Ahok.Org – Lembaga Ombudsman menyebut 50 persen pelayanan pada unit-unit dinas DKI masih belum memenuhi standar sesuai UU Pelayanan Publik. Hal ini diakui sendiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Menurut Ahok, masalah utama pelayanan di Jakarta adalah tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Terkadang, staf pelayanan saling melempar tugas. “Soal pelayanan itu rumit karena memang sistem kita itu tupoksi,” ujar Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Senin (9/12/2013).
Dia pun mencontohkan sistem kerja di perusahaan swasta atau bank. Biasanya seorang satpam, selain menjaga keamanan, terkadang juga bertugas membuka dan memberi nomor antrean. Atau ketika pelayanan sedang penuh antrean, seorang manajer bisa saja turun ke bawah membantu staf memberikan pelayanan.
Seharusnya sistem pelayanan di lingkungan Pemprov DKI mengadaptasi sistem di perusahaan swasta itu. “Kalau kita? Antre KTP, bilangnya bukan urusan gue. Gue urusannya catatan kesehatan saja kok,” kata mantan Bupati Belitung Timur itu.
Dinas Pemprov DKI dinilai belum mencapai maksimal standar pelayanan yang sesuai UU Pelayanan Publik. Menurut survei yang dilakukan lembaga Ombudsman, tingkat pelayanan dinas di Pemprov DKI baru mencapai 50%. Dikhawatirkan peluang terjadinya pungutan liar atau pungli semakin besar.
“Sekitar 50% unit pelayanan DKI tidak memenuhi standar,” kata Ketua Ombudsman Danang Girindrawardana 7 Desember 2013 lalu. [Liputan6.com]
Saya rasa masih mending di DKI bisa mencapai 50%, di kota lain, semua proses pasti adanya pungli, sangat tidak sesuai standar.
Setuju benar
masih pada ngeyel bawahannya PAK ?, SIKAT ajah lah PAK.!! 🙂
Kasih aja gaji sebulan dan suruh berenti jadi PNS DKI. Kalau nggak mau, pindahkan ke Suku Dinas Baca Koran sampe pensiun. Biar PNS yang mempunyai hati bisa melakukan tugasnya dengan baik.
pak Ahok ,saya mau usul, untuk ngurangin kemacetan ,pemprov dki kerja sama dengan pengelola tol dalam kota dimana: mobil yang masuk jakarta dikenakan tarif tol 2x lipat ,untuk yang mau keluar jakarta digratisin. atau hal ini diberlakukan hanya untuk jam masuk atau pulang kantor saja
Idea bagus. Perlu dipertimbangkan. Tapi, kayaknya pengelola tol itu pasti cuék2 aja. Yang penting, omzet pengelola tol dah cukup dan masih bersifat e.g.p. Buktinya, dari dulu tol dalam kota macet, pengelola masa bodo tuh. Hayo pemerintah pusat, jangan lagi bilang itu hak otda.
sebaiknya kembalikan tujuan dibangunnya jl tol adalah agar kendaraan dari luarkota tdk perlu masuk lewati kota,jadi pintu2 masuk tol di dalam kota semua ditutup kecuali keluar dari tol,dengan pertimbangan volume kendaraan pintu keluar dari tol semanggi,tegal parang sebaiknya ditutupsaja penyebab kemacetan,juga pintu masuk ke tol semanggi satu juga ditutup penyebab kemacetan.Pengusaha Tol jgn hrs menutup jl tol bila sdh macet jgn cari untung saja konsumen dirugikan.
birokrasi complex ya… itu mungkin warisan jaman dlu x, klo bs skrg pemprov itu jng kebanyakan meja bikin bingung aja, masa mau urus surat atau apa-apa susah bgt, ribet lg apalagi menghadapi PNS yg jutek + arogan yg bsnya cuma bisa marahin rakyak kecil bukan memberi pelayanan terbaik. saran saya pensiun-pensiunin aja pak ahok PNS-PNS yang modelnya kayak gto. trims
Bener banget tuh komentar bahwa masih banyak yang harus “diperbarui” pola pikirnya..termasuk para karyawan di Kelurahan..suatu hari, mengurus perpanjangan KTP..Jawaban petugas:maaf..blanko KTP habis..ada dilemari tapi kuncinya dipegang atasan..atasan belum datang (sudah jam 8 lewat 16 menit) ketika atasa datang, KTP di print..sekarang Lurahnya belum ada karena ada rapat di kecamatan ..yang lebih “memprihatinkan”..petugas menunjukkan bahwa banyak KTP yang sudah di print belum ditandatangan lurah?? lho..emang lurah ngga pernah kekelurahan??..lebih serem lagi..petugas minta uang administrasi karena KTP terlambat 7 hari ?? waktu diminta tanda terima, petugas tidak dapat memberikan, dengan mengatakan kalau mau tanda terima..ke SUDIN aja?? ANEH TAPI NYATA
NB: salah satu kelurahan di Jakarta Barat
Lembaga Ombudsman apa tidak mengetahui bahwa leletnya PNS bekerja karena TUPOKSI, hapus Tupoksi atau direvisi seperti swasta, selain tugas pokok juga diharuskan membantu di lini lain yg lagi repot melayani masyarakat… 🙂
Ini yg bikin tupoksi siapa??? Ayo jangan cuek bebek lihat melambatnya pelayanan malah karena aturan…geblek atau goblok???
Ga heran. Sejal RI berdiri semua yang ada di birokrasi tujuannya hanya untuk cari makan doang. mottonya untuk sesuap nasi dan seonggok berlian(haram). Kalo ada kesempatan sikat. Ga ada kesempatan.. bikin kesempatan.Jangan harap mereka mau berubah karena prinsipnya kalo hari ini ga dapat tambahan dianggap rugi.Boro-boro mikirin warga, Padahal udah dapat gaji dan fasilitas. Bener2 gila. Menurut ane mereka jadi beban aja. Bagusnya ga ada mereka. Sistemnya kaya nasabah aja. Bayar resmi tapi jelas. Supaya tau ada daerah anggaran u birokrasi sampe 70% dari rapbdnya. Tetelannya yg 30% u warga. Itu jg masih dikorup ! Sinting nian negri ini