Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana akan membuat tiga tempat pengungsian resmi bagi korbam banjir yakni asrama haji di Pondok Gede, Perkemahan Pramuka di Cibubur, dan GOR Jakarta Timur (Youth Centre) di Jatinegara.
“Ada pemikiran, kita pindahkan pengungsi di tempat yang bisa menampung puluhan ribu orang dan sudah lengkap fasilitas umumnya seperti toilet untuk MCK dan lokasinya yang agak tinggi seperti di asrama haji Pondok Gede, Perkemahan Pramuka Cibubur, dan GOR,” kata Ahok di Balaikota, Senin.
Ahok mengatakan pemindahan ke tiga lokasi tersebut dinilai efektif karena memudahkan pengungsi dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
“Sekarang, banjir cuma semata kaki, pengungsi minta popok, minta handuk, minta selimut, minta baju gratis tapi gak bisa cuci baju saat hujan turun karena sekarang hujan turun deras dengan angin kencang,” katanya.
Belum lagi ada potensi tidak meratanya distribusi logistik karena kurangnya kontrol di lapangan.
“Sekarang semua buka tenda, kita gak bisa koordinir mana yang dapat lebih mana yang belum kebagian makanan karena semua barang dibagi-bagi dan dibawa pulang, kalau terpusat di tiga tempat begitu maka yang mau nyumbang pun terkontrol,” katanya.
Meski demikian Ahok menyadari akan adanya protes di kalangan warga.
“Pasti ada protes karena di situ ada rejeki orang yang hilang. Belum lagi ada yang protes karena gak bisa kerja kalau pindah ke sana. Lah emang korban banjir gak usah kerja, makan aja kita yang tanggung,” katanya.[Antaranews]
Semangat membela Ke butuhan yg perlu penampungan darurat, bantuan saat Banjir. Semoga Ke Depan nya, akan lebih siap siaga.
tempat pengungsian memang mesti dipikirkan dan sebaiknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka. misalnya ditempat gelanggang olahraga makanya sebaiknya dibangun gelanggang olahraga disetiap kelurahan. sistem drainase juga harus diperbaiki misalnya selokan dibuat yg lebih dalam dan lebih lebar tidak seperti yg sekarang ini paling cuma 1×1 m. buat saja yg 1 x 2m dan ada tempat utk disewakan buat yg masukin kabel. Tanggul kali yg besar diinspeksi lagu apakah masih ada yg bocor dan tanggul yg msh rendah ditinggikan lagi. untuk jalanan yg msh sering tergenang ditinggikan dulu misalnya didpn citraland,depan pemadam kebakaran tanjung duren raya, samsat daan mogot dan tempat lainnya yg sering membuat jalanan terputus.
alasan lainnya jgn lupa, jika mengungsi ke tempat terlalu jauh, siapa yang menjamin keamanan rumah yg di tinggal? jgn2 kemasukan maling, trus kalau gak kerja , duit siapa yang ngasih? makan ama tidur aja sekian hari abis itu pulang ke rumah tongpes :), ngeyel is da best 🙂
Satu2nya jalan tanpa toleransi adalah Ibukota Jakarta harus bebas banjir pak Wagub. itu sebabnya, pemprov DKI tidak boleh nunggu2 rusunawa tersedia dulu untuk bisa relokasi warga dari bantaran kali / waduk. kan mereka itu warga YANG SENGAJA melanggar hukum, siap terima konsekwensinya diusir keluar dari jakarta. Pemprov DKI terlalu lembek hati takut imej hancur karna ingin terpilih dalam capres/cawapres. begini ini hasilnya, semua rakyat jadi ikut korban rugi harta benda karna banjir – ulah dari segelintir manusia2 berhati kerdil.
–
Ini sudah kejadian ke-2x dalam pemerintahan pak Jokowi & pak Ahok. mudah2an akhir tahun ini / tahun depan, Jakarta benar2 bisa bebas banjir karna tidak ada lagi warga yang tinggal ilegal dan buang sampah ke kali. pidanakan saja mereka masuk penjara. jangan cuman kepala keluarganya. sekalian semua istri anak2 balita, atau usir keluar dari jakarta selama 5 tahun. Jadi saat mereka di penjara, mereka menderita karna lihat anak istri menderita atas keputusan mereka. Denda Rp. 1 juta buang sampah atau bangun gubuk ilegal tidak ngaruh pak. usir keluar atau penjara, pasti kapok langsung. Syaratnya ? pak Jokowi & pak Ahok jangan ngiler untuk capres / cawapres 2014 ini lah. Jadi bisa tegas. 2x pak Wagub kecurian dengan banjir. apakah akan 3x lagi hal sama terjadi ? 🙁
Dengan Jakarta bebas banjir, tidak perlu ada disiapkan tempat pengungsian darurat lagi. masalah teratasi.
muter-muter permasalahan banjir karena ulah mereka sendiri, sekarang warga lain yg jadi pusing…
kalo kena banjir sekali boleh disebut bencana, kalo rutin setiap tahun disebut “budaya banjir” atau “festival banjir”, lagi pula yg kebanjiran sudah betah dan ikhlas menderita dapat “bencana” dari langit, apa salahnya menerima apa adanya ato ikutin cara pemprov DKI Jakarta untuk bangkit mencari solusi hidup yg lebih layak…. 🙁
betul itu….yang langganan kebanjiran malah seneng koq tuh… malahan pada minta2 uang tuh sampe ketok2 kaca jendela mobil sambil bawa2 kardus di tangan kanan, tangan kiri pegang rokok… udah pengen gampar aja… bukan kasihan malah jadi nyebelin banget.. gak puaaassss udah dicukupin makan minum, obat2an dll… masih nadah juga 🙁
Tahun depan diprediksikan banjir lagi…. masalahnya daerah resapan di puncaknya dan sekitarnya gak diperbaiki. Kalau mulai ditanemin sekarang, yah semoga 5 tahun kedepan, banjir bisa dikurangi.
Ayo mulai gerakan menanam 1 rumah 1 pohon!