Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meminta kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan bus sedang dan Transjakarta jangan dipolitisir, mengingat akan digelarnya pemilihan umum presiden dan wakil presiden.
Pernyataan tersebut diungkapkan Ahok, karena mendengar isu yang berkembang dalam kasus ini, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) harus turut bertanggung jawab. Jokowi merupakan calon presiden (capres) yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
“Itu dipolitisir. Misalnya ada pegawai kamu belanja sesuatu, kamu pesenin, beli yang bagus. Terus pegawai curangin kamu beli yang jelek. Masa kamu yang ditangkap,” kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Selasa (13/5).
Justru, lanjut mantan Bupati Belitung Timur ini, seharusnya Jokowi marah karena Dinas Perhubungan (Dishub) DKI membohongi dirinya. Sudah ada standar yang ditetapkan namun yang dibeli diluar standar tersebut.
“Kita laporkan. Kalau saya yang suruh dia beli ya bener. Saya minta standarnya ini dan ini, dia nggak beli gimana? Sudah tahu ada standarnya, kok mesti kita yang kena. Sudah ada kuasa pemegang anggaran, kita kasih ke mereka,” ujarnya.
Meski dirinya siap dipanggil menjadi saksi oleh Kejagung, namun Ahok merasa tidak memiliki kompetensi menjadi saksi pengadaan bus Transjakarta dan bus sedang tersebut. Dia menyatakan instansi yang memiliki kompetensi menjadi saksi adalah Inspektorat Provinsi DKI yang telah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.
“Kita saksi mau jawab apa? Inspektorat lebih ngerti. Kita nggak tahu terlalu teknis begitu,” tuturnya.
Terkait dengan penetapan mantan Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Udar Pristono menjadi tersangka, mantan anggota Komisi II DPR RI ini menyerahkan semuanya kepada proses hukum.
“Kita tunggu saja proses hukumnya. Tetapi sekarang dia tetap masih jadi PNS kok,” ucapnya. [Beritasatu.com]
Saatnya buat perubahan pak ahok, kalo pejabat publik ditetapkan jadi tersangka harusnya langsung dinon aktifkan, jadi kalo ntar putusan hukumnya udah tetap baru diaktifkan kembali supaya jadi efek pembelajaran.
Maksudnya kalo putusan hukum tetapnya menyatakan ybs tidak bersalah.
Wah pak Ahok.. saya sama sekali tidak setuju dengan sisi pandang bapak disini. Adalah tugas Pak Jokowi sebagai Gubernur untuk memastikan bahwa pembeliaan sesuai dengan seperti yang ia inginkan dan harapkan. kalo cuman asal lalu saja kasih instruksi dodol, ya anak buah suka2nya dodol juga beli bus. yang penting body-nya berbentuk kotak segi kayak bus dan ada bangku2nya. tiang2 pegangan. ada rodanya bisa menggelinding. wkwkwkwkwk…. tapi tetap saja yang bertanggung jawab atas pembeliaan bus itu ya Gubernur. kagak cakap dalam memimpin, ya silahkan lengser aja to. enak banget klo pemimpin asal cuap2 suruh ini suruh itu, trus anak buah disuruh tanggung jawab karna melanggar aturan ?! 😛 lagi juga pembelian bus itu kan harus ditandatangani oleh pak Gubernur, mosok enak aja cuci tangan gitu ?!… marah2 ke bawahan kan tidak bisa kembalikan bus itu lagi. Kalau Gubernurnya kerja mencla mencle, mosok anak buah diharapkan lebih pinter dari atasan to ?!… begitu anak buah brprestasi, langsung atasannya yang harum dapat nama dan pujian selangit wkwkwkwk…
–
pak Udar cuman kebetulan jadi Objek penderita dalam kasus ini karna menjalankan tugas perintah atasan. stuju dengan kejagung bahwa tetap tanggung jawab pembelian bus ada di tangan Gubernur 🙂 dan wajar sekali bila banyak warga berpikir, bahwa dananya dihubungkan dengan kebutuhan mencalonkan diri jadi capres yang menelan biaya uang yang sangat besar. darimana lagi sumbernya coba ????…
Komentar seperti ini kelihatan ada niat dibaliknya, gak usah komentar deh kalo memang tidak mengerti sampai bawa2 soal dana capres
Waktu Rudi Rubiandini (menteri ESDM) ditangkap KPK, apa SBY sebagai presidennya juga dianggap terlibat – harus ikut mempertanggungjawabkan?
Coba lihat perjalanan kasus, ikuti aliran uangnya.. ini pikiran kamu kan: “wajar sekali bila banyak warga berpikir, bahwa dananya dihubungkan dengan kebutuhan mencalonkan diri jadi capres yang menelan biaya uang yang sangat besar. darimana lagi sumbernya coba ????”
wajar juga saya punya pikiran:”ini yang ngomong pasti anaknya Udar”