“Saya Memilih Untuk Tidak Terlalu Waras”

38
1069

Ahok.Org – Ketik kata “Ahok” di situs pencarian Google. Rekomendasi kata yang keluar pertama adalah “Ahok Marah”. Gaya bicaranya yang meledak-ledak dan kerap tanpa tedeng aling-aling, membuat Basuki Tjahaja Purnama dikenal sebagai salah satu pejabat yang tak kenal rasa takur. Siapa saja bisa jadi “sasaran” kritikan pedasnya.

Saat ditugaskan mewawancarainya, saya sempat was-was. Jangan sampai salah bertanya dan kena marah seperti reporter stasiun televisi yang ditegurnya beberapa waktu lalu. Tetapi kecemasan saya sirna ketika memasuki ruang kerjanya di lantai 2 Balai Kota DKI.

Di tengah padatnya aktivitas sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, sore itu Bapak Ahok, demian sapaan akrabnya, terlihat gagah dengan setelan jas abu-abu tuanya. Senyum lebarnya menyapa saya. Kehangatan sebagai sosok pemimpin yang egaliter bisa saya rasakan lewat jabatan tangannya yang erat.

Sambil mengecek berkas-berkas penting, suami Veronica ini menjawab pertanyaan saya dengan ramah. Beberapa kali lelucon tercetus dari mulutnya. Namun ketika membahas perkara serius, raut wajahnya berubah dan keluarlah gaya bicaranya yang meledak-meledak.

MINUS TAKUT?
Menjadi sosok lurus di tengah maraknya kasus korupsi para pejabat pemerintah, Ahok menjadi manusia “langka” saat ini. Konsistensinya melawan korupsi sudah ditunjukkan sejak 7 tahun lalu saat dinobatkan sebagai Tokoh Antikorupsi 2006 dari Koalisi Kebersamaan Tiga Pilar Kemitraan dan kini sebagai peraih Bung Hatta Anti-Corruption Award (2013).

Keseriusannya membangun pemerintahan yang bersih, membuatnya tak takut segala ancaman yang ada, termasuk jika ia harus mati melawan korupsi.

“Saya bilang ke istri, jika nanti saya mati karena melawan korupsi, tulis di pusara saya. Basuki Tjahaja Purnama: Mati adalah Keuntungan. Jika perlu pakai tiga bahasa: Indonesia, Inggris dan Mandarin. Itu pun kalau mayat saya ketemu,” ungkapnya tegas.

Diakuinya, menjadi pejabat negara bukan tanpa godaan. Sebagai manusia, ia juga punya keinginan.”Tetapi situasi negara sedang genting, kita harus belajar meraih keinginan dengan cara yang benar yang terkadang tidak menyenangkan untuk beberapa pihak.”

Misalnya saja, sejumlah kebijakan yang tergolong kurang populer mendapat reaksi cemooh balik dari warga yang akan dibantu.”Tidak menjadi wagub pun, saya tetap bisa makan. Buat apa saya menolong orang yang tidak mau ditolong?” tanyanya.

Namun nasihat sang istrilah yang membuatnya kembali menjalani tugasnya. Pesannya singkat saja. Jika, dibandingkan antara yang membutuhkan dan yang menentang, mana yang lebih banyak? Mau mengorbankan ribuan orang yang lebih sulit hidupnya daripada meladeni segelintir orang yang mencemooh?

Lugas ia menjawab,”Kalau sudah begini, yang membuat saya bertahan adalah tidak berpikir terlalu waras,”Ia ingat kisah para nabi ditolak bangsanya sendiri. Mereka saja frustasi, berarti wajar kalau ia juga merasa begitu.

Lepas dari semua itu, keinginannya terjun ke dunia politik diawali ilustrasi dari ayahnya, Indra Tjahaja Purnama (Alm). Sejak ia kecil, saat makan malam sang ayah selalu mengingatkan untuk membantu orang tanpa pamrih, tanpa pilih-pilih dan jangan menunggu ada kelebihan uang.

Ayahnya mengatakan, jika membagikan uang 1 milyar, masing-masing 500 ribu rupiah, maka hanya akan cukup dibagi 2000 orang. Dan masyarakat akan kembali miskin.

“Tetapi jika saya terjun ke dunia politik dan menjadi pembuat kebijakan, banyangkan jumlah uang pemerintah yang bisa dipakai untuk kepentingan rakyat, misalnya untuk pengobatan gratis atau pendidikan gratis,” kisah anak sulung dari empat bersaudara ini.

Suka cita yang didapat dari menolong orang banyak, menurutnya jauh melebihi keuntungan ratusan ribu dolar yang ia peroleh saat menjadi pengusaha.

Ia mencontohkan beberapa waktu lalu, ada puluhan orang yang tidak bisa mengambil ijazah sekolah karena ada tunggakan yang belum lunas. Ia lalu bertanya kepada anak buahnya, perlu dana berapa? 130 juta? akhirnya ia berikan saja uang operasional yang menjadi haknya.

“Bayangkan, saya berkantor di Jalan Medan Merdeka, ruangannya luas, full AC, dapat mobil dinas, kurang apa lagi? Saya selalu merasa untung. Untung dapat gaji, dapat makan, dapat menolong orang, dan semua tidak memakai uang saya,” tambahnya.

DIPROTES ANAK
Sejak awal menjabat sebagai pegawi pemerintah, transparansi jadi yang utama bagi pria kelahiran 29 Juni 1966 ini. Tidak hanya slip gaji yang ditampilkan di situsnya, agenda hariannya juga bisa dilihat publik.

Melihat jadwal yang begitu padat, apakah masih ada waktu untuk keluarga? Ia mengaku, sejak menjadi pejabat, ia banyak menghabiskan akhir pekan di rumah, jarang keluar,”Sabtu pagi, saya menyempatkan berenang dengan anak saya yang paling kecil, Daud Albeenner (7),” tambahnya sambil tersenyum.

Perkara anak-anak uang kerap protes karena bapaknya tidak ada di rumah, juga sudah dialaminya. Pria yang merasa bukan sepenuhnya ayah yang baik karena kerap meninggalkan keluarga untuk keperluan dinasnya mengisahkan, dulu anak pertamanya, Nicholas (15) sempat bilang kalau lebih baik Ahok tidak usah jadi pejabat saja.

“Adiknya, Nathania (12), juga protes karena setiap ke mal, selalu ada saja yang minta foto bersamanya,” ia tersenyum kecut.

Namun, mantan Bupati Belitung Timur ini sebisa mungkin memberikan pengertian kepada ketiga anaknya. Beginilah risiko menjadi milik publik.

Untuk menjaga komunikasi dengan seluruh keluarga, Basuki dan isrinya membiasakan anak-anak untuk berdoa pagi bersama setiap hari. Begitu pula di hari Minggu, sekeluarga tidak pernah absen ke gereja bersama.

Di tengah keterbatasan waktu bertemu dengan anak-anak, diakuinya ia dan istri harus kreatif menciptakan cara berkomunikasi dengan anak-anak. Apalagi menurutnya, zaman sekarang aktivitas anak-anak sudah banyak berbeda, termasuk soal gadget yang akan menyita perhatian mereka.

“Tapi saya masih sempat main tembak-tembakan, lho. Kalau sudah capek dan kehabisan napas, saya tinggal ngumpet di kamar, kunci pintu, sambil mengatur napas, ha..ha..ha!”.

MENGURUS ANAK, LEBIH SULIT!
Ahok memang berusaha sebisa mungkin menghabiskan waktu luangnya bersama keluarga. Meski begitu, mengingat kesibukannya, pria bertubuh tinggi besar ini berusaha realistis. Misalnya saja dalam merayakan Natal.

Menurut pria yang menghabiskan masa kecilnya di Desa Gantung, Belitung Timur ini, keluarganya memang tidak memiliki tradisi tertentu untuk merayakan natal,”Kami hanya ke gereja. Tidak ada persiapan khusus. Dari pada pesta, mendingan di rumah bersama keluarga, istirahat atau ya, tidur.”

Banyak tantangan yang ditemuinya saat menjadi wakil gubernur, tetapi Ahok merasa bahwa mengurus anak lebih sulit dibandingkan mengurus warga Jakarta. Menurutnya, tidak ada teori menjadi orangtua ideal.”Apalagi inikan, anak sendiri. Sebagian besar sifatnya adalah sifatnya adalah sifat saya dan istri. Jadi seperti berhadapan dengan diri sendiri,” ungkapnya tergelak.

“Tetapi ini adalah dua dunia yang berbeda, jadi wagub dan jadi orang tua, sama-sama asyik dan menantang!”

TARGET BERIKUTNYA: Jadi ‘PROF’!
Dalam beberapa wawancara yang diterbitkan di media massa, Ahok berulang kali mengisahkan pengaruh besar ayahnya dalam mengambil keputusan menjadi seorang politisi.

Lalu, bagaimana dengan Ibunda? Sejenak Ahok terdiam, kemudian melanjutkan bicara. Baginya, peran ibu sebenarnya lebih besar daripada Ayah. Ketika ayahnya bangkrut, Ahok dan Ibu-pun berjualan roti.

“Saat itu banyak yang mengejek, ‘masa anak pengusaha jualan roti?’ Ibu selalu menahan saya agar tidak marah.” kenang Ahok. Namun akhirnya ibunya memutuskan tidak meneruskan jualan roti karena tidak mau bersaing dengan adiknya yang juga berjualan roti. Ibunya pulalah yang memaksa adiknya tetap bekerja kantoran walaupun penghasilannya kecil. Pendirian ibunda yang kuat, sepertinya menurun pada diri Ahok.

Banyak sekali wisdom yang ia dapat dari sang bunda. Bahkan ia menggambarkan bahwa lagu Ibu milik Iwan Fals merupakan cerminan tepat untuk menggambarkan sosok ibundanya.”Ibu saya, Buniarti Ningsih, benar-benar telah berjalan ribuan kilometer untuk menghidupi kelurga kami,” ungkapnya, bangga.

Ketika ayahnya sibuk membantu sesama, ibulah yang mendidik anak-anak sebaik-baiknya. Ia juga bercerita bagaimana sang ibu merawat dan memastikan ia dan adik-adik sudah mendapatkan yang terbaik.

Karena ibu dan ayahnya inilah, apapun yang ia kerjakan untuk Indonesia yang lebih baik, membuatnya tidak punya alasan untuk cepat menyerah.

“Bahkan, dosen saya pernah bilang kalau saya ini berbahaya. Dalam arti karena terlalu optimis dan cenderung naif. Tapi saya realistis saja, toh, selama ini hidup saya baik-baik saja,” tambah pria yang gemar berkebun ini.

Meski realistis, Ahok masih punya mimpi, yaitu terwujudhnya keadilan sosial di negara ini. Alasannya sederhana supaya orang-orang tidak minta uang padanya lagi, karena kebutuhan mereka sudah dipenuhi negara.

Dengan tertawa ia berkata,”Saya, kan, jadi bisa hidup enak, tinggal di kampung, naik jip keluar masuk hutan, dan mengajar. Apalagi saya juga mau jadi ‘prof’ alias provokator dalam arti positif.Ha…ha…ha!”

Sayang, sederet agenda padat yang menantinya, memaksa saya menghentikan wawancaa. Wajahnya masih kelihatan segar, belum terlihat tanda-tanda letih.

“Setiap pagi saya senam jantung dan stretching selama setengah jam, Jika tidak begitu, mungkin saya tidak kuat beraktivitas seharian,” jelasnya.

Sebelum pulang, ia mempersilahkan saya di kursinya untuk foto bersama. Sepertinya, Bapak Wagub tahu kalau saya canggung.“Kursi ini sama saja, kok. dengan yang lainnya,” katanya sambil berdiri di belakang kursi, sementara saya duduk.

Sekali lagi, saya merasakan kehangatan seorang pimpinan yang enggan menggambil jarak dengan warganya. [Rully Larasati, Majalah FEMINA]

38 COMMENTS

  1. Banyak catatan-catatan Bapak yang membuat saya betah membacanya, pemikiran, perbuatan, dan keluhuran budi anda, bukanlah mengada-ada tapi memang nyata.
    Berduet dengan Bapak Joko Widodo saya merasa menemukan sosok yang diidamkan banyak orang di tanah air kita ini.
    saya hanya bisa melihat saja, tanpa bisa membantu apa-apa, maaf

    • Halo bro, sering sekali saya membaca komen bahwa diri kita tdk bisa bantu apa2…salah besar bro! Kita punya kaki tgn utuh, sehat, pikiran pun masih waras krn bisa mencerna kebaikan dari tulisan ini…kita bisa bercerita ttg adanya 2 pejabat yg bersih dan benar2 berjuang bagi rakyat! Cerita ke 10 org saja, maka pasti ada yg teruskan cerita tsb, dan terus bergulir, sehingga bisa memotivasi diri rakyat indonesia yg sebagian besar sdh pesimis hidupnya. Kita bisa infokan adanya web ini, bisa kita print bagi mereka yg tdk seberuntung kita bisa akses internet….dan yg penting, kita bisa ubah diri kita, tertib, jujur, disiplin dan peduli.
      Pak Jokowi dan ko Ahok hanyalah 2 orang…tp dgn perbuatan mereka, menjd inspirasi bagi hati jutaan orang!
      Maju terus Jakarta Baru! Amin!

  2. Terima kasih Bung Ahok y g telah bersedia berkorban sebagai “terang dan garam” bagi Bangsa dan Dunia. Anda telah dan sedang menginspirasi bangsa. Bersama Jokowi dlsb. Anda telah memberikan kasih dan pengharapan bagi bangsa & dunia.

  3. Kalau boleh milih, saya malah cenderung Ahok nyapres dan menang….. Sayang kondisi masyarakat kita secara mental dan psikologi masih belum siap dipimpin warga keturunan dan bukan muslim. Tapi setelah Jokowi presiden 2periode…. mungkin saja…. Semoga selalu sehat dan semangat. Saya bersyukur akhirnya impian saya terjadi. ( Indonesia memiliki pemimpin yg dekat dgn rakyat )

  4. biarkan kalimat puji-pujian menjadi milik saudara yg lain, kami akan tetap mengawal anda dengan kata pedas bila kebijakan melenceng dari keadilan sosial… semoga Jakarta Baru yg bebas macet dan banjir segera terwujud (tentunya tanpa korupsi dan tanpa orang dijajaran anda, yg senang melihat orang lain susah) 😀

  5. Tujuannya mempercepat keadilan sosial bukan hanya buat warga ttp juga sebagai jati diri bangsa indonesia. 4 tahun kedepan dibawah kepemimpinan Bapak berdua Pemprov DKI akan membelanjakan project ratusan trilyun rupiah diberbagai sektor pembangunan. Spt kata pepatah dimana ada gula disitu ada semut. Jd tidak mengherankan bnyk dubes2 atau perwakilan kota sahabat gemar mengunjungi balai kota DKI. Mari kita gunakan momentum untuk menjadikan DKI sebagai Good and Clean Governance untuk mempertimbangan hal dibawah ini:
    1. Memikirkan cara agar perusahaan asing yg mendapatkan project besar di DKI untuk mau memindahkan regional officenya keJakarta, apa itu Asia Pacific HQ atau SEA HQ. Ini sejalan dgn visi misi menjadikan Jakarta sebagai kota jasa, finance center dan kota budaya yg berkelas international. Kota Jakarta jgn hanya melulu dijadikan sebagai branch office tp harus diupgrade jd regional office.
    2. Saatnya DKI mengundang investor asing yg mau membangun fasilitas R&Dnya atau yg bergerak dibidang bioteknologi dgn kompensasi DKI special tax incentive. DKI harus menjadi tempat tujuan investasi dibidang teknologi tinggi yg ramah lingkungan.
    3. Economic Development Boardnya DKI (Kadin) harus mempunyai target yang jelas, terarah dan sinkron dgn visi misi pemprov DKI.
    Mudah mudahan 20 tahun kedepan kota Jakarta bisa sejajar dgn Singapore dan HongKong dan mengalahkan Malaysia.

  6. gila bener asli ni Pak Ahok gw selalu senang ngeliat tulisan Panjang lebar segimana juga bikin penasaran dan selalu terasa enteng membacanya Terimakasih reporter yang sudah mewawancarai… Salut

  7. Umumnya orang yang memiliki karakter seperti ini, ceplas ceplos dan tanpa tedeng aling-aling: menyuarakan kebenaran, kejujuran, tanpa pamrih dan upah terbesar yang diterimanya adalah ketika bisa membantu orang lain dgn legowo. Tidak peduli dgn jabatan, tidak kemaruk dgn harta dan tidak butuh sanjungan. Kebahagiannya terasa sempurna ketika dia melihat orang lain bahagia.

  8. setiap membaca ahok… saya selalu terbayang cerita khalifah umar ibn khottob.. sahabat nabi yang tidak mengenal rasa takut untuk menegakkan keadilan…. salam hormat kami buat pak ahok semoga umur panjang

  9. pak ahok itu orang cerdas, sangat berwibawa tp tidak sombong. beliau peduli kepada rakyat kecil, memang dijakarta ini butuh nyali yang besar untuk menghadapi mafia-mafia diibu kota. semoga jakarta baru segera terwujud dan rakyat semakin sejahtera. amien. i love ahok

    • Saya memang belum pernah ketemu langsung, tapi melihat beliau setiap di wawancara atau di youtube, tak bisa dipungkiri kombinasi kecerdasan, ketulusan hati dan kejujuran beliau selalu terpancar dari tiap tutur katanya.
      Yang mengagumkan, pertanyaan yang sama diajukan dari orang atau media yang berbeda, jawabannya selalu sama.
      Luar biasa.

  10. Kita bisa mulai dengan hal simple. Taati peraturan bagi yang tinggal di DKI, dan bekerjalah sebagai telemarketing mereka kepada keluarga, teman, bahkan tetangga. Indonesia akan berubah jika 2 pendekar pak Jokowi dan pak Ahok bersedia memimpin bangsa ini.

  11. inilah BTP,PAHLAWAN sejati !

    negarawan/wati=org yg ber-negara
    wartawan/wati=org yg ber-warta
    pahlawan/wati=org yg ber-pahAla !

    jd,disetiap zaman&disetiap tempat ada pahlawanx.

    GBU

  12. pagi ini (6.15wib) di halte SMP 140 Sunter, semua penumpang busway disuruh pake kendaraan lain, karena busway koridor XII sopirnya mogok….! 🙁
    Ada gejala slowdown kinerja awak busway atau mungkin sengaja dilakukan pengelola, untuk protes ke pemprov DKI Jakarta, tapi lagi-lagi rakyat kecil yg dikorbankan! Mohon diperhatikan kami-kami sudah mau pindah ke busway, jangan dipaksa kembali memakai motor atau mobil pribadi ! 🙁

  13. Tulisan yang sangat inspiratif. ada dua hal yg hamba tambahkan. Seperti kata oknum yang adalah pribadi tersendiri (khusus,berbeda), provokator juga bisa disejajarkan dengan motivator. Pada dasarnya susunan huruf itu netral. Tergantung yang mengucapkan dan tujuannya… Kedua, betul Tuhan tidak dapat menolong orang yang tidak mau menolong dirinya…. Semoga ahok bisa menjadi sesuatu yang berguna bagi kejayaan indonesia…..

  14. Membaca hasil wawancara diatas dan mendengar beberapa kali wawancara Bp. Wagub DKI via TV, saya sangat terharu, bangga dan bersyukur punya pejabat di negri ini spt Bapak Ahok yg selalu hormat dan mengagumi orang tua, memikirkan kesulitan rakyat yg tdk berdaya.Tuhan memberkati Pak Jokowi dan Pak Ahok serta keluarga!

  15. Wow hampir speechless saya karena tersePONA.Semua sdh di komen.Dan saya setuju banget dg Wayan, seandainya saja warga negara Indonesia siap dg PRESIDEN non muslim Pak Ahok sangat IDEAL sekali.Tegas, Berani,jujur, gak JAIM, dan gak OMDO.Biasanya klo orang yg sering ngomong ada jeda biasanya lbh diragukan kejujurannya.Tapi Pak AHOK ngalir seperti HYDRANT bocor..he..he…maaf Pak.Klo Pak JOKOWI tidak maju saya rasa Pak AHOK benar2 siap mental 1000% jadi PRESIDEN.Spt kata BUTET, signal DEMOKRASI di INDONESIA sukses jika Pak AHOK sampai bs jadi PRESIDEN.Tapi saya sangat yakin Pak AHOK BISA.Pak AHOK seperti KUDA HITAM.Tapi Pak, jangan ngomong soal mati dulu yach?Pak AHOk msh bnyk punya hutang, hutang pada kita untuk jadi pemimpin di masa depan dan membawa INDONESIA jd negara besar tanpa KORUPSI …he..he..he..GBU Pak AHOK

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here