Jokowi Bangun Tiga Waduk di Perbatasan

4
191

Ahok.Org –  Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninjau lahan seluas 18,5 hektar di RT 02 RW 01, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (6/3/2014) siang. Di lahan yang berbatasan dengan Bekasi itu, dia meninjau proyek pembuatan tiga waduk sekaligus dengan ukuran yang berbeda.

Di sela-sela acara blusukan-nya itu, Jokowi menjelaskan, tiga waduk yang pengerjaannya telah dimulai sejak sepekan terakhir itu memiliki luas berbeda. Waduk Pondok Rangon I seluas 11,5 hektar, waduk kedua seluas 5 hektar, dan yang ketiga seluas 2 hektar.

“Ini dikerjakan langsung oleh Dinas Pekerjaan Umum DKI. Prediksi saya, waduknya saja enam bulanlah bisa rampung,” ujar Jokowi.

Ketiga waduk tersebut, lanjut Jokowi, memiliki kapasitas hingga 550.000 meter kubik air. Rencananya, ketiga waduk bakalan berkedalaman lima hingga enam meter.

Dengan demikian, tiga waduk tersebut diklaim mampu meminimalisasi banjir yang terjadi di kawasan permukiman sepanjang Kali Sunter, sumber air waduk.

“Misalnya Halim, Kelapa Gading, Cipinang, insya Allah ndak banjir lagi kayak yang kemarin-kemarin kalau waduk dibangun,” ujarnya.

Pada peninjauan itu Jokowi ditemani Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Manggas Rudy Siahaan datang ke proyek itu sekitar pukul 10.30 WIB. Dengan mengenakan kemeja putih berlengan panjang, Jokowi meninjau pembuatan waduk dari tepi proyek. Di belakang Jokowi, tampak 7 unit ekskavator tengah bekerja.

Selain berbincang dengan kepala dinas dan wartawan, Jokowi juga tertarik dengan rimbunnya pohon rambutan di sekitarnya. Seusai wawancara, Jokowi bahkan sedikit menepi dan mengambil buah rambutan yang tampak belum terlalu merah tersebut.

Aksi itu kemudian diikuti oleh warga yang sedari tadi mengikutinya. “Ini kan lahan sudah dibebaskan kita (Pemprov DKI). Berarti kan pohonnya juga termasuk ya Pak,” ujar Jokowi berseloroh. [Kompas.com]

4 COMMENTS

  1. Sebetulnya saya sedih, dengan menguatnya otonomi daerah, masing-masing menjadi raja kecil. Tidak peduli masalah yang diakibatkannya pada daerah lain. Bogor mau membongkar bangunan liar harus diberi uang dulu oleh DKI, bukannya sadar diri. Mau buat waduk, duitnya harus dari DKI (harga dinaikkan lagi?). “Sebaiknya” jika memungkinan buat bendungan di perbatasan. Soal banjir diluar DKI “peduli amat”, toh airnya “naik ke langit”:).

    • Hi Bung Dadang, tidak perlu terlalu bersedih hati. Seharusnya malah bangga karena Negeri Dagelan ini kemungkinan masuk dalam ‘Guines World Record’ sebagai satu2nya negara yg diperintah oleh Satu Raja Besar dikerubungi ratusan Raja Kecil berbaju Menteri-Gubernur-Bupati-Walikota. Hebatnya lagi mereka2 tidak nyambung satu dengan lainnya alias berjalan se-enak udelnya sendiri dan masa bodoh kalau berbenturan/bertabrakan dengan wilayah otonom tetangganya. Kenapa bisa terjadi ? karena Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dianggap ciptaan/warisan Orde Baru yang patut dibuang ke got.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here