Basuki: Jangan Nanya Soal Presiden ya…

0
190

Ahok.Org – Anak-anak SD-SMP dari Sabang-Merauke mendatangi Balai Kota DKI Jakarta dan ditemui Wagub DKI Basuki T Purnama (Ahok). Anak-anak tak segan menghujani Ahok dengan banyak pertanyaan. Namun, Ahok minta jangan ditanya soal presiden.

“Jangan tanya siapa presiden nanti ke saya. Karena posisi gue susah..,” kata Ahok di depan anak-anak SabangMerauke yang lantas disambut dengan tawa sekitar 30-an anak-anak Sabang Merauke di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (3/6/2014).

SabangMerauke (Seribu Anak Bangsa Merantau Untuk Kembali) adalah gerakan sosial dalam bentuk program pertukaran pelajar antar daerah yang menekankan nilai-nilai toleransi, pendidikan, dan ke-Indonesia-an. Dalam pertemuan ini, Ahok menekankan pentingnya belajar hidup dari sesama yang berbeda latar belakang.

“Dulu saya hidup di tempat yang mayoritasnya muslim. Jadi biasa ikutan sahur biarpun nggak puasa. Jadi intinya pentingnya saling mengenal ya biar tidak ada prasangka terhadap orang lain,” pesannya di depan anak-anak yang memakai kemeja batik itu.

Pesan hidup bertoleransi juga kembali disampaikan Ahok kala seorang anak bertanya, “Menurut Bapak generasi muda sekarang kayak apa?”.

“Bagus, tapi yang dikhawatirkan adalah narkoba dan primordialisme yang semakin tinggi. Banyak anak-anak muda yang memandang suku lain sebagai musuh jadi harus mulai belajar untuk menerima perbedaan, belajar memilih orang berdasarkan kemampuan,” jawabnya.

“Saya dulu merokok tapi akhirnya berhenti. Tapi kalau narkoba, jangan pernah ada yang coba-coba,” imbuhnya.

Ahok lantas ditanya berbagai hal mulai dari macet Jakarta, keteladanan hingga bagaimana rasanya memimpin Jakarta.

“Pak, bagaimana mengenai kemacetan, walaupun angkutan nambah tapi masih macet?” tanya seorang anak.

“Macet itu mudah mengatasinya. Karena sebenarnya sudah ada kajian sampai 20 lebih, tapi intinya semua harus berbasis pada rel kereta. Tapi sebelum itu terjadi kita perlu menggunakan bus untuk atasinnya. Cuma sayangnya nggak berjalan dengan baik, karena jumlah bus yang mencukupi,” jawab Ahok.

“Apa saja yang sudah dilakukan Bapak selama menjabat jadi gubernur?” tanya anak lainnya.

“Banyak hal. Misalnya PNS yang diseleksi semakin selektif. Transparansi gaji, saya yang masuk pagi, teladan kerja saya. Itu merupakan bentuk dari komitmen terhadap pekerjaan. Taat konstitusi, saya juga beresin Manggarai, sampah-sampah di Jakarta, banyak inspeksi ke sungai, mengurusi warga bantaran kali yang pindah ke rumah susun, udah menambah 40 km jalan, mencoba mengurai masalah macet dengan membuat banyak jalan alternatif, memanfaatkan pinggir sungai untuk dibuat jalan. Kemudian menata PKL, kalau bisa pemerintah jadi premannya, daripada PKL bayar ke preman,” tutur Ahok ceplas-ceplos.

“Kenapa masyarakat Indonesia kalau di luar negeri, taat aturan? Tapi di Indonesia nggak?” tanya seorang anak dengan polos dan memancing tawa.

“Di luar negeri ada dendanya, kalau di Indonesia nggak. Persoalan hukum,” respons mantan Bupati Belitung Timur ini.

“Bagaimana rasanya jadi pemimpin Jakarta?” cecar anak lain lagi.

“Enak, bisa marah-marahin orang. Kalau mau terlibat ya terlibat, kalau enaknya di Jakarta, semua solusi lengkap. Misalnya kalau ngomong sama orang di Bangka Belitung, banyak yang pendidikannya di bawah saya. Sedangkan kalau di Jakarta banyak yang lebih pinter. Jadi nyari solusi itu gampang sebenarnya,” jawab Ahok. [Detikcom]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here