Ahok.Org – Hidup di Jakarta serba tergesa-gesa persis suasana pertemuan dengan Ahok di ruang kerjanya. Serba kilat, karena jadwalnya padat. Bung Ahok sigap menangani tugas multitasking. Berpikir, BBM, melayani wawancara serta pemotretan sekaligus.
“Saya gila kerja,” kata Ahok. Karakter ini rasanya pas untuk mengikis gundukan masalah Jakarta. Siapa kira ia mengawali hari dengan meditasi.
Jakarta: sejak bayi, saya bolak balik ke Jakarta, karena orang tua punya rumah di sini. Setelah taman SMP, saya menetap di Jakarta, kuliah, MM, menikah dan bekerja di sini. Jadi saya orang Jakarta.
Tempat Favorit: apa ya? Rumah saya (Tertawa). Kalau libur, biasanya saya nonton di bioskop. Bioskop di Jakarta bagus, Jakarta juga surga makanan. Saya bisa makan steak dan sashimi terbaik disini.
Rutinitas: Setiap hari bangun pukul 04.30, lalu minum dan meditasi. Ngomong dengan nurani, kira-kira setengaj jam. Saya lanjutkan dengan olahraga senam jantung, strtching, sit up, pull up, squad. Saya tidak pernah absen, kecuali sakit. Pukul 07.00 berangkat ke kantor. Ngga boleh terlambat, supaya ngga kena macet. Tiba di kantor pukul 07.25. Saya kerja kayak orang gila. Kalau ngga ada kerjaan, malah ngantuk dan capek. Saya pulang kerja kira-kira jam 8-10 malam.
Weekend: Sabtu biasanya menghadiri seminar, pernikahan, pelantikan, peresmian. Sabtu pagi nonton sama anak-anak di Emporium. Terakhir nonton Spider Man. Favorit saya film kunfu zaman dahulu seperti Film Tilung, David Chiang (tertawa). Waktu untuk keluarga memang berkurang, sejak terjun ke politik di Belitung. Untung istri paham. Saya sudah 11 tahun di politik.
Sebetulnya saya suka belanja ke pasar tradisional atau supermarket. Waktu kuliah, saya suka ke pasar tradisional, beli sawi hijau, ayam, pepaya. Lalu masak sendiri. Sekarang, ngga ada waktu dan sering dikerubuti orang.
Untuk potong rambut, saya tetap pergi ke salon, pengunjung salon bingung, kok mirip Ahok? Saya belagak bodoh aja. Meski duduk berdampingan cuci rambut, belum tentu mereka mengenali saya. Tapi ketika mulai potong rambut, ada juga yang mengenali dan mengajak foto.
Visi: Jakarta Baru. Modern, tertata rapi dan manusiawi, ramah lansia, ramah anak. Ini sesuai visi nasional yaitu, keadilan sosial. Pemerintah yang baik harus cakap mengadministrasikan keadilan sosial.
Tugas Birokrat: melayani masyarakat. Saya baru saya nonton film Jalanan, karya Daniel Ziv. Ini film dokumentasi yang digarap lima tahun tentang kehidupan tiga pengamen di Jakarta. Mereka menaruh harapan dan berjuang hidup di Jakarta tapi dikejar-kejar aparat. Sebetulnya orang kaya dan miskon boleh punya impian dan harapannya, bukan dikejar dan diperas. Makanya, saya ajak seluruh staf DKI nonton film ini untuk menyamakan persepsi. Kita disumpah dan dibayar untuk mengurus Jakarta. Kalau ngga faham juga, saya pecat.
Kami akan bangun area untuk kaki lima, rusun terpadu, taman-taman. Di trotoar boleh jualan, tapi ada aturannya. Kalau bandel, ada hukumannya, kebersihan harus dijaga. Sekarang ngga ada aturan, seenaknya buang sampah. Kalaupun diatur, diperjualbelikan seperti kepemilikan rusun. Nah, ini harus ditata. Boleh diwariskan ke anak menantu, tapu cucu ngga boleh.
Tugas pejabat sederhana membuat penuh otak, perut dan dompet rakyat. Otak maksudnya menyeimbangkan pembangunan seni, budaya, agama, pendidikan dan akhlak. Perut berkaitan dengan gizi dan makanan sehat. Dompet artinya memajukan ekonomi sehingga masyarakat punya daya beli.
Tugas pejabat tidak ada yang susah. Supaya adil, jangan diterima suap karena ini melenceng dari aturan. Lalu menjaga konstitusi. Kalau rakyat berbuat salah, ditegur seperti orang tua.
Benchmark: kota tropis yang pengelolaannya baik adalah Singapura. Kita butuh 1.000 kota seperti Singapura. Sangat minimalis dan dikemas dengan baik. Mereka punya Sentosa Island, Bukit Timah, Bukit Batok. Jakarta bisa meniru, bahkan lebih dari Singapura. Jakarta lebih luas. Kita punya Kepulauan Seribu. Kelebihannya, Singapura adalah negara. Aparat penting berada dibawah perdana menteri, jadi eksekusi apapun bisa cepat.
Gaya Ahok Pimpin Jakarta: seperti orang tua. Kalau diajak ngomong baik-baik tidak mendengar, saya jewer. Kalau masih bandel, saya pukul pakai rotan. Tapi saya tidak akan mematikan kamu. Tidak ada orang tua yang ingin mematikan anaknya. Tapi kalau keterlaluan, hubungan keluarga bisa putus.
Saya terbuka terhadap warga Jakarta. Bisa bertemu langsung, lewat website, sms, twitter. Paling efektif lewat BB. Saya tidak punya rahasia. Semua rapat termasuk rapim, kita tayangkan di Youtube.
Jangan heran, kalau ada tayangan saya memaki-maki seseorang. Kalau orang tersebut berubah, mungkin tidak saya tayangkan. Saya jengkel, ada orang-orang tertentu yang mengajak berantem. Pokoknya kalau ada yang bandel, saya tayangkang. Tujuannya, supaya rakyat bisa menghakimi. Masyarakat bisa menilai sendiri, mengapa saya marah. Saya tidak mau dipermainkan. Ada yang bilang, Ahok tukang marah. Saksikan Youtube sampai selesai, jadi bisa paham. Kalau berada di posis saya, Anda mungkin bisa lebh marah. Duit rakyat kok dipermainkan?
Kota Buat Politikus: Jabatan gubernur adalah stepping stone Target saya presiden. Kalau cuma mau jadi lebih cepat harus jadi presiden. Untuk mengatasi banjir dan kemacetan memerlukan campur tangan presiden. Polisi, Kejagung, Pajak, Mendagri ada dibawah presiden. Gubernur DKI tidak bisa jalan sendiri. Bukankah dari Merdeka Selatan ke Merdeka Utara sudah dekat? (tertawa…). [Majalah Zoom Vol #07]
“Ringkas, padat dan berbobot inspirasi bagi kita semua, etos kerja yang kuat, integritas tinggi, peka sosial,visioner dan misioner, profesional, humble, dan cinta Tuhan dan Keluarga, dan bangsa negara”.
sistim pengaduan untuk pelayanan dki yg pak ahok lakukan lebih ringkas, cepat dan tidak ada sekat beda sistim Lapor yg dibuat UKP4 sangat jauh dari harapan mudah mudahan kepemimpinan RI 1 pak jokowi bisa mempermudah pengaduan seperti di dki untuk pengaduan pelayanan publik. 2019 nantinya pak de jokowi dan ahok berdampingan lagi di RI 1 dan 2
Halo bung Ahok
Tolong bapak Ahok dengarkan dan laksanakan wasiat dari rakyat Indonesia.
Wasiat rakyat Indonesia untuk bung Ahok adalah untuk memilih salah satu dari 3 cewek cantik menjadi wakil gubernur DKI
Pilihan 1. Angel Karamoy
Pilihan 2. Dian Sastro Wardoyo
Pilihan 3. Briptu Eka Frestya
Silakan bung Ahok segera melamar salah satu dari 3 cewek cantik di atas untuk menjadi wakil gubernur DKI mendampingi Gubernur DKI Ir Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
Maju terus pa Ahok,, Pendekar Garuda Sakti!!!
Jgn pake wakil yg trlalu kinclong Pa,, kesian Bu Veronica tar ga tenang di rumah hehehe….
jika Indonesia buat lampu jalanan pakai LED dari sekarang, akan sangat menghemat/menolong jika kelak terjadi krisis energi…
sebaiknya BUMN kita bisa produksi sendiri…bisa lewat kerjasama dengan perusahaan yang punya teknologi bagus (license agreement), atau beli startup LED company yang OK…
Salut, Pak Ahok.
Terima Kasih atas semua usaha dan kerja keras Bapak.
Kisah Bapak sungguh menginspirasi.