritik pak ahok ga pernah liat ke bawah sih..

    anda terlalu empuk duduk di kursi meja anda sendiri.

    KPAI matanya jgn pake kacamata kuda..

    pak ahok nilai bahasanya emang kurang manis tapi etikanya sempurna,dibandingin nilai bahasa manis tapi etikanya jelek.

  22. Coba yg menjadi korban kriminalitas anak SMA berbicara. Ga bakalan cmn disebut calon bajingan lagi. Inti permasalahan di sini adalah anak2 SMA yang sudah berbuat di luar batas kewajaran, bukan pernyataan ahok yang merupakan reaksi atas perbuatan2 mereka. Bila mereka tidak berbuat, ahok jg tidak akan mengatakan hal tersebut. Lucunya lebih banyak yang fokus dengan pernyataan ahok. KPAI harusnya bekerja sama dgn keluarga dan sekolah pelaku agar kejadian ini tidak terulang kembali.

  23. Pak Wagub, untuk kali ini saya stuju dengan permintaan GERINDRA ataupun KPAI bahwa sebagai pejabat pimpinan DKI, tidak pantas kalimat tsb terucapkan. yang bapak bilang itu ” calon anak bajingan “. BUKAN ” calon bajingan “. jadi, yang pak Wagub semprot adalah ortu dari anak2 berandalan tsb. sedang ortu sendiri mungkin sudah tak tahu bagaimana lagi mendidik si anak. guru juga tak mampu. pemerintah dengan seenaknya gonta ganti kurikulum pendidikan dan kebijakan2 lain yang bikin ortu kalang kabut setiap tahun dengan sistem pendidikan yang brubah. dan ortu2 ini pak Wagub sebut sebagai manusia BAJINGAN ?????

    Kalau benar pak Wagub tegas, harus berani bersikap tegas kepada anak2 sekolah. jangan cuman salahkan ortu yang tak mampu didik / urus anaknya. apa pak Wagub sudah merasa diri lebih pintar dan lebih sukses daripada ortu2 anak berandalan tsb ? anak2 itu berani karna pemprov DKI tidak punya keberanian untuk bersikap tegas. jaga2 imej. lalu kambing hitamkan pihak lain. bukan begitu pak ?! 🙂

  24. grace lu sembarangan ngoceh,lu pasti orangnya kpai.kenapa harus pemprof yang urus, orang tuanya di rumah ngapain pikir yang waras grace.kalau semua anak pemprof DKI yang urus enak dong,orang tuanya enak/nikmat bikin anak banyak banyak pemprof DKI yang piara?aduh gimana pola pikir kamu graccceeeee

  25. Alahhh…. yg keberatan cm org2 yg nyari sensasi saja, numpang terkenal gitu lho…
    Kalau bukan disebut “bajingan” trs mau disebut apa? Disebut “cacingan”?

    Bila perlu anak2 ky gitu buang kelaut aja, cm jd sampah dan biang rusuh.

  26. kpai tidak ada kerjaan, harusnya si calon bajingan itu yang diajari. Hati hati Pak Ahok, kpai mencari cari kesalahan. Buat apa somasi Ahok, tujuan Pak Ahok baik, dah yang merasa sakit hati calon anak bajingan itu, juga belum tentu semua ortu ‘calon anak bajingan’ merasa tersinggung. Kalau anak saya seperti itu dan dikeluarkan, tapi masih dikasih kesempatan saya masih berterima kasih, kenapa karena anak saya masih untuk tidak dipenjara, dan masih untung masih bisa sekolah.

    Tapi memang ada baiknya Pak Ahok tidak usah berkata bajingan, tapi yang pasti Pak ahok tidak salah.

    Saran saya kalau KPAI merasa bisa, coba mulai sekarang didiklah sianak anak itu.

    Coba semua media masa perhatikan gerak gerik KPAI dan anak anak nakal itu, apakah anak anak yang dilindungi KPAI bisa menjadi anak yang baik? Kalau bisa semua anak nakal berikan saja ke KPAI, dan beri anggaran yang cukup supaya rakyat Indonesia semua menjadi baik.

  27. mungkin maksudnya grace , itu soal budi pekerti dan perilaku dari pemprov sendiri, misal kalau pak ahok bilang “bajingan”, takutnya nanti ada yang ikut ikutan bilang begitu dan kata “bajingan” itu dianggap sah..

    Tapi grace, kali ini sepertinya kata “bajingan”, “calon ANAK BAJINGAN” , mungkin ada benarnya lho. soalnya bukan kali ini saja anak sma tawuran, itu sudah sejak lama, bahkan sampai ada yang terbunuh… lalu sekarang mereka membajak dan dibela oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia…

    Negara kita kan bukan memproduksi Teroris / Jihadists.. Kita mau produksi tenaga kerja yang ada kualitasnya supaya bisa berguna untuk Indonesia di masa depan…

    Jadi wujud pak ahok bilang “Calon Anak Bajingan” itulah expresi dari pak Ahok yang benar benar sudah muak sekali dengan perilaku anak2 SMA yang tidak menghargai kesempatan mereka untuk sekolah… begitu..

    • Dan btw, kata sindiran “calon anak bajingan” mungkin memang sharusnya diperuntukkan untuk orangtua juga.. Karena yang bisa mengurus anak sebelum dia dewasa itu siapa lagi selain Guru, Orang Tua, Dan lingkungan nya..?

      Kalo ortu ga perhatian sama anaknya..Pulang Malam. guru2 juga ga peduli… Lingkungan nya mengajarkan yang tidak baik.. Masa sih itu diklasifikasian sebagai Tanggung Jawab Pemprov DKI..?

      Kecuali Anak Tsb Merupakan Anak Yatim Piatu, dan Anak yang tidak diakui dsb, mungkin Iya KPAI harus berikan perlindungan. Tapi selama mereka punya orang tua…? Ka Seto saja tidak membela anak yang berkelakuan teroris lho 🙂

  28. Nilai Dari sis I posit if Saja pak, pemprov kan lagi mau beli bis banyak, setidaknya ini bisa jadi masukkan ,Bahwa bus bisa di Bajak, jadi pada saat pemprov sudah mendatangkan bus baru ,Hal demikian sudah bisa di antisipasi, yang sebelumnya mungkin belum terpikirkan dan ngk mau dipikirin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here