Ahok.Org – Wakil Presiden Boediono bersama sejumlah menteri, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuk Tjahaja Purnama atau Ahok menjenguk para korban tabrakan Kereta Api Rel Listrik dengan truk tangki di Rumah Sakit dokter Suyoto, Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa, 10 Desember 2013.
“Saya minta biaya perawatan korban dan keperluan lainnya ditanggung pihak terkait, sampai para korban sembuh,” kata Boediono, kepada para wartawan usai menemui para korban.
Menteri Perhubungan E.E Mangindaan, Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, Wakil Gubernur DKI Ahok, dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Ignasius Jonan, tiba di rumah sakit sekitar pukul 08.30. Selain menjenguk korban, Boediono memastikan para korban luka mendapat perawatan terbaik hingga sembuh.
“Saya harapkan para korban dirawat dengan sebaik-baiknya,” ujar Boediono. Dia juga meminta, perusahaan tempat para korban bekerja memberikan keringanan izin tidak masuk kerja hingga korban sembuh. Adapun, ujarnya, untuk korban yang kehilangan surat berharga akibat kecelakaan ini, saya minta instansi pemerintahan memberikan pelayanan dan kemudahan kalau mereka akan mengurus surat-suratnya.
Dalam kesempatan itu, Boediono menyampaikan apresiasi kepada warga sekitar lokasi yang telah turut membantu petugas mengevakuasi para korban. “Kejadian kemarin jadi bukti solidaritas warga Jakarta masih tinggi dan peduli kemanusiaan,” tuturnya. “Saya ucapkan terimakasih kepada para warga.”
Senin, 9 Desember 2013, KRL Jurusan Serpong-Tanah Abang menabrak truk tangki yang diduga menyerobot palang perlintasan di Jalan Raya Bintaro Permai, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Akibat kejadian ini 89 orang penumpang terluka, dan 6 orang termasuk 3 kru KRL tewas. Para korban dirawat di Rumah Sakit dokter Suyoto dan Rumah Sakit Fatmawati. [Tempo.co]
Ancaman denda 500rb dan 1jt lewat busway GAGAL pak Ahok.
Sebabnya: karena hakim sidang terlalu plin plan dengan menurunkan denda 200rb bagi beberapa orang (bisa ditawar) di tambah juga masihbisa tawar menawar dengan petugas di jalan raya.
Semua gagal program2 tegas hukumnya karena sebetulnya masyarakat itu ibarat anak dan pemerintah/aparat/oknum itu ibarat orang tua. Jangan salahkan anak karena anak hanya belajar dari tindakan orang tua.
Yg terjadi di Indonesia adalah orangtua dengan tindakan tidak baiknya, menyalahkan anak karena tidak melanggar hukum.
Tolonglah pak, yg dihukum itu ya yang orangtuanya dulu bukan masyarakatnya.
Saya ngerti itu tugas pusat, makanya majulah jadi pemimpin pusat dan pemimpin capital city. Jangan dua duanya duduk di pusat.
kalau yang diatasnya lurus, yang dibawahnya susah untuk tidak lurus, dan “selamat” !!
apalagi kalau sekalian membawahi aparat penegak hukum !! weleh, weleh. apa jadinya ya ?
ini menarik lho, karena bisa jadi pengalaman pertama republik ini, sekaligus kesempatan emas. karena kita juga sedang dalam keadaan cukup punya duit untuk bertindak dan ? sementara dunia “internasional” tidak terlalu menghendaki kita jatuh (jadi kurang gangguan, seperti pernah terjadi tempo hari !!)
jadi kapan lagi ?? ayo kebut dng segala daya n perhatian !!
salam,
Jokowi R1 Ahok RI2 itu solusinya, jkt 1 dan 2 kan msh ada yg bagus dari surabaya. Kl jokowi ahok maju pilpres 2014 selesai perkara, mereka bisa intervensi “kelayakan hukum benar2 ditegakkan”. Dan perlu diingat saudara2 AFTA 2015, kita hrs bnr2 siap dan mereka ini pasti punya cara buat pertahanan ekonomi nasional. Pak Jokowi dan pak ahok sudahlah maju aja, toh rakyat yg menghendaki, perihal sumpah jabatan, dgn jd presiden dan wapres jg sumpahnya terbayar juga dgn mendukung dki1 dan 2 yg baru. Apa anda gk miris liat keadaan negara kita saat ini? Siapa pun presidennya selain anda berdua akan menghancurkan negara kita dgn kepentingan politiknya. Sekarang seluruh indonesia melihat cuma anda berdua yg bekerja bukan utk parpol tp bekerja utk rakyat. JOKOWI AHOK mana nyalimu buat Indonesia, Ayo maju!!!