Sistem Pengangkutan Sampah Bikin Jakarta Tak Bersih

7
213

Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin mengubah sistem angkut sampah menggunakan sistem per ton yang diterapkan selama ini. Ia menilai, sistem tersebut tidak efektif karena tak membuat Jakarta lebih bersih.

Menurut Basuki, selama ini banyak operator pengangkutan sampah swasta yang lepas tanggung jawab saat mereka telah merasa dapat mengangkut sampah sebanyak 100 ton per hari.

“Kalau masih ada sampah, mereka bilang ‘Kita sudah buang sampahnya 100 ton’. Kalau kayak gitu, mereka bisa saja ambil sampah di tempat lain. Nah saya mau ubah yang sudah dilakukan puluhan tahun ini,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Basuki menjelaskan, sistem yang akan diterapkan adalah sistem wilayah. Nantinya operator kebersihan bertanggung jawab terhadap kebersihan di tempat tersebut. Para operator diminta menentukan seberapa banyak petugas harian lepas (PHL) kebersihan yang mereka butuhkan di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

“Saya tidak mau hitungan ton lagi. Jadi sistem yang nantinya dipakai adalah kerja bersih di satu tempat. Kalau tidak setuju, ya kami akan tawarkan pihak lain yang lebih baik  Misalnya, lantai ini yang kerjakan namanya Basuki. Kalau lantai ini tidak bersih ya berarti tanggung jawabnya Basuki. Pola itu yang akan kita kerjakan. Nanti Lurah dan Camat tugasnya mengawasi,” jelasnya.

“Kasarannya kaya pembantu gitu. Jadi cuci piring, cuci baju, saya tidak mau tahu mereka tidur siang apa tidak. Pokoknya kalau saya pulang, ada makanan,” katanya lagi.

Selain itu, Basuki juga meminta agar pengangkutan sampah tidak dikakukan pada siang hari. Menurutnya, kegiatan pengangkutan sampah pada siang hari hanya akan menimbulkan kemacetan.

“Jadi sampah itu setiap hari harus diangkut. Tapi harus dilakukan pada siang hari. Jadi pas orang pulang kerja ataupun pulang kerja, sampahnya tidak ada. Karena petugas kebersihan ngangkut sampahnya pada malam hari,” ujar pria yang akrab disapa Ahok itu. [Kompas.com]

7 COMMENTS

  1. lebih efektif cara ini… brilian… lebih bagus lagi kalau dibuat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (Waste to Energy Plant) di Jakarta… biaya angkut ke Bekasi bisa di-“CUT” … bonus listrik puluhan megawatt…

  2. gimana kalau ide yang pernah dibuat orang: tukarin sampah dengan kupon kemudian setelah sekian kupon bisa tukar dengan sembako, harinya misal tiap hari minggu di kantor kelurahan atau kecamatan.

  3. Kelamaan riset lagi, belum tentu lebih pintar dari pabrikan yg memang khusus bikin power plant tenaga sampah….banyak kok di googling, minta mereka bikin penawaran dan kirim contoh…

  4. Kalo lg macet, p.olisi keparat pada ngumpet, gak ada duitnya.. Tp kalo jalanan lancar, pada rame tuh polisi mejeng, nyri duit atau pasang jebakan biar mbl2 pribadi kena jebak, kalo pas macet, keparat itu banyaknya di jalan tol, ngincer yg lewat bahu jalan, polisi bangsat emang tuh pada

  5. kali ini baru benar pernyataannya P Ahok tentang produk Tiongkok,jangan dipukul rata produk Tiongkok jelek semua,banyak perusahaan Tiongkok yang sudah standard ISO,tidak sembarangan,kalau yang jelek itu biasanya pengusaha mau cari untung besar,beli KW2 ,KW3 dst,tentu tidak boleh disamakan,dinegara Tiongkok sendiri,pasar begitu besar,pabrik mereka bersekala besar sehingga bisa efisien dan harga bisa murah,spare part banyak tidak bikin sendiri,semua tersedia oleh pabrik khusus sparepart besar yang supply setiap saat ke industri mobil,sangat efisien!
    P Ahok ada puji produk Eropa,membuat mereka senang bahwa P Ahok kemakan issue atas kejelekan produk Tiongkok.bandingkan bus gandeng Eropa sampai 6M,sedangkan yang ex Tiongkok hanya 3M lebih,seharusnya jadi bisa hemat 3M,kami kira P Ahok jago management keuangan,tentu tahu hitungan bunga majemuk,kalau satu bus 3M ex Tiongkok,maka masih tersisa 3M lagi kalau dengan budgetnya bus Eropa,kalau 5 tahun dana 3M ini taruh di Bank DKI dan dipinjam ke nasabah 12 pct per tahun,5 tahun kemudian termasuk bunga berbunga 3 M tadi bisa menjadi 6 M,uang ini bisa beli bus gandeng lagi dengan tehnologi lebih baru lagi,jadi setiap 5 tahun ganti baru busnya masih lebih murah dari pada beli yang Eropa 6 M,silahkan berhitung.

    setahu kami,sekarang ini banyak instansi pemerintah yang lakukan tender,tidak mau repot beli produk Tiongkok,lebih “aman” beli produk Eropah/Amerika,pokoknya jangan merek”Cina”,karena takut rusak nanti terjadi temuan,sehingga bisa diusut seperti kasus busaway sekarang,itulah tren dari pengadaan tender yang ada dipemerintah sekarang ini,kami sangat salut bahwa tender busway berani pakai produk Tiongkok dengan resiko kena temuan seperti sekarang ini karena ada masalah mutu.
    pabrik kendaraan dari Koreapun jauh lebih murah dari Jepang ataupun Eropa dengan harga murah dan mutu bagus,mobil Jepang sekarang takut dengan Korea,yang sekarang termasuk 5 besar pabrik mobil terbesar didunia,sayang di Indonesia kemakan issue,lihat electronic ex Korea,tahun 90 an jarang yang pakai,sekarang ponsel terbesar terjual dari Korea bukan Eropa lagi,sebentar lagi kami yakin produk ponsel Tiongkok akan mengganti produk ponsel Korea dipasar dunia,lihat ponsel OPPO,Xiomi,ZTE,Huawei akan merajai pasar dunia dalam sekejap mata.
    sekali lagi jangan termakan issue produk Tiongkok jelek,ingat Tiongkok adalah negara ketiga didunia yang sudah mengirim manusia ke angkasa dan sekarang menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua didunia.
    kami harap P Ahok pilih produk yang murah dan baik agar anggarannya bisa dipakai untuk yang lainnya yang lebih diperlukan.
    terima kasih

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here