Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) meminta Bank DKI mengintegrasikan sistem pembayaran retribusi kepada pedagang kaki lima (PKL) dan pengusaha warung kelontong di DKI Jakarta. Selain itu Basuki juga minta Bank DKI meningkatkan performanya pada 2015.
“Bank DKI ini harus menjadi tuan rumah di kotanya sendiri. Masak bank daerah sebesar ini kalah dengan Bank BCA atau bank lainnya,” ucap Basuki, saat menjadi pembicara utama dalam workshop Rencana Kerja dan Anggaran PT Bank DKI Tahun 2015, Jakarta, Sabtu (31/1).
Untuk mewujudkan hal tersebut, Basuki minta Bank DKI mensosialisasikan cara pemberian kredit kepada pengusaha kecil. “Selama ini masyarakat kecil terbiasa meminjam ke tengkulak. Padahal kalau mereka meminjam ke Bank DKI jauh lebih mudah dan ringan bunganya,” katanya.
Basuki mengaku tidak akan segan untuk memecat pejabat Bank DKI yang bekerja tidak optimal atau menyalahgunakan jabatannya, sehingga merugikan Pemprov DKI. “Anda yang duduk di jabatan-jabatan strategis harus bekerja optimal dan maksimal. Kalian ini mengelola uang dari warga DKI Jakarta.”
Basuki menargetkan, pada 2017, Bank DKI dapat memiliki modal dasar hingga Rp 11 triliun. “Kita akan bangun di setiap kecamatan dan kantor PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) cabang bank DKI, beserta ATM untuk mempermudah transaksi.” [Beritasatu.com]
bank dki kan notabene milik jakprem !!! maka, gampang utk bikin:
.
1. prioritas tidak pada beli mesin atm, tapi bekerja sama dng semua bank yg ada di dki(minimal), utk pakai bersama mesin atm yg sudah ada; kalau ada beaya adm, pertimbangkan utk digratiskan(subsisdi), tentu kalau bisa, pilih bulu(gratis bagi ukm, rusun, kjp etc, mungkin, kartunya diberi warna tersendiri).
.
2 idem dito dng mesin setor tunai.
.
3. buka pintu akses bank dki utk yg punya kepedulian n ide, bagi pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat, dalam langkah nyata. baik itu individu, lsm, csr, pns, tni, polri, agama (diakui or tidak), ex tengkulak pengkredit, pendeknya semua kemungkinan berpotensi yg ada.
4. bca, melayani ambil/stor duit pada hari libur, di mall-2 (kantornya fix, yg dekat keramaian, petugasnya bergiliran). apa bank dki juga punya service seperti itu???
.
salam,
bro tj
bank maupun milik dki tdk bisa merta menghapuskan suatu biaya. yg kalo tdk ada biaya, berarti biaya itu di tanggung oleh pihak bank DKI. krn aturan bank semuanya ada di tangan BI. krn transaksi antar bank sdh ada aturan nya. sdgkan pelayanan di hari libur nya juga harus ada ijin dari pihak BI. krn menerima uang pada hari minggu atau libur kan harus ada OJK khusus. krn bank apa bila menerima uang kan duit nya hrs masuk juga pd saat itu. na di situ lah ada mekanisme online yg harus di ajukan kepada BI. sdgkan OJK nya adalah pengawasan uang yg berada di bank tersebut dimana pd hari minggu/libur hrs ada pengawalan juga.
disinilah perlunya open minded/melepas diri dari ikatan kepada kebiasan-2 lama(yg negatif tentunya), agar dapat melihat persoalan dari banyak sudut; tidak melulu sesuai pemahaman “normal” yg biasanya. dng demikian, perihal apapun yg tidak/kurang benar, tapi yg selama ini di/terpaksa/sudah berlaku umum, barulah dapat dengan jelas dilihat, sehingga pada gilirannya, dapat di perbaiki.
.
toch utk prioritas pelayanan ke masyarakat, tidak perlu melanggar-langgar peraturan yg ada kan!?!?
.
salam,
Coba dibuka kantor cabang pembantu/ Kas disetiap kantor kelurahan & KPP.
Setiap setoran langsung diterima rekening Pemprov/ Negara.
LANJUT TERUS “REFORMASI BIROKRASI” diseluruh bidang Pemprov DKI.
SALAM “JAKARTA BARU”