Ahok-Djarot Tinjau Lenggang Jakarta

2
114

Ahok.Org – Seusai mengikuti upacara Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) bersama jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat langsung mengecek kesiapan program “Lenggang Jakarta”. Lokasi “Lenggang Jakarta” tepat berada di sisi kiri lokasi upacara, di Lapangan eks IRTI Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Kedua pemimpin Jakarta itu meninjau lokasi Lenggang Jakarta bersama pejabat SKPD DKI. Mereka melihat satu per satu kios yang telah berdiri di sana.

Program “Lenggang Jakarta” merupakan program penertiban pedagang kaki lima (PKL) Monas. Apabila sebelumnya mereka berdagang di tenda, kini mereka mendapat kios yang diberikan oleh CSR Rekso Group tersebut.

Dari pantauan, sudah banyak kios yang diisi oleh para pedagang kuliner. Ada juga beberapa pengunjung yang telah membeli dagangan mereka.

Dalam kunjungannya, Basuki menanyakan identitas para pedagang seperti yang dilakukannya kepada Nety, penjual kari ayam Medan. “Ini Ibu sendiri kan yang jualan di sini? Kartu rekening buat bayar retribusi dan kartu pedagangnya atas nama Ibu Nety, kan?” tanya Basuki.

“Iya Pak, semuanya atas nama saya,” jawab wanita bertubuh gempal tersebut.

Kemudian Basuki meminta Nety untuk tidak menjual kiosnya tersebut kepada oknum tertentu. Apabila Nety dan pedagang lain dirasa sudah tidak mau lagi berdagang di “Lenggang Jakarta”, maka kios akan menjadi milik DKI lagi dan diberikan kepada pedagang lain yang sudah mendaftar.

“Ibu sudah diajarkan mencuci sayur, buah, higienis kan, Bu?” tanya Basuki lagi.

Nety mengangguk mengiyakan pertanyaan suami Veronica Tan itu.

“Kayaknya enak nih lho makanan Ibu, kari Medan,” kata Basuki mengacungkan jempolnya, yang mengundag gelak tawa Djarot serta pejabat DKI yang mendampinginya.

Pertanyaan serupa juga disampaikan Basuki kepada pedagang lainnya. Kuliner yang disajikan di “Lenggang Jakarta” bervariasi, mulai dari nasi goreng, soto Betawi, gulai kambing, pecel bebek, nasi uduk, hingga selat Solo. Harga makanannya pun bervariasi, mulai dari Rp 15.000 – Rp 40.000 tiap porsinya.

Transaksi di “Lenggang Jakarta” baru dapat menggunakan kartu e-money Bank Mandiri. Rencananya, Jumat (22/5/2015), Basuki secara resmi meresmikan “Lenggang Jakarta”.

Total pedagang yang berjualan di Lenggang Jakarta sebanyak 329 orang meliputi pedagang kuliner, aksesoris dan suvenir. Para pedagang kuliner di Lenggang Jakarta ini sebelumnya juga telah diberikan training atau pelatihan memasak sejak Januari 2015 dari dua koki handal. Tak hanya pelatihan memasak, mereka juga diajarkan cara menyapa tamu, mengatur keuangan, sanitasi, higienis hingga cara berwirausaha. [Kompas.com]

2 COMMENTS

  1. kartu e-money kalau bisa satu saja dan bisa di gunakan buat transj,makan dll biar di dompet gak kebanyakan kartu. kalu buat makan pake mandiri, busway pake yang lain,rusun pake kartu dki dll, kalau itu yang terjadi di dompet penuh kartu aja dan masyarakat binggung membaginya nanti karena semua berbeda…

    • setuju bro, satu kartu saja, seharusnya sudah mencakup semuanya/bisa akses semua.
      .
      tapi, bukan masyarakat harus pakai satu bank, melainkan kartu semua bank bisa dipakai di semua pembayaran !!
      .
      kalau tidak, masak hari gini rakyat masih mau dijadikan objek pengembangan bank tertentu dng “muslihat”!! ayo dong regulator, kau ada dimana ??
      .
      jadikan rakyat subjek dong, posisi bank menjadi melayani masyarakat, walau dari situ mereka akan dapat untung. masalah teknis, kalau jadi alasan?? masa kagak ada solusinya !!! masalah ikhwal “usaha”?? masa utk ilmu tambah, kurang n perkalian pada jago, tapi gilaran masuk di pembagian, pada o’on !!
      .
      di toll juga tuh, hanya terima kartu tertentu!! emang domisili usaha bank anda di negara mana ???
      .
      salam,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here