Ahok.Org – Program Kampung Deret ala Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo satu per satu mulai terlihat. Di Kelurahan Semper Barat, Ciling, Jakarta Utara, deretan rumah reyot yang terbuat dari kayu sudah berubah menjadi bangunan beton yang cantik.
Perubahan mencolok itu bisa terlihat di sepanjang Kali Gubuk Genteng. Jalan yang sebelumnya selalu becek dan tergenang air saat hujan kini telah dibeton. Puluhan lampu penerang jalan, meski belum bisa menyala, membuat kampung deret itu terlihat rapi.
Dasin (43), warga RT 10 RW 05, Kelurahan Semper Barat, mengaku senang dengan kondisi rumahnya saat ini. Rumah bertingkat dua dengan luas tanah 50 meter persegi dibangun dengan batu bata dan temboknya dicat merah muda. Dia tidak takut lagi rumahnya bakal roboh. Sebab, enam bulan yang lalu, rumah tersebut hanya terbuat dari kayu.
“Alhamdulillah, sekarang rumahnya sudah bagus, enggak kayak dulu,” ujar Dasin yang merupakan perajin tempe, saat ditemui di Kampung Deret Semper Barat, Kamis (27/2/2014).
Untuk membangun rumahnya tersebut, Dasin mendapatkan bantuan sebesar Rp 57 juta. Per meternya, dia mendapat bantuan Rp 1,5 juta. Karena rumahnya bertingkat dua, bantuan tersebut dikalikan dua menjadi Rp 3 juta.
Ketua RT setempat, Senja Muaji (43), mengatakan, ada 57 kepala keluarga yang mendapatkan bantuan dana untuk membangun rumah. Namun, masih ada satu warga yang belum mendapatkan bantuan sebab ahli warisnya belum menandatangani pencairan dana.
Ia menuturkan, tiap rumah memperoleh dana berbeda, bergantung pada luas dan kondisi bangunan. Misalnya, rumahnya seluas 12 meter persegi mendapatkan bantuan sebesar Rp 36 juta. Padahal, per meternya oleh pemerintah dikasih sebesar Rp 1,5 juta. “Karena dari dulu sudah dua lantai, maka luasnya jadi 24 meter persegi, jadi dapat Rp 36 juta.”
Kendati demikian, ia mengakui tidak semua warga yang dulu rumahnya dua lantai dihitung. “Ini tergantung dari konsultan yang menyurvei,” ucapnya.
Meski kawasan tersebut sudah terlihat jauh lebih baik, warga sekitar belum terbebas dari banjir. Pada Januari lalu, akibat Kali Gubuk Genteng meluap, banjir mencapai 30 cm. Warga berharap pemerintah juga mengeruk kali yang lebarnya sekitar 3 meter tersebut.
Lurah Semper Barat Muhammad Iqbal membenarkan bahwa warga RT 10 masih kerap terkena banjir. Oleh sebab itu, ia berharap pemerintah membangun turap di sepanjang Kali Gubuk Genteng. [Kompas.com]
hati2 nanti rumahnya yang uda jadi beton malah dijual lagi. bikin rumah kayu lagi di tempat laen. bukannya berprasangka, cuma kita harus waspada aja. jangan kecolongan lagi kecolongan lagi.
semoga sukses dengan program2nya untuk Jakarta yang lebih manusiawi.
Pemda, sigap dong…jgn terbuai dgn pujian2, itu warga langsung didata foto+identitas jelas secara digital, jd mudah di cek.
Begitu pula yg di rusun, didata. Bikin software di smartphone, tinggal ketik alamat, keluar data pemilik.