Ahok.Org – Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mempertimbangkan kembali mencalonkan diri sebagai gubernur jika pilkada dipilih langsung oleh rakyat. Namun, kini Basuki berstatus sebagai non-partai.
Ia telah memilih mengundurkan diri dari Partai Gerindra setelah tidak sepakat dengan UU Pilkada bahwa pemilihan kepala daerah dilakukan oleh DPRD. Jika Basuki nyagub pada Pilkada DKI 2017, akankah ia maju sebagai calon independen atau mencari kendaraan politik lain dengan bergabung ke partai politik? [Kemendagri Pastikan DKI Jakarta Tetap Gelar Pilkada Langsung]
“Bisa independen, bisa partai,” kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (26/9/2014).
Pria yang akrab disapa Ahok itu tak membantah memiliki hubungan baik dengan partai-partai selain Gerindra, seperti Partai Nasional Demokrat (Nasdem), tempat Basuki tercatat sebagai salah satu pendiri ormas Nasdem.
Basuki juga mengaku memiliki hubungan baik dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Saat mencalonkan diri sebagai gubernur Bangka Belitung, PKB yang saat itu masih digawangi oleh almarhum Abdurrahman Wahid mendukung Basuki.
“Dengan Partai Hanura, saya juga berteman baik. Dengan PDI-P teman saya banyak, Golkar juga, PKS juga temanan. Sama Pak Triwisaksana kan saya temanan,” kata Basuki.
Basuki yang juga mantan kader Partai Golkar itu dahulu pernah mencoba maju mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI pada Pilkada DKI 2012 melalui jalur independen. Namun, untuk dapat lolos menjadi calon gubernur, Basuki memerlukan dukungan KTP warga DKI minimal 4 persen dari total penduduk DKI.
Basuki tak dapat memenuhinya. Ia kemudian dipinang Partai Gerindra dan dipasangkan dengan Jokowi menjadi calon gubernur dan wakil gubernur DKI pada Pilkada DKI 2012. [Kompas.com]
temanan apa temanan pak ? yg sini anggap teman yang sana sama gak pak ahok ?
Idealnya sih EGP dia anggap aku teman apa gak, yg penting aku anggap dia teman. Lagian TABU kalo di publik omong “Kita bukan teman” apalagi “Kita musuhan”.
saya pikir daripada ikut KMP yg menolak Pilkada langsung mending gabung ke Nasdem.
kanca
ya kanca
asal ora
neka-neka
ngupaya
nambah dosa
ngentit arta
mudun rega
nora
kuwawa
cuwa
marga
ala
ati-ati pak Ahok, tidak ada kawan yang abadi dalam politik