Ahok.Org – Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memiliki pengalaman terkait sanitasi di Jakarta. Ia membaginya kepada siswa-siswi SD yang menjadi peserta Delegasi Konferensi Anak Indonesia 2014, di Balairung, Balaikota Jakarta, Selasa (28/10/2014).
Dalam acara itu, Basuki mendapat pertanyaan dari seorang siswa bernama Brian.
“Pak Ahok (Basuki), kenapa WC di Jakarta basah semua?” kata Brian bertanya.
Basuki pun tertawa mendengar pertanyaan polos dari siswa kelas V SD itu. “WC di kantor ini saja joroknya luar biasa, basah semua. Pas saya cari tisunya di mana, ternyata tisunya juga pada dicolongin semua. Bapak (Ahok) juga kesal banget kalau lagi buang air, ternyata toiletnya basah, lantainya basah, banyak tisu berserakan,” ucap Basuki.
“Saya juga pernah pinjami WC di ruangan saya untuk staf saya. Setelah itu, ternyata kloset saya basah, masa kotoran dia saya yang bersihin. Habis itu, saya enggak mau WC saya dipakai lagi,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Ahok itu menjelaskan bahwa Pemprov DKI bakal berupaya mengubah mindset warga secara bertahap. Untuk awal, Basuki menyadarkan warga dengan melakukan tindak tegas sesuai peraturan yang berlaku, misalnya untuk para warga yang membangun bangunan liar di atas lahan negara dan pedagang kaki lima (PKL).
Basuki berjanji bakal membongkar semua bangunan yang berada di bantaran sungai. Selain untuk normalisasi, lahan itu akan dibangun jalan inspeksi. Setelah itu, Pemprov bakal menyosialisasikan kepada warga soal kebersihan.
Ia menginginkan sistem sanitasi yang berada di Jakarta seperti yang diterapkan seperti di Jepang dan Korea. “WC di sana itu sudah elektronik, bersih, dan ada alat pemanasnya. Tetapi, untuk diterapkan di Jakarta, semuanya dilakukan bertahap,” kata Basuki.
Pertanyaan selanjutnya datang dari Zuhruf, peserta lain. Ia menanyakan bagaimana tindakan DKI untuk mengantisipasi warga yang gemar buang air sembarangan. Basuki tertawa dan menggelengkan kepala sebelum menjawab pertanyaan anak berusia 10 tahun tersebut.
Basuki menceritakan pengalamannya ke kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, yang selalu tercium bau pesing di sana.
“Saya juga bingung kenapa orang-orang banyak yang berani sembarangan kencing sembarangan di Gedung Kota Tua, baunya pesing banget. Nanti kami pasang tulisan, ‘Yang kencing sembarangan di sini anjing’, atau ‘Yang buang sampah sembarangan monyet’,” kata Basuki tertawa. [Kompas.com]
wajah kita ada disana
pertanyaan sederhana
mengena apa adanya
hua ha ha ha
kebersihan
sebagian dari iman
sering diingatkan
malas dilakukan
itulah kenyataan
Denda aja pak kalo yang masih buang air sembarangan, Denda 1 juta atau dipajang di kota tua ditulis seperti pelaku copet di stasiun kereta api.
revolusi mental akan jalan dng saksama diseluruh indonesia; termasuk di dpr. siapakah orang per orang indonesia yg menyebabkan mereka ini masuk n bercokol di sana? apa sih tujuan yang ingin dicapai kita orang perorang?? melihat kondisi terkini, sesuaikah dng yang semula kita, orang perorang indonesia inginkan??
.
bukankah lebih bermanfaat bagi negeri dan bangsa ini, paling tidak menurut topik diatas, kalau yang terhormat di dpr “ngajari” masyarakat agar tidak kencing sembarangan, ketimbang kisruh urusan “kursi”, makan gaji lagi!!
.
mungkin, sebaiknya kita orang perorang indonesia, sudah harus sadar, bahwa kita semua inilah yang perlu berubah, demi kebaikan indonesia. mari kita sambut dan tenagai revolusi mental yang dicanangkan presiden. agar paling tidak kencing sembarangan tidak menjadi budaya yang kita “wariskan” ke anak cucu!?!?
.
semoga,