“Tragedi KRL Bukti Ketidakdisiplinan”

17
468

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan keprihatinannya terkait kecelakaan yang melibatkan kereta rel listrik (KRL) Serpong-Tanah Abang dengan truk tangki bermuatan bahan bakar di Pondok Betung, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Senin (9/12/2013) sekitar pukul 11.15. Ia juga mengutarakan belasungkawanya kepada keluarga korban yang meninggal dalam peristiwa yang mengenaskan itu.

Menanggapi terjadinya kecelakaan tersebut, Basuki menilai hal itu merupakan bukti kurangnya kedisiplinan dalam berlalu lintas. “Peristiwa tabrakan itu sebenarnya membuktikan masih kurangnya rasa disiplin dalam berlalu lintas, terutama ketika sedang mengemudikan kendaraan,” kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Senin (9/12/2013).

Hal inilah yang menunjukkan betapa lemahnya kedisiplinan hingga tak memedulikan keselamatan orang lain, misalnya menyetir dengan seenaknya atau sembrono. Karena itu, Basuki meminta petugas kepolisian agar menindak siapa pun yang tidak disiplin saat berlalu lintas.

Basuki juga mendukung langkah PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk menutup seluruh pelintasan liar yang ada di Jakarta. “Ini kan kewenangan mereka (PT KAI). Pokoknya, jangan sampai nanti sudah ditutup pelintasannya tiba-tiba dibongkar lagi sama warga,” kata Basuki.

Tak hanya itu, Basuki juga mengimbau agar di pelintasan liar dipasang kamera pemantau atau closed circuit television (CCTV). CCTV ini, kata Basuki, berguna untuk mengetahui siapa saja oknum yang suka melanggar lalu lintas. Salah satu pelanggaran lalu lintas itu adalah melintas lintasan kereta api sembarangan.

“Nanti wajahnya akan terekam, dicocokkan dengan data. Lalu kita bisa kenakan denda atau blokir langsung STNK-nya,” ujar pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

Peristiwa kecelakaan antara KRL Bintaro dan truk tangki bermuatan bahan bakar itu terjadi di Pondok Betung, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada 11.15 WIB. Para korban dalam kecelakaan tersebut segera dilarikan ke beberapa rumah sakit, di antaranya Rumah Sakit Pusat Pertamina, Rumah Sakit Fatmawati, dan Rumah Sakit Suyoto.[Kompas.com]

17 COMMENTS

  1. Pak Jokowi dan Pak Ahok, kalo jalan tol bisa disterilisasikan dari perlintasan sebidang seharusnya jalan kereta api lebih diutamakan. Banyak perlintasan sebidang KA yg sudah ada flyover tapi perlintasan sebidang tidak ditutup mis : di Roxy dekat Roxy Mas, di dekat Mall Kalibata, perempatan Pasarminggu dan TB Simatupang. Biarkan kendaraan pribadi berputar-putar mereka akan beralih ke kereta api akhirnya.

  2. Kalau di Luar Negeri, kalau didepan macet, kendaraan harus berhenti/menunggu sebelum rel tidak peduli kereta akan lewat atau tidak. Kalau di Indonesia malah di-maki2 atau disrobot dari samping kalau kita berhenti. Payaaaah.
    Hal yang serupa sebenarnya berlaku untuk box kuning diperempatan. Tapi sekali lagi disiplin di Indonesia memang payaaah. Sebetulnya hal ini dapat mengurangi kemacetan.
    Hayo Jakarta Baru, ubah perilaku!!!

  3. p.jokowi..p.basuki..,,pasar blok G tanah abang…mohon pd bpk berdua,supaya lift orang sama lift tangga ny di usahain donk..he x3..soale kasian banget lho,pd penjual ny yg di lantai atas..org2 sukany pd belanja di lantai bawah aja.. uange ya terserah bpk2 lah…ha x3..apa itu dr CSR,atau APBD,atau dr pihak pasar..selain itu,blok G tanah abang skrg ini,udh jd semacam tujuan wisata baru..tidak beda jauh sm waduk pluit,waduk ria rio atau pun kampung deret di tanah tinggi..mayoritas mrk,para pengunjung,pd penasaran dg apa yg telah bpk relokasi pada waktu itu hari..jadi kalo pasar tanah abang blok G sepi,gara2 lift ny gk ada,itu ya sdikit byk ada perasaan kecewa di hati para pengunjung..apalagi para pedagang..para pengunjung itu tdk hanya datang dr wilayah jkt sj lho..dr makasar ada,dr balik papan ada,bahkan dr malaysia pun juga ada,,hari itu menteri malaysia,datuk mustofa mohamed juga penasaran dg blok G tanah abang ini..sampek di bela2 in datang kesini jugak..sbb emang berita tentang DKI skrg ini,emang byk banget yg menyimak…jd,mau ndak mau jd tujuan utama.. sarana2 di blok G harus bagus,mohon banget dilengkapin semua..biar gk ada imej negatif dimata para pengunjung…mohon dikabulin ya pak ?

  4. pak kalau di amrik untu truk truk selalu ada tulisan “this vehicle stops at all railroad crossings.” mungkin bisa diterapkan jiga pak di indo. semua truk harus berenti di perlintasan kereta. dan juga kalau macet truk harus menubggu di belakang palang kereta, spy tidak terjebak di rel jika tiba2 palang tertutup.

  5. Memang kuncinya kedisiplinan, tetapi tergantung juga pada penegakan hukum (law enforcement). Di masyarakat ada sindiran “peraturan dibuat untuk dilanggar” karena lemahnya penegakan hukum.Hukuman bisa diselesaikan dengan “damai” tanpa tindak lanjut sehingga orang tidak takut pada aturan.Dinegara seperti Singapura hukum dilaksanakan dengan konsekwen sehingga masyarakat taat aturan. Indonesia termasuk negara yang masih “terbelakang” bisa disebut “negara koboi”.

    • kedisiplinan, dalam hal ini pemakai jalan raya, adalah satu hal. konsistensi penegakan hukum, dalam hal ini polantas atau pol KA atau apapun, juga satu hal tersendiri. (dalam praktiknya kedua hal itu memang bersinergi, tapi tetap 2 hal yang berdiri tersendiri).
      contoh soal : saya akan stop ketika lampu trafik merah, masa bodoh ada or tidak ada polisi!
      saya akan bawa sim n stnk yg valid, nggak ngurusi teori kesempatan, berapa % kemungkinan saya ditilang! dst. dst.
      juga saya tidak “nilep” harta yang bukan hak saya, nggak urusan saya punya power untuk ngeles or tidak, dilihat orang or tidak! juga saya tidak peduli apakah Yang-Maha-Tahu sedang siaga or sedang tidur!!! (bila kata “siaga” n “tidur” layak dan cocok dipakai dalam kalimat diatas, kalau salah, mohon maaf).
      jadi kalau saya tidak disiplin, ya saya yang harus nanggung naik/turunnya nilai “kehormatan” saya, bukan “dosa” penegak disiplin!!
      para oknum penegak hukum/disiplin juga harus tetap menjalankan tugasnya dng correct, walau kedisiplinan sudah pada berjalan dijalurnya.
      hallo indonesia!! saya mimpi berkendaraan tanpa ketemu polisi tidur.
      salam,

  6. jalan KA dibuat sejak jaman Belanda, masih sepi kendaraan, lha sekarang mungkin sudah naik beribu persen kendaraan yg lalu lalang, tidak lagi relevan di wilayah DKI Jakarta ada palang pintu kereta api, selain membuat macet juga rawan tabrakan karena jalan raya macet.
    Sebaiknya jalur KA dilayangkan, dan jalur bawah jadikan jalan alternatip pemprov DKI…ini namanya win-win solution, jangan nyalahin rakyat aja!!! 🙂

  7. Sebaiknya p. Ahok berkoordinasi dengan pihak yang berwajib supaya bersifat tegas memberikan hukuman kepada yang melanggar. Tanpa ketegasan hukum, peraturan ataupun teknologi bantuan tidak akan menyelesaikan masalah ibukota. Contohnya: Hakim hanya mengenakan denda sebesar Rp 250-300 ribu kepada pelanggar jalur busway. Bukankah dalam pemberitaan bahwa pelanggar jalur busway akan dikenakan sanksi sebesar Rp 500 ribu -1juta?

  8. Pak Ahok,

    Ini sebenarnya sudah berulang kali saya sampaikan melalui twitter Anda. Hanya mungkin saya ungkapkan lagi siapa tahu menjadi solusi.

    MENGURAI MACET JKT BISA DARI SEKARANG!!.
    Caranya bukan dengan Busway!!, sebab daya tamping busway tidak banyak. Katakan anda tambah jumlah kendaraannya pun, tetap tidak menjadi solusi. Karena halte busway terlalu sempit, apalagi dengan kondisi yang buruk. Pintu rusak, atap bocor dan kalau hujan tampias. Sungguh tidak nyaman.
    Apakah anda pernah coba Busway pada jam sibuk? berapa lama anda stuck di dalam halte?
    Lalu anda bayangkan, jika semua orang mau menggunakan busway, atau katakanlah 50 -80% pengguna mobil semua pindah menggunakan busway. Apakah anda sudah menghitung daya tampung halte nya? meskipun kendaraannya banyak, tapi setiap pergantian bus juga memakan waktu yang bisa memacetkan orang dalam halte. Belum sikap orang Indonesia yang masih tidak disiplin menyerobot, tidak mau antri bahkan dorong2an. Bisa dibayangkan rentannya kecelakaan saat menunggu bis dalam bus way.
    Cobalah anda bikin survey atau rasakan sendiri (tidak perlu tiap hari), naik busyway dari halte terdekat rumah Anda ke kantor tanpa pengawalan. Apakah efisien dan nyaman. Saya kok tidak pernah nyaman ya naik busway.
    Selain itu busway juga memakan badan jalan kendaraan, malah tambah macet jalanan Jakarta. Sehingga beban subsidi BBM juga menguap percuma sia-sia.

    Satu-satunya cara adalah menggunakan transportasi yang bersifat masih cepat aman dan nyaman adalah kereta.
    Anda dan Pak Gubernur membangun MRT itu bagus. Tapi saat MRT itu jadi 7 tahun kemudian, saya yakin Jakarta tetap macet. Sebab MRT yang dibangun dalam 7 thn itu hanya 1 jalur. Bagaimana dengan jalur lainnya?? tetap aja macet. Belum ditambah dengan kerumitan menjaga pembangunan MRT agar tidak dikorupsi dan dijadikan alat politik disetiap pemilu. Maklum baru jadi dalam 7 thn lagi.

    URAIKAN MACET JAKARTA SEKARANG!!! DAN BISA!!, caranya??

    Gunakan infrastruktur yang sudah ada, bukan busway tentunya. Tapi KRL commuter line.

    Mungkin anda bertanya, kan itu sudah dilakukan oleh KAI…. benar sudah dilakukan, tapi kurang sosialisasi manfaat system KRL Commuter line saat ini. Lalu saya tidak melihat pemkot JKT mendukung KRL Commuter Line ini.

    Cobalah Anda telaah, peta jalur Commuter line. Sudah meng-cover hampir seluruh area DKI.
    Bahkan system tiket yang sudah spt MRT di Singapore, kita bisa menuju tempat dengan cara berpindah-pindah KRL tanpa keluar stasiun dan harganya pun sangat fantastis.

    Jalur saya pergi ke kantor dari Serpong – Tanah Abang, lalu turun dan tunggu sekitar 10-15 mnt utk tukar kereta Tanah Abang – Manggarai. Turun di Manggarai tunggu 10 – 15 menit untuk naik Manggarai – Juanda. Hanya butuh rata-rata 1 jam utk sampai kantor di Juanda dari rumah di Serpong. Harga… hanya bayar Rp 3,500 saja. Aman, cepat, nyaman dan lebih dapat diprediksi.

    Eh.. apa betul itu aman? bukannya kemarin tabrakkan?

    Ya relative aman, tapi ini perlu dukungan Anda sebagai penguasa DKI ini untuk membangun flyover/underpass disetiap persimpangan jalan dan menutup persimpangan illegal.
    Manfaatnya, jalur kereta dan mobil menjadi aman, jalan mobil tidak macet lagi, dan yang juga penting kereta dapat melintas lebih sering. Bahkan kalau tidak salah dalam sebuah surat kabar, KAI menyanggupi kereta melintas setiap 5 menit sekali dengan mendatangkan kereta tambahan, tapi syaratnya tidak ada lagi perlintasan dengan jalan.

    Anda sbg penguasa Jkt pun bisa mendorong pemobil menggunakan kereta. Caranya, bangun gedung parkir disekitar stasiun KRL. Setahu saya KAI punya asset lahan yang banyak, sebaiknnya bekerja sama membangun gedung parkir yang besar. Sehingga Anda bisa mendorong orang pergi dari rumah pakai mobil, lalu parkir di stasiun terdekat untuk menuju tujuan masing-masing.

    Contoh, bila rumah Anda di Pluit. Anda bisa berkendaraan pribadi dari rumah ke stasiun terdekat yakni Angke atau Duri. Parkir disana Lalu naik KRL Ke Jakarta Kota. Turun lalu lanjut Jakarta Kota – Manggarai. Anda bisa turun di Stasiun Gondangdia, lalu menggunakan moda lain ke kantor Anda di Medan Merdeka. Kalau pedestrian bagus, Anda bisa berjalan kaki sekalian olah raga. Bila perlu disediakan sewa sepeda disetiap stasiun menggunakan kartu kredit spt di Paris atau Taiwan. Jadi PARK AND RIDE.

    Atau bila anda tetap bersiteguh dengan busway, bisa gunakan busway sbg rute penyangga. Bukan malah membuat busway sbg moda transportasi utama.

    Ini bisa Anda lakukan SEKARANG, untuk URAIKAN MACET di JKT. Tidak perlu menunggu 7 tahun untuk sebuah MRT yang jalurnya baru 1.

    Sebenarnya KAI sudah berbenah banyak lewat commuter line. tinggal Anda sbg penguasa DKI mendukungnya. Tidak perlu gengsi karena KRL punya KAI dan Pemda belum punya moda transportasi yg mumpuni. Karena saya yakin Anda bekerja bukan karena genggsi, tapi pada tercapainya tujuan bersama.

    semoga Anda melaksanakannya dan macet Jakarta terurai SEKARANG.

    Sebab kalau anda tidak lakukan sekarang,itu sangat bodoh. Kita punya infrastruktur KRL tapi ngga pernah optimal. Meskipun sedikit malu itu jalur buatan belanda, tapi tak apa… yg penting JKT terurai MACETNYA DARI SEKARANG.

    Agung Widodo
    Warga Serpong, yang mencari nafkah di IBUKOTA.

    • Belum pernah tau jaringan KRL Commuter Line itu mencakup mana aja.
      Tapi setuju, pembangunan kantong2 parkir di pintu masuk kota jakarta dan berdekatan dgn akses Transportasi Umum.
      Sering juga saya usulkan spt itu.
      Nanti ticket bus/ka menjadi alat bukti untuk biaya parkir yg murah.
      Di kombinasi dgn persewaan sepeda, menarik jg itu….

  9. Pak, sebenarnya bapak harus kebut pembuatan monorel / MRT, karena pertambahan populasi penduduk diJakarta, disiang hari org yang ada diJakarta sekitar 13Juta org, ketika malam menjadi 9Juta org. Tapi ada banyak masalah yang sanggat menggangu seperti :
    1. Utang Negara
    2. Pembebasan Lahan, dan tenaga Kerja
    3. Kondisi Keuagan, dan Kualitas Monorel / MRT.
    Bapak bisa mencicil untuk membayar utang negara, lalu bapak dapat memindahkan warga yang berada didaerah pembangunan MRT ke rusun terdekat, tenaga kerja bapak bisa berkerja sama dengan Sinarmasland / AdhiKarya, dll, atau buka lowongan kerja untuk perkerjaan berat ini. Keadaan Keuangan, warga Jakarta pada kaya, bapak tinggal minta sumbangan / naikan harga MRT, Kualitas monorel, bapak dpt menggabungkan berbagai kecanggihan teknologi seperi Internet, Computer, Peta dihp tentang kereta yang akan diberangkatkan, dan kartu member.
    Bapak bisa mempertimbangkannya kembali, tentu ini semua memerlukan biaya(Masukan e-Catalong ini ke RAPBD 2014)
    Semagat Bapak T. K.

  10. suka sebel ama warga jakarta ini. ga disiplin bgt berlalu lintas.
    Pernah saya bawa motor di Senen, trus sirene dah bunyi, KA mo lewat keluar stasiun, saya udah berenti dan palang udah mulai turun. Saya malah diklakson-in dari belakang..diteriakin. Iya tau…kereta ga bakal melintas segera..kalo dipikir2 masih sempat nyebrang rel sblm kereta datang. Tp bodo amat..biarin aja lu klakson2..teriak2…

    Kok ga mikir ya kalo nyawa taruhannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here