"Tanya saja warga DKI mau gak menerima Rp 12,1 triliun Untuk…"

4
198

Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengingatkan agar anggota Dewan Perwakilan Rakyat DKI Jakarta tak membangun opini terkait dana siluman Rp 12,1 triliun melalui televisi.

Mantan anggota DPR Komisi II ini kembali menegaskan akan menolak memasukkan dana Rp 12,1 triliun ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jakarta tahun 2015. “Tidak perlu bangun opini di TV, tinggal tanya saja warga DKI mau gak menerima Rp 12,1 triliun untuk beli UPS-UPS yang tidak masuk akal,” kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (12/3/2015).

Apalagi menurut Ahok, Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya sudah menyatakan ada dugaan korupsi dalam pengadaan UPS pada tahun 2014 lalu.

Ahok juga mempermasalahkan sejumlah proyek tak masuk akan yang diusulkan oleh DPRD DKI. Misalnya, proyek pengadaan UPS, alat fitness, alat laboratorium, Electronic System Management Sekolah atau e-SMS.

“Kalau kami beli system IT management sekolah aja sampai Rp 5 miliar itu sudah mahal,” kata Ahok yang telah ngantor lagi setelah 3 hari absen karena terkena DBD ini. Belum lagi besarnya anggaran untuk sebuah proyek di sekolah terkesan hanya menyalin.

“Masa tiap sekolah mesti copy-copy, semua Rp 5 miliar,” kata peraih penghargaan Bung Hatta Anti Corruption Watch tahun 2013 itu.

Hingga kini RAPBD DKI Jakarta belum juga disahkan. Pemerintah Provinsi DKI dan DPRD DKI diberikan waktu tujuh hari sejak Kamis pekan lalu sampai Kamis (13/3/2015) besok. [Detikcom]

4 COMMENTS

  1. Jangan pernah menyerah pak Ahok.
    Anggaran di daerah lain akan terpengaruh seberapa jauh perjuangan anda.
    Pemimpin daerah banyak yang baik, tapi sementara ini sedikit banyak mereka memilih kompromi.
    Karena khawatir pembangunan akan terhambat.

  2. Pada dasarnya nyaris seluruh gonjang ganjing ini bersumber dari “keberanian” Ahok menjabarkan ideologinya. Terkait dengan pengadaan UPS yang menjadi salah satu suatu kontra logika.

    Merujuk ketopik ini, maka seluruh daya upaya antara Ahok dan DPRD untuk “meluruskan” masalah ini sudah mencapai titik salah kapra karena sesungguhnya tidak ada pihak yang menjabarkan:
    1. Apa sesungguhnya fungsibutama suatu UPS.
    2. Apakah sesuai untuk digunakan disekolahan secara selayaknya wadah ajar-mengajar.
    3. Apakah terjadinya “power surge” disekolah-sekolah tersebut diakibatkan oleh daya kelistrikan yang kurang.
    4. Apakah pihak PLN selaku penyelanggara fasilitas kelistrikan dinegeri tercinta ini sudah tidak mampu untuk membenahi masalah kelistrikan.
    5. Apakah ada kesalah pengertian atas terminologi atau istilah yang dipakai dalam pengajuan dana untuk mengatasi masalah listrik sekolah ini. Jika ada, akui saja ada salah. Masyarat bisa memaklumi.

    Sesungguhnya bernalar dan berlogika sederhana bukan berarti bodoh. Janganlah memakai istilah-istilah “tinggi” jika tidak mamahami esensi dari istilah tersebut.

    Wakil rakyat dan pelayan rakyat seharusnya sejalan se-ide. Bagi saudara-saudara yang bijak memilah ungkapan ini akan melihat jelas dimana letak permasalahan ini.

    Tajuk “Save Ahok”, apakah perlu? If you think its morally right, make sure you stand by it and make nothing bound you otherwise. Ahok, you need not to be saved, only the weaks and the wrongs need to be saved.

    Terima kasih.

  3. Saya dukung #SAVEAHOK
    tapi sebelumnya mau ngucap syukur…. Alhamdullilah… Pak Ahok sudah sembuh dari sakitnya. Putranya juga pasti dah sembuh. Alloh mah ga bakal tinggal diem kalo ada yang jahatin hamba-2NYA yang jalannya lurus. Penyakit cuma sebentar aja mampir ke pak Ahok. Jaga kesehatan pak Ahok… Kerja buat Alloh dan rakyat pahalanya ga ada yang bisa nandingin di dunia ini. Tetep berjuang untuk dapetin itu semua. Rakyat dibelakang anda….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here