KJP Bisa Digunakan Disini…

6
638
Siswa pengguna KJP berbelanja di Toko buku Gunung Agung

Ahok – Para pelajar di Ibu Kota kini tidak perlu lagi merasa bingung dalam membelanjakan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) dengan sistem debet.

Pasalnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah menyediakan fasilitas‎ Electronic Data Capture (EDC) di toko buku dan sejumlah pasar tradisional serta pasar modern di Jakarta.

“‎KJP bisa dipakai sebagai kartu debit di toko-toko yang mempunyai alat EDC Bank DKI atau Jaringan Prima,” kata Susie Nurhati, Kasubag Unit Pengelola Teknis (UPT) Pusat Perencanaan Pengendalian Pembiayaan Pendidikan Personal dan Operasional (P6O) Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Rabu (29/7).

Susie menjelaskan, selain di toko buku Gramedia dan Gunung Agung, dana KJP juga bisa digunakan berbelanja dengan sistem debit di pasar modern seperti Carrefour, Hypermart, hingga toko sepatu BATA. Tak hanya itu, dana pendidikan tersebut dapat pula digunakan di toko alat tulis di Pasar Asemka, Pasar Jatinegara, Pasar Tanah Abang, dan Pasar Senen.

‎”Semua outlet yang tergabung dalam Jaringan Prima bisa dipakai debit KJP Bank DKI. Jadi kayak ATM Bersama. Termasuk di pasar-pasar yang biasa dijangkau masyarakat,” jelasnya.

Ia mengutarakan, sesuai pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dana KJP tak hanya bisa dibelanjakan untuk buku sekolah, tetapi juga barang perlengkapan lainnya seperti seragam, sepatu, dan sebagainya.

“Informasi dari Bank DKI, pada 28 Juli 2015 pukul 20.05 WIB, nilai transaksi KJP di luar acara Jakarta Book Fair tercatat Rp 2,8 miliar,” ungkapnya. [Beritajakarta]

6 COMMENTS

  1. om sak, titip pesan buat GUB kita. hati2 utk pembelanjaaan di pasar2 yg rawan kong kalikong. macam Pasar Asemka, Pasar Jatinegara, Pasar Tanah Abang, dan Pasar Senen. soalnya bisa saja orang tua mereka yg punya KJP debet beli barang tapi mereka gak beli barang. tapi ambil duit nya.. mohon ini di perhatikan. takut nya ini bisa jadi kesempatanan “oknum” bermain.

    terima kasih

  2. baca di Koran masih banyak yang tidak tahu bahwa Peserta KJP tidak harus beli di Jakarta book fair. Harus pasang pengumuman di pintu masuk pameran . Lain kali harus hati hati buat berikan akses monopoli ke organisasi tertentu.

    • Sebenarnya serba sulit, karena banyak ortu tidak tahu bagaimana membelanjakannya, mereka hanya tahu sekian ratus ribu bisa dikeluarkan untuk anak yang bersekolah,disatu pihak mana-mana saja kan sepertinya beasiswa jadi mau mahal atau mau murah, dibayarkan kan, jadi beli saja. Dan ke Jakbook jauh-jauh ya beli saja begitu paradigmanya, dan PakGub mau hemat jangan beli di Jakbook beli ditempat lain. Jadi dilematis banget. Yang pasti ikapi memang organisasi yang memble dan lemot, sama sekali tidak mengabdi tidak mengayomi dan mencerdaskan anak bangsa. Bagaimana ada organisasi yang tidak tahu siapa2 yang ambil bagian dalam fairnya itu hanya terjadi di ikapi, seperti tidak ada kontrol tidak ada management, entah orang2 pemalas pemakan uang siapakah gerangan yang ada di ikapi ini.
      Ini da kisah yang menarik, dari sosmed selamat menilai pembaca.
      http://fioneysofyan.com/sebuah-cerita-tentang-bapak-ahok-gubernur-dki-jakarta/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here