DKI Bentuk 20 Kampung Siaga Bencana

0
113

Ahok.Org – Untuk membantu pengungsi yang terdampak banjir, Dinas Sosial (Dinsos) DKI telah membentuk 20 kampung siaga bencana (KSB) di lima wilayah DKI Jakarta. KSB ini bertugas untuk menjamin suplai logistik kebutuhan makanan para pengungsi.

KSB tersebut adalah dua di Jakarta Pusat, yaitu Kelurahan Petamburan dan Kelurahan Kemayoran. Kemudian lima di Jakarta Utara, yaitu KSB Kelurahan Marunda, Kelurahan Pademangan Timur, Kelurahan Penjaringan, Kelurahan Penjagalan, dan KSB Kelurahan Kapuk Muara.

Lalu ada enam KSB di wilayah Jakarta Selatan, yang berlokasi di Kelurahan Bukit Duri, Kelurahan Pondok Pinang, Kelurahan Ulujami, Kelurahan Pejaten Timur, Kelurahan Pengadegan, dan Kelurahan Bangka. Empat KSB di Jakarta Barat, yakni Kelurahan Raya Buaya, Kelurahan Kedoya Selatan, Kelurahan Kapuk, dan Kelurahan Tegal Alur.

Selanjutnya, tiga KSB di Jakarta Timur, terletak di Kelurahan Kampung Melayu, Kelurahan Cipinang Melayu, dan Kelurahan Cawang.

Kepala Dinsos DKI Jakarta, Masrokhan mengatakan, tugas KSB adalah memenuhi kebutuhan makanan para pengungsi. KSB bisa mengembangkan dapur umum mandiri di wilayahnya, untuk mempercepat distribusi logistik makanan kepada korban banjir di tempat pengungsian atau di rumah.

“Jadi nanti, warga kota Jakarta yang KSB-nya kurang besar dalam memenuhi makanan, bisa membuka cabang-cabang dapur mandiri di wilayah yang banjir, supaya terjadi percepatan pemberian makanan cepat saji. Suplai logistiknya dari kami,” kata Masrokhan, Jakarta, Kamis (12/2).

Seluruh KSB sudah membuka dapur umum sejak 9 Februari lalu, hingga saat ini. Ketika banjir surut dan pengungsi kembali ke rumah masing-masing, kegiatan dapur umum akan dihentikan.

Hingga saat ini, Dinsos DKI telah mendistribusikan 46 ton beras, 4.000 dus mi instan, 225.000 kaleng sarden, 115 dus kecap dan 115 dus minyak goreng, ke lima wilayah Kota Jakarta yang terkena banjir.

“Tidak hanya mendistribusikan natura saja, kami juga sudah mendistribusikan 4.000 lembar selimut. Juga kebutuhan anak-anak, seperti pampers dan seragam sekolah, dan daster untuk ibu-ibu. Intinya, tidak boleh ada pengungsi yang kelaparan dan kedinginan selama banjir. Kami juga meminta tidak ada pemadaman listrik di pengungsian,” tukasnya. [Beritasatu.com]

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here