Pelajaran Bhs Inggris di SD, BTP: Masih Ada Tapi Tak Dipaksa

4
204

Ahok.Org – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menghapus 3 mata pelajaran untuk siswa SD mulai tahun ajaran 2013/2014. Ketiganya, yakni Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes), serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). 3 Mata pelajaran itu bakal digeser menjadi kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan kurikulum 2013.

Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menuturkan, dengan perubahan itu maka ketiga mata pelajaran yang sebelumnya wajib tidak lagi terkesan dipaksakan kepada para siswa. Namun, meski dialihkan, siswa tetap diberikan pelajaran bahasa Inggris. Hanya saja nanti, tidak akan dimasukkan dalam ujian akhir sekolah (UAS). Penilaiannya lebih banyak pada pengasahan kecerdasan emosional (EQ).

“Itu masih diajarin (bahasa Inggris), kamu tinggal pilih. Enggak ada paksaan,” kata pria yang karib disapa Ahok itu di Balaikota, Jakarta, Rabu (11/12/2013).

“Kalau dulu kan paksaan nih, sekarang enggak ada paksaan. Tetap diajarkan, kamu bisa pilih atau tidak. Itu yang penting bahasa Inggrisnya masih ada, karena sesuai dengan kurikulum 2013,” imbuhnya.

Ahok mengatakan, setelah kurikulum 2013 diberlakukan nanti, mata pelajaran bahasa Inggris hanya sebagai penunjang pengetahuan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Masih bisa dipelajari namun tak lagi diujikan dan dinilai dengan angka. Meski begitu, Ahok mengakui, bahasa Inggris penting bagi masa depan.

“Menurut saya bahasa Inggris wajib ya. Supaya orang biasa. Hasil survei, kalau semakin banyak menguasai bahasa asing, gaji kamu relatif lebih tinggi daripada orang yang tidak menguasai bahasa asing,” tuturnya.

“Ada baiknya kamu kuasai bahasa Inggris, atau Mandarin, Jepang. Terus bisa Spanyol. Itu kan sangat menolong,” pungkas Ahok.

Nantinya, penghapusan mata pelajaran bahasa Inggris dilakukan secara bertahap mulai 2013 hingga tahun 2017. Tahun ini dicabut khusus untuk kelas I dan II. Selanjutnya pada tahun ajaran 2014/2015, bahasa Inggris di SD tidak diajarkan sebagai pelajaran utama di kelas I, II dan IV.

Tahun ajaran berikutnya, diterapkan untuk kelas I, II, II, dan V. Dan terakhir pada tahun ajaran 2016/2017, seluruh kelas tidak ada lagi pelajaran bahasa Inggris sebagai mata pelajaran intrakurikuler, melainkan ekstrakulikuler.[Liputan6.com]

4 COMMENTS

  1. Pak Wagub, menurut saya, bahasa Inggris itu harus tetap jadi mata pelajaran wajib di SD, bahkan sejak playgroup lebih baik. kenapa ? karna posisinya sebagai bahasa universal dunia sama pentingnya dengan bahasa Indonesia. hanya saja, saya sangat heran dengan kurikulum bahasa Inggris SD yang lebih menekankan pada grammar dan peribahasa2 dalam bahasa inggris ketimbang untuk percakapan dan menulis percakapan serta membaca tulisan2 dalam bahasa inggris.

    belajar bahasa inggris di SD harus seperti bayi belajar bicara. tidak usah menulispun asal bisa bicara, membaca dan menulis, itu sudah memenuhi segalanya. tata bahasa jelek asal percakapan terjalin, itu sudah sempurna buat tingkat SD. jadi apapun yang ditulis dalam internet, si anak SD dapat membaca dan mencari artinya di kamus.

    Kita mau masuk pasar bebas asia 2015. entah tahun berapa tidak lama lagi juga akan masuk pasar bebas dunia. 2018 kalau tidak salah. kapan warga mau siap bila pelajaran bahasa inggris tidak wajib di sekolah ? kalau jadi eskul kan biaya tinggi lagi pak Wagub.

    Pelajaran TIK juga tidak kalah amat sangat pentingnya pak Wagub. sejak TK pun, anak2 sudah terlibat TIK prakteknya. jadi musti diimbangi dengan teori supaya lengkap. kembali lagi, bukan teori berat seperti profesor, tapi lebih ke aplikasi dan memperkenalkan barang2 teknologi dan manfaatnya.

    Pelajaran kesehatan jasmani juga amat sangat penting. seperti berenang supaya menghindar dari anak mati tenggelam atau hanyut. supaya mencintai hidup sehat olaharaga sejak kecil. lagi2 bila eskul, maka biaya tinggi pak buat ortu.

    Kenapa 3 mata pelajaran yang amat sangat penting di tingkat SD negara2 maju malah dihapus dari pendidikan SD kita dan menjadi eskul ? apa pilihan eskul yang sekarang ada masih kurang untuk ortu harus keluarkan biaya extra shingga jumlah eskul bertambah ???… apa ini semacam cara pemprov untuk mensejahterahkan para guru2 SD melalui eskul dengan biaya ekstra ????

    Terus terang, saya menyatakan sangat tidak setuju pelajaran2 tsb jadi eskul di SD. tingkat SD adalah waktu terbaik anak2 untuk memperkuat dasar2 pendidikan. Tingkat SMP / SMA, pelajaran tsb jadi eskul malah lebih baik daripada dihapus di tingkat SD. begitu pak Wagub. thanks.

    • Kalau mau hapus mata pelajaran SD, pelajaran agama, pelajaran pmp / pancasila, hukum, pelajaran fisika, pelajaran budi pekerti, hapus saja. Tidak guna di SD. biar rumah2 ibadah masing2 yang berikan pelajaran agama. tingkat SMP saja belajar pancasila & tata hukum negara. anak SD biar banyak bermain sambil belajar pak. dasarnya di SD. pengembangannya nanti di SMP dan SMA saja 🙂

  2. Siap2 thn 2025, angkatan kerja nya pada gak bisa bersaing dengan orang asing karena kalah dibidang teknologi dan bahasa. Kasian sama rakyat yg gak mampu utk kasih les tambahan buat anak2 mereka.
    Gimana sih pak! Bukan nya mmpersiapkan generasi yg bisa bersaing dengan org luar. Bukankah pendidikan itu salah satu cara utk memerangi kemiskinan???

  3. Justru kalau menurut saya, sebenarnya 3 pelajaran tersebut merupakan hal fundamental yang harus di”paksa” kan ke pendidikan anak anak dibawah umur.

    Bahasa Inggris itu adalah bahasa penunjang, selain dapat digunakan untuk ketenaga kerjaan kita di pihak asing, menguasai bahasa Inggris membuat siswa/pelajar bisa belajar lebih banyak

    Pendidikan Jasmani, melatih seorang anak untuk terbiasa mengolah-jasmani nya sejak kecil, sehingga ia tidak meremehkan kesehatan nya dan mengundang minat extrakurikuler Olahraga.

    Pendidikan TIK, masa depan ketenaga kerjaan sudah sangat memerlukan pengetahuan menggunakan komputer. Jaman sekarang saja banyak sekali , seperti Komputerisasi-Ekonomi, dll. Mengapa? karena di Indonesia, banyak juga orang yang belum mengerti mengoperasikan Komputer dengan cara sederhana, salah satu yang harus dilakukan adalah mengajarkan nya dari kecil.

    Menurut saya, justru pelajaran selain dari 3 diatas dianggap hanya tambahan, karena pada saat mereka bekerja, jarang sekali matpel selain 3 ini yang terpakai ilmu nya, mungkin lebih baik menambahkan matpel “Budi Pekerti” di setiap sekolah daripada membuang sebuah Konsep Fundamental atau dijadikan sebagai Pilihan 🙂

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here