Sevel Disegel Masih Beroperasi, Jokowi: Saya Dilecehkan

7
240

Ahok.Org – Amarah Gubernur Jakarta, Joko Widodo memuncak saat memberikan pengarahan pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta. Ia marah lantaran ada Seven Eleven yang telah disegel, tapi tetap beroperasi, bahkan dikunjungi banyak orang.

“Itu namanya dilecehkan. Saya dilecehkan, Wali Kota dilecehkan, camat dilecehkan, lurah dilecehkan, semuanya dilecehkan,” kata Jokowi di Balai Agung, Balaikota pada Jumat (3/1/2014) siang. Pernyataan Jokowi disambut tepuk tangan oleh peserta pengarahan tersebut.

Diketahui, seluruh camat, lurah, kepala dinas serta wali kota hadir dalam pengarahan gubernur itu. Toko makanan sekaligus kafe yang kerap dijadikan tempat anak muda kumpul-kumpul tersebut terletak di Jalan Budi Kemulyaan, Gambir, Jakarta Pusat, tepatnya dekat Kelurahan Gambir.

Bersamaan dengan itu, Jokowi menampilkan satu foto yang diambilnya beberapa hari lalu. Foto tersebut tampak kontras lantaran menampilkan baliho tanda segel oleh Suku Dinas Penertiban dan Pengawasan Bangunan Jakarta Pusat, namun di sisi lain tampak remaja perempuan serta laki-laki berbelanja di toko itu.

“Kalau sebuah bangunan sudah disegel, ada balihonya bertuliskan disegel, harusnya sudah tak ada lagi kegiatan. Ini malah masih ada kegiatan. Ramai banget lagi yang ngunjungin ke sana,” sindirnya.

“Jangan-jangan orang-orang malah tertarik dengan tulisan segel itu makanya jadi ramai banget. Ini pelecehan namanya,” ujarnya.

Jokowi memerintahkan Wali Kota Jakarta Pusat Saefullah dan Kepala Suku Dinas P2B untuk segera menghentikan operasional Seven Eleven tersebut. Untuk kepala SKPD yang lainnya, Jokowi pun meminta agar tegas dan tak setengah-setengah menindak para pelanggar di Jakarta.[Kompas.com]

7 COMMENTS

  1. Ya Begitulah Pak, terkadang Orang lebih suka ditertibkan secara keras dibanding dengan cara lembut, tapi tetap bersabar untuk menanganinya dengan penuh kelembutan ya Pak, meskipun dengan proses yang sulit.

  2. sepertinya kurang bijak kalau toko jual minum di tutup,pasti ada yang rugi juga ada pihak yang untung.soal lapangan kerja juga pajak.atau lawan bisnis pasti senang.kalau soal kumpul kayaknya ga apa apa yang penting jangan ganggu hak orang lain.di jakarta ini apa apa uang mau suruh ke ancol tapi tiket mahal,mau suruh ke diskotik makin kacau nanti.hidup ini ada levelnya kalau orang kaya ga mungkin mau kumpul situ,tapi saya belum tahu di mana masalahnya sampai mau di tutup.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here