Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku tak jadi membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Light Rail Transit (LRT) yang dipimpin oleh Benhard Hutajulu.
Basuki menjelaskan, BLUD tidak berani melakukan lelang tender pembangunan serta pengelolaan proyek LRT.
“Saya belum tanda tangani (pembentukan BLUD LRT), dia enggak berani lelang. Idealnya kan dia (BLUD LRT) yang melakukan lelang semuanya dan mereka maunya DED (detail engineering design), padahal langsung rancang bangun saja. Kan sudah ada contohnya, rancang bangun jalur layang Kasablanka dan RS Koja,” kata Basuki, di Balai Kota, Rabu (1/7/2015).
Basuki menggunakan acuan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 Tahun 2015 yang mengatur tentang kerja sama infrastruktur dengan pihak ketiga.
Jadi pemerintah bekerja sama dengan pihak ketiga dan membangun infrastrukturnya. Kemudian, pemerintah baru membayar dan membeli proyek yang sudah rampung dikerjakan pihak ketiga.
Basuki memilih PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Pembangunan Jaya untuk melakukan lelang pembangunan serta pengelolaan LRT. Basuki mengalokasikan penyertaan modal pemerintah (PMP) sebesar Rp 7,7 triliun untuk PT Jakpro.
“Daripada saya suruh SKPD (satuan kerja perangkat daerah) enggak bangun-bangun (LRT), lebih baik kami beli balik (dari pihak ketiga), mereka yang bangun LRT pakai harga appraisal,” kata Basuki.
Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budi Hartono menjelaskan pihaknya tinggal menunggu restu DPRD DKI serta Kementerian Perhubungan setelah menyerahkan rencana pembangunan tujuh koridor proyek LRT kepada PT Jakpro.
“Enggak perlu lagi minta saran Dinas Perhubungan,” kata Heru.
Rencananya, Pemprov DKI menganggarkan sebesar Rp 500 miliar untuk membangun rel sepanjang satu kilometer pada koridor I (Kelapa Gading-Kebayoran Lama) pada APBD Perubahan 2015.
Kemudian, DKI juga akan mengajukan anggaran sebesar Rp 3 triliun pada KUAPPAS (Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara) 2016 untuk pembangunan LRT. Adapun Pemprov DKI berencana membangun LRT di tujuh koridor.
Ketujuh koridor itu, yakni Kebayoran Lama-Kelapa Gading (21,6 km), Tanah Abang-Pulo Mas (17,6 km), Joglo-Tanah Abang (11 km), Puri Kembangan-Tanah Abang (9,3 km), Pesing-Kelapa Gading (20,7 km), Pesing-Bandara Soekarno-Hatta (18,5 Km), dan Cempaka Putih-Ancol (10 km). [Kompas.com]
kalau bisa, pakai juga kontraktor swasta nasional yang kapabel n punya nama. sebagai pendamping sekaligus pembanding jakpro. dengan demikian, jakpro sudah de facto dikasih atmostir kondusif untuk berkembang sebagai persusahaan besar sejati, bukan karbitan. pertanyaannya, apakah peraturan/perundangan memberi peluang kesana ?
.
salam,
ide bagus tj…sekalian Vinci, Hoctief, Bechtel kalo mau CEPAT…langsung tiga-tiganya saja tandingin siapa yang paling cepat dan bagus…masing-masing garap 1 koridor…buat masyarakat Jakarta yang sudah kesal dengan traffic jam…buka saja rekening sumbangan…siapa yang mau nyumbang langsung dimonitor KPK…jadi proyeknya cepat selesai…siapa tahu nanti masuk musium MURI sebagai pembangun LRT project tercepat di Asia/Dunia…
salah satu proyek PENTING: it might be missed by the government BUT it is IMPORTANT for more flight safety: Air Traffic Control(ATC)upgrade for Bandara Soekarno Hatta!! and other airports…the current system is outdated, we can look for Singapore/ Hongkong for comparison….this issue already published by many news company (local and foreign)…including Reuters and Wall Street Journal…the important thing is to make more sophisticated computerization of the system… combined with weather report, and flow control…