Basuki Soal Tuduhan ‘Tidak Manusiawi’

10
221

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama begitu kesal mengetahui lembaga swadaya masyarakat (LSM) Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) menyebutkan bahwa Pemprov DKI banyak menggusur permukiman warga selama tahun 2014.

Terlebih, Ketua Fakta Azas Tigor Nainggolan menuding Basuki tidak menyenangi warga miskin tinggal di Ibu Kota.

Pria yang akrab disapa Ahok itu mengatakan, langkah Pemprov DKI dalam merelokasi warga ke rumah susun merupakan cara paling manusiawi.

“Pernah enggak dalam sejarah republik ini, kami menyiapkan rusun full furnished (penuh furnitur di dalamnya)? Coba kasih tahu sama saya dunia mana yang lebih manusiawi dari Jakarta, jangan dilihat gusurnya,” kata Basuki dengan suara meninggi, di Balai Kota, Selasa (23/12/2014).

Basuki pun mencontohkan kasus relokasi warga bantaran Waduk Pluit ke Rusun Muara Baru. Saat merelokasi warga Waduk Pluit, Basuki kesal dituding melanggar HAM oleh Komnas HAM. Padahal, saat itu warga telah diberi kompensasi rusun yang berisi lengkap dengan furnitur di dalamnya.

Kemudian, Basuki mengeluarkan telepon genggamnya dan menunjukkan beberapa foto kepada jurnalis.

“Ini ada air laut pasang dan temboknya begitu tipis untuk menahan air. Kalau betonnya roboh, pasti banjir air pasang merendam rumah warga dan bisa 15.000 orang mati karena peristiwa ini. Kalau saya membiarkan hal ini terjadi, kamu bilang saya kejam enggak? Ya, kalau ada yang bilang saya kejam, brengsek saja. Sekarang gue pindahin dia ke rumah susun supaya hidupnya lebih baik, lo bilang gue kejam juga,” kata Basuki lagi masih dengan suaranya yang meninggi sambil berlalu.

Sebelumnya Ketua Fakta Azas Tigor Nainggolan menyimpulkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama tidak menyukai keberadaan orang miskin.

“Ahok (Basuki) itu enggak suka orang miskin tinggal di Jakarta. Orang miskin dalam pikiran Ahok itu negatif. Sumber macet, sumber kumuh. Makanya harus disingkirin dari Jakarta,” ujar Azas, hari Minggu lalu.

Hal ini diucapkan Azas karena Pemprov DKI kerap melakukan penggusuran. Biasanya alasan yang digunakan adalah untuk mengalihfungsikan lahan penggusuran menjadi lahan resapan berupa ruang terbuka hijau. Azas mengatakan, pemindahan puluhan ribu orang demi ruang terbuka hijau adalah sebuah bentuk diskriminasi.

Berdasarkan data akhir tahun yang dihimpun Fakta, sekitar 13.852 orang menjadi korban penggusuran dari 26 penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta sejak awal tahun.

Forum itu menyebutkan, sebanyak 19 penggusuran di antaranya dilakukan tanpa proses sosialisasi dan negosiasi terhadap warga terlebih dahulu sehingga bisa dikatakan sebagai penggusuran paksa. Penggusuran paling besar yang dicatat oleh forum itu terjadi di Kali Sunter dan Pedongkelan. [Kompas.com]

10 COMMENTS

    • Betulll Bro hattori.
      Lebih baik dana hibah bansos diberikan remaja mesjid, tukang jaga & membersihkan mesjid, gereja, wihara, pura.
      LIBASSSS habis Preman yang berkedok LSM/ ORMAS/ POLITISI. Kerjanya cuma memalak, komisi, asbun dsbnya.
      Maju terus BPK BTP & BPK JAROT.
      “JAKARTA BARU” perlu pemimpin seperti anda.
      Bertindak tegas seperti BANG ALI SADIKIN & berjiwa sosial seperti BPK JOKOWI

  1. pak ahok, kami sebagai wong cilik tinggal di bantaran kali-sungai, melihat tindakan dan rencana bpk merelokasi kami ke rusun sebagai berikut:

    1. Kami menghargai niat baik bpk memperhatikan nyawa kami yg selama ini yg terancam bencana banjir tetapi sudah lama sekali tdk ada yg perhatian pada kami termasuk LSM PALSU berkedok HAM dan oknum picik yg sempit gemar provokasi masyarakat demi keuntungan diri yg egois dan sesaat.

    2. Kami bersyukur pak ahok perhatian dan kesehatan kami yg pasti lebih baik tinggal di rusun dibandingkan di pinggir kali dan sungai

    3. Kebiasaan kami yg buruk dalam membuang sampah di sungai dan kali akan terkikis perlahan pasti karena kami diajar utk hidup bertgg-jwb terhadap lingkungan alam, sungai dan ikut andil memelihara kesehatan smasyarakat dan mencegah banjir yg merugikan masyarakat.

    4. Kami menghargai tersedianya rusun dan perabot yg diberikan dgn pengorbanan utk kami wong cilik sekalipun kami belom terbiasa tinggal di rusun karena berpuluh-puluh tahun kami terbiasa dan diacuhkan pemerintah korup dan saat ini kami dibangunkan utk tinggal di lingkungan nyaman dan bersih. Kami akan meterbiasa tinggal di rusun ini.

    5. Dengan memindahkan kami ke rusun sesungguhnya status sosial kami di mata masyarakat, naik tingkat karena kami bukan lagi org terlantar dan dibuang seperti sebelumnya.

    wassalam

    2. Kami menghargai

    • 6. Ketika tinggal di pinggir kali bahaya kebakaran juga mengintip hendak merampas keselamatan kami karena bangunan semi permanen yg riskan kebakaran, ditambah lagi kebiasaan kami nyolong listrik, mandi air kali yg kotor, hal ini jauh lebih baik tinggal di rusun yg “memaksa” kami bertgg-jwb atas listrik, air bersih yg kami pakai serta bahaya kebakaran jauh lebih kecil dan kami akan terbiasa hidup sehat.

  2. gedubrax……
    liat :pideo 31 Mei 2013 en 21 Agustus 2013
    kurang cukup kah mempermalukan diri sendiri, jika kita siap menuju Masyarakat Ekonomi Asean 2015
    Jakarta – Wajah Indonesia
    Salam Banua

  3. Bah.. kemarin si ucok kadafi, ini kali si azas tigor… macam mana pula kalian berkomentar.. kemarin fitra, skr fakta… dang adong hepeng kau lae? Mulak saja ke kampung ompung mu…

  4. Mari kita lihat dampaknya, Positif bagi kita semua. Mudah2an Jakarta segera bisa menjadi seperti Singapore atau Kuala Lumpur.
    Untuk itu mari kita dukung kebijakan Pemprov DKI.

  5. Ko Ahok, jgn pernah takut lae, kami dukung kerja keras dan niat baik Anda…Dari statement Si Tigor macam orang gak sekolah…statement kau harus disertai bukti konkret lae…buat malu saja kau lae…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here