Ahok: Kurikulum 2013 Enggak Siap, Ngapain Dipaksain

2
183

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyambut positif langkah Menteri Anies Baswedan merevisi kurikulum 2013. Kurikulum yang dibidani oleh Mendikbud M Nuh di era Presiden SBY itu akhirnya dihentikan secara parsial.

“(Kurikulum) 2013 enggak siap. Ngapain dipaksain,” kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (8/12/2014).

Dia pun mengaku sebagai kepala daerah di DKI siap mendukung langkah Mendikbud Anies Baswedan.

“Saya kira sudah tepat putusan menteri, harus kita dukung sambil siapkan,” tambah Ahok.

Mendikbud Anies Baswedan menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013. Kebijakan penghentikan kurikulum tersebut diterapkan bagi sekolah-sekolah yang baru melaksanakan Kurikulum 2013 selama 1 semester.

“Saya memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang baru menetapkan satu semester yaitu sejak tahun pelajaran 2014/2015,” kata Anies, Jumat (5/12) lalu.

Ia juga menjelaskan seputar evaluasi kurikulum 2013. “Kurikulum itu adalah suatu produk yang selalu disiapkan secara matang. Di seluruh dunia kalau menerapkan kurikulum, di mana kurikulumnya harus matang dulu, dievaluasi dan diperbaiki,” kata Anies.

Anies menyatakan persoalan tersebut sebagai alasan kurikulum 2013 diberhentikan. Dia menyebut sebenarnya kurikulum 2013 yang sudah diberlakukan di seluruh Indonesia, belum dievaluasi. Padahal, pihak yang merasakan langsung yaitu guru dan murid belum siap menerima kehadiran kurukulum ini.

“Jadi itu semua belum dievaluasi tapi sudah dilaksanakan di seluruh sekolah, lalu apa yang muncul? Fungsi dari guru dan anak-anak merasa kurikulum menjadi membebani,” lanjut dia.

Seharusnya, kata dia, tujuan kurikulum adalah menciptakan suasana belajar menjadi menyenangkan. Konsep belajar agar anak-anak bisa senang menerima pelajaran dan tidak terbebani harus menjadi prioritas. Anies pun menjabarkan beberapa persoalan seperti masalah-masalah teknis buku yang lamban hingga tidak adanya pelatihan guru yang belum tuntas. Beberapa hal itu membuat aplikasi di lapangan yang seharusnya berjalan menjadi terhambat. [Detikcom]

2 COMMENTS

  1. Betul sekali…. lebih baik di tunda dulu saja dan disempurnakan..
    Alangkah baiknya para profesor ahli pendidikan.. turun dulu ke seluruh pelosok negeri ini, dan coba mengajar dulu disana agar tahu situasi dan kondisi siswa, guru dan sekolah secara menyeluruh..
    2 jam pelajaran hanya habis untuk penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan yg tidak mungkin terpenuhi semua, sehingga sisanya hanya mengarang bebas nilai untuk siswa…. menyulitkan.. menyulitkan….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here