Ahok.Org – Rabu (8/1) Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki T. Purnama menerima paparan Penetapan NJOP PBB Tahun 2014.
Ahok.Org – Rabu (8/1) Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Basuki T. Purnama menerima paparan Penetapan NJOP PBB Tahun 2014.
Pak ahok, betul kata pak ahok kalo rumah itu bukan untuk dijual, memang harganya mahal, tapi kita tidak pegang duitnya karena bukan untuk dijual, bila PBB naik mencekek leher, sedangkan penghasilan kita naiknya juga tidak seberapa, maka kita pasti berat untuk membayar PBB tersebut, masa kita harus jual rumah karena tidak sanggup membayar PBB yang naiknya tidak realistis. Bila kita harus mengajukan ke kantor pajak, ini juga sangat bertele tele dan sangat tidak praktis. Naik bolehlah, tapi yang wajar dan pantas. Saya tidak minta kjs, kjp dan juga rumah susun, tapi saya tidak mau jual rumah saya karena PBB selangit. Bisa menangis darah saya. Saya tidak bikin gubuk liar, saya juga tidak dagang kaki lima di trotoar, saya juga tidak suka demo di jalan minta naik gaji, saya juga tidak membuang sampah, ludah sembarangan. Apakah saya harus diusir dari jakarta karena saya tidak sanggup bayar PBB bila nanti naiknya selangit. Jangan karena ingin mencapai 100 T, kami rakyat jakarta digenjot habis.
Ini namanya Pro Orang Kaya.
Mengusir rakyat menengah bawah dari jakarta
Kalau orang kaya mampu untuk membayar pajak tersebut, nah bagaimana dengan penduduk jakarta yang penghasilan pas2xan, tetapi kebetulan punya tanah di DKI?
Mungkin rumah warisan ortu, atau kakek neneknya ?
Atau kebetulan mungkin pensiunan, yang sekarang hanya mengandalkan pensiun, dan kebetulan rumah itu dibeli sewaktu harga masih murah ?
Bisa-bisa orang-orang seperti itu terpaksa menjual tanahnya dan terusir dari jakarta karena tidak mampu bayar pajak ? Dan mereka punya rumah cuma satu-satunya ? Bukan tuan tanah atau sejenisnya gimana?