Ketika Basuki Beda Pendapat Dengan Jokowi…

22
392

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, sebuah masyarakat bisa maju kalau dipimpin pemimpin yang baik. Ia mengaku memegang prinsip: “Kalau kepala lurus, maka bawahnya akan ikut lurus”.

Basuki lalu menceritakan seputar karakter Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang menurutnya merupakan seorang pemimpin yang lurus. Karena itulah, ia mengaku tak pernah membantah segala perintah Jokowi karena keyakinannya pada pria asal Solo itu.

“Bisa tidak saya berbeda pendapat dengan beliau? Bisa, karena kami manusia. Saya punya ego, beliau juga punya ego. Kalau bertentangan gimana? maka saya yang harus ngalah,” kata Basuki saat menjadi pembicara dalam acara IMA Youth Forum MDG’s Award di Gedung Djakara Theatre, Jakarta, Sabtu (15/3/2014).

Basuki mengaku pernah menceritakan kepatuhannya pada Jokowi itu ke teman dekatnya. Temannya itu lalu menyarankan agar Basuki tidak terlalu menurut pada Jokowi. Apalagi, kata Basuki, teman dekatnya itu menilai jika ia memiliki kepopuleran yang sama dengan Jokowi.

Namun, Basuki mengaku tidak bisa melakukannya karena sadar posisinya yang memang berada di bawah Jokowi dan harus mendukung segala upaya demi menyukseskan kinerja Jokowi.

“Saya bilang ke mereka: ‘Kalau saya populer, saya sudah lawan dia (Jokowi) waktu pilkada kemarin. Karena saat ini saya jadi wagub, artinya saya harus mau di bawah Pak Jokowi. Kalau ada pertentangan, maka saya harus mengalah karena beliau lebih pintar, lebih bijak, dan lebih sensitif dari saya,” ujar pria yang akrab disapa Ahok itu.

“Karena saya wakil, maka saya harus ikut apapun kata beliau walapun saya tidak suka. Saya yakin yang diputuskan beliau  tidak mungkin salah. Kalau saya tahu beliau salah, tentu saya tidak akan mau jadi wakilnya,” tukasnya. [Kompas.com]

Basuki: Kalau Politik Kita Jelek, Itu karena Dosa Anda Juga

22 COMMENTS

  1. Sip Pak Ahok memang pelaku Firman ada banyak firman tentang ketaatan kepada pemimpin /Boss
    .

    1. Kol 3:22 -Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
    .
    2. 1Ptr 2:18 -Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.
    .
    3. Tit 2:9-Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah,
    .
    .
    Sebagai pemimpin dan boss juga harus adil dan jujur karena masih ada Boss gede di surga.
    .
    Kol 4:1 -Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.

  2. setuju! dan hendaknya esensinya direnungkan segenap wni, khususnya yg dibesarkan, lahir dan hidup disini pada masa 50-60 tahun terakhir ini(1.
    .
    pertama, kita hendaknya selalu sadar dng lingkungan kita berada, termasuk posisi kita disaat itu; jadikan sebagai dasar pertimbangan utk tindakan kita selanjutnya, alih-alih dari mengumbar keinginan kita mem-babi-buta, yg biasanya berpusat kpd ego semata(2, yg hampir selalu melecehkan/merendahkan/menihilkan pihak lain. (tdk baik utk indonesia baru).
    .
    kedua, ini adalah latihan utk konsisten, rendah hati,berbagi, yg berakitbat terbukanya pintu utk berakrab-ria dng rasa syukur atas anugerah Nya, memampukan kita utk mempersilahkan kebenaran untuk mengalir, alih-alih membendungnya; dan diujungnya memungkinkan kita untuk melihat kasih, yg akan mendorong kita utk berbuat kebaikan semata kepada sesama.
    .
    (1:karena kita sangat dimiskinkan dng perihal diatas.
    (2: komposisinya akan kental dng ikhwal ras,suku,etnik,golongan,agama,paham,dst yg notabene adalah pembentuk ego kita masing-2)
    .
    salam,

  3. sagat setuju dgn tjahya, tanpa membawa apa kata firman Tuhan dlm tugas maka itulah yg terjadi korupsi/gratifikasi udah msk sampai ke pengadaan alquraan, itu semua akibat lupa apa kata firman Tuhan. Sehingga rasa malu tdk ada lagi, malah diseret ke pengadilan tertawa melambaikan tangan rasa menyesal tidak ada bahkan menyangkal walau disumpah sebelum sidang diabaikan.

  4. Jokowi n Ahok kedua pemimpin betul-betul patut jadi contoh untuk yg lain, Jika wakil gub DKI dalam tugas berpedoman dgn firman Tuhan bahwa Aku datang bukan untuk dilayani tapi untuk melayani, n kalau ini terealisasi mk DIA akan menggendongmu sampai putih rambutmu sekalipun, ingat pemimpin itu adalah wakil Tuhan, Takut akan Tuhan adalah awal dari segalanya, korupsi gratifikasi dll akan dijauhi.

  5. Ayo Jakarta, cerdaslah dalam memilih wakilnya untuk DPRD kali ini. Pilihlah caleg-caleg yang ga merecoki pak Ahok, caleg-caleg yang berorientasi demi kepentingan publik Jakarta.

  6. gimana mau pilih caleg DKI yah? abis di surat suara cuman ada partai ama nama caleg doang, nggak keliatan mukanya
    dimana info soal caleg ya ? ada yang bisa bantu ?

    • utk bung Budi search aja di google nama caleg tsb, lihat gambarnya dan coba2 klik yg ada website, mungkin bisa tahu dari mana partainya,lalu cari2 track recordnya. Saya harap bisa membantu.

  7. Bila kita mau mendukung pak Jokowi jadi Presiden 2014 dan pak Ahok jadi Gub. DKI, pada tgl. 9 April pilih dng hati nurani yang bersih, caleg/partai yg sangat mendukung pak Jokowi jadi capres agar nanti seluruh program2 nya tdk diganjel terus menerus, sehingga pemerintah pusat bisa bekerja sama yang kompak dan baik agar program2 DKI juga lancar.Niscaya akan ada INDONESIA BARU DAN JAKARTA BARU yang JAYA, MAKMUR DAN SEJAHTERA.

  8. Soal kebijakan pelarangan uang kerahiman itu kebijakan siapa? Itu kebijakan pak Ahok, bukan pak Jokowi. Makanya, pak Jokowi sering banget kalau blusukan pasti menanyakan sudah diberi uang kerahiman apa belum. Padahal, sudah ada pergub pelarangan pemberian uang kerahiman. Itu saja sudah memunculkan perbedaan tersendiri.

  9. Masyarakat akan kangen blusukan Bpk.Jokowi tetapi masyarakat lebih merindukan birokrasi yang bersih,berwibawa dan anti korupsi.

    Apakah Bpk. Jokowi dan Ahok lupa bahwa rakyat DKI memilih Bapak-bapak sebagai Gubernur dan Wagub karena masyarakat sudah jengkel dengan korupsi aparat birokrasi di DKI, mewujudkan Jakarta Baru seperti Janji-janji lainnya di kampanye Bapak-bapak sebelumnya dan juga bapak-bapak di sumpah untuk mengabdi kepada tugas mulia itu selama 5 tahun ?

    Apakah para pejabat di Indonesia ini boleh meninggalkan masa jabatan dan tugas sebelum waktunya hanya dengan alasan untuk kepentingan yg lebih besar /nasional?

    Apakah masyarakat tidak dapat menuntut pertanggung jawaban bapak ?
    http://id.berita.yahoo.com/jokowi-digugat-karena-tidak-tepati-janji-selesaikan-tugas-023735997.html

    • Hi @wong cilik, Jadi presiden bukan berarti Jokowi meninggalkan Jakarta, justru mempercepat penyelesaian masalah Jakarta ( kali ciliwung dll), coba anda searching aja cukup di website ini dari awal supaya anda mengerti, jangan percaya omongan media, lihat sendiri video2 jokowi ahok seluruhnya, nanti anda akan paham.

      • Lagi-lagi alasan basi. Jadi presiden, urusan pak Jokowi itu bukan hanya Jakarta. Jakarta akan menjadi urusan nomer sekian, karena sudah ada gubernur yang mengurus. Urusan pak Jokowi nantinya fokus pada daerah hutan, pertambangan, dan perkebunan di luar pulau Indonesia, bukan Jakarta.

    • Semoga ini bisa jadi pembelajaran buat kita semua, terutama buat masyarakat Jakarta, agar tidak rela mendapatkan pemimpin yang bertitel kutu loncat dan hanya menurut patuh kepada kehendak ketua umumnya padahal sudah berposisi sebagai guernur dki jakarta, orang nomer 3 di indonesia setelah presiden dan wakil presiden.

  10. saya mendukung pak Ahok maju mendapatkan kekuasaan eksekutif lebih tinggi lagi sehingga tidak hanya masyarakat Jakarta yang menikmati hasil kerja beliau tapi juga seluruh Nusantara

  11. Selamat sore pak ahok,
    Semoga surat pendek yang saya tulis ini bapak baca dan bisa sampai ke tangan ybs.
    Saya adalah pendukung bapak & pak jokowi saat pilkada DKI tahun 2012, dan saat itu saya merasa bahwa kalian berdua adalah harapan baru bagi warga. Seiring berjalannya waktu, saya observe bahwa support untuk bapak2, terutama pak jokowi, semakin melonjak. Bukan hanya di DKI, tapi bahkan makin lama seluruh Indonesia. Dan jujur saja menurut saya kalian berdua deserve dukungan tersebut. Dengan keunikan masing2, kalian membuktikan bahwa kalian bukan hanya pemimpin yang umbar janji & omdo, tapi benar2 berintegritas, jujur, cinta pada rakyat, dan takut akan Tuhan.
    Sehingga ketika muncul wacana untuk pak jokowi jadi president, to be honest, saya sangat mendukung. Yes, bukan hanya DKI, tapi Indonesia memang butuh orang seperti beliau & pak ahok. TAPIII…. Nanti, bukan sekarang!
    Sekarang ini dengan kondisi Negara yang masih carut-marut dan diambang kehancuran, Indonesia tetap butuh sosok keras & bertangan besi seperti Prabowo. Selain itu, masi ada PR yang harus dirampungkan sampai 3 tahun ke depan lagi (macet, banjir, infrastruktur, public transport, dll).
    Sehingga ketika pak jokowi mengatakan bahwa dia “ga mikirin copras-capres, urusan saya macet & banjir”, saya makin kagum. Terlihat bahwa beliau orang yang firm, tidak bisa digoncang oleh situasi kanan-kiri.
    Tetapi….berita yang muncul ke public beberapa hari yang lalu membuat persepsi saya mengenai beliau sedikit berubah.
    Beliau tetap sosok yang luar biasa, tapi ada yang berbeda sekarang cara saya memandang beliau. Ada sedikit anggapan “kutu loncat & inconsistent”. Tapi yang paling saya tidak paham….why? Kenapa hanya demi “perintah bu mega”, beliau bisa berubah sedemikian rupa? Apakah beliau bekerja untuk bu mega atau untuk rakyat? Apakah beliau menyadari what’s at stake here, menjadi seorang pemimpin Negara bukan hal sepele seperti memimpin sebuah RT/RW? Mungkin Pak Jokowi adalah seorang yang tulus, tapi bagaimana dengan partainya? Tidak tertutup kemungkinan bahwa pencalonan beliau ini akan ditunggangi banyak kepentingan internal dari partai? Bahkan akal sehat orang awam seperti saya masih bisa berpikir, bahwa bu mega & pdip sengaja mencalonkan beliau untuk mendongkrak point pdip, karena mereka sadar bahwa kalau bu mega yang dicalonkan maka absolutely no chance untuk menang, namun ketika pak jokowi sudah naik, maka bu mega akan 100% menyetir pak jokowi. Very possible right? Karena beliau naik bukan secara independent, melainkan karena perintah bu mega, dan bu mega tau betul kalau jokowi sangat obey dirinya dan tidak bisa menolak. Artinya, kalau beliau bisa disetir oleh pihak di luar dirinya, apa bedanya dia dengan SBY dan pemimpin2 negara saat ini yang sebentar lagi bukan hanya akan terjun bebas dari kursi pemerintahannya, tapi juga terjun bebas ke neraka?
    Saya selalu support pak jokowi, tapi untuk konteks ini, saya rasa tidak. Dan saya yakin banyak orang Indonesia yang sudah cerdas & jeli melihat hal ini.
    Please think about it & reconsider.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here