DKI Persiapkan Lelang Terminal Rawamangun ke Swasta untuk Dikelola

3
142

Ahok.Org – Terkendalanya penggunaan Terminal Rawamangun akibat ada bangunan kantor Sudin Perhubungan Jaktim yang menghambat laju bus membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) naik pitam. Kini tak mau lagi ambil pusing, Ahok pun tengah menyiapkan proses pelelangan untuk dikelola pihak swasta.

“Terminal Rawangun kita sudah siapin lelang, kita mau lelang swasta saja untuk kelola,” ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/6/2015).

Dengan kata lain, mantan Bupati Belitung Timur itu menyerahkan pembongkaran atau revitalisasi terminal nantinya kepada pihak swasta yang keluar sebagai pemenang lelang. Dengan harapan di tangan pemenang tender dari swasta proses lelang dapat berjalan lebih baik dengan perencanaan.

“Nanti sudah lelang swasta yang menang, swasta yang bikin (bongkar terminal) saja sudah,” imbuhnya.

Seperti diketahui, Ahok merasa begitu kecewa dengan wajah baru Terminal Rawamangun di Jakarta Timur. Pasalnya, biaya renovasi yang menelan hingga Rp 47 miliar itu tidak sesuai dengan desain awal terminal yang telah diajukan pihak konsultan.

Terminal Rawamangun tidak bisa dimasuki bus-bus berukuran besar karena bangunan jalurnya yang begitu sempit. Sontak Ahok berpendapat Kepala Dinas Perhubungan DKI Benjamin Bukit melakukan kesalahan dalam pengerjaan proyek tersebut.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budi Hartono menyebutkan pihaknya paling cepat baru dapat membongkar Terminal Rawamangun pada Agustus mendatang.

“Prosesnya memang tidak sebentar. Paling cepat Agustus baru bisa dibongkar dengan catatan semuanya dikebut dan Badan Lelang Negara tak ada kerjaan menumpuk,” kata Heru saat dihubungi, Kamis (28/5) lalu. [Detikcom]

3 COMMENTS

  1. Benyamin Bukit nya bagaimana PakGub?
    Dikemanakan dia Pak? Orang ini tidak bis aberpikir atau terima jatah atau sengaja atau bagaimana ya Pak. Berikan konsekwensinya dong Pak. Anda ini mahapengampun sekali. Sepertinya skpd itu tidka mengerti pekerjaannya semua, ini perombakan kurang intensif. Ini kecerobohna seperti ini kan mahal harganya ini sampai kapan. Heran juga.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here