KJP Disebut Minim Sosialisasi, Ini Penjelasan BTP

3
181

Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah kurangnya sosialisasi Kartu Jakarta Pinta (KJP). Hal itu terkait dengan antrean warga yang hendak mencairkan KJP di beberapa wilayah. Sebagian warga juga mengeluhkan tidak dapat mencairkan dana KJP secara tunai.

Basuki menilai, warga belum dapat beradaptasi dengan sistem baru yang diterapkan dalam KJP. Mulai tahun ini, dana KJP memang tidak bisa dicairkan sekaligus seperti sebelumnya.

“Bukan kurang sosialisasi, ini tuh persoalannya otaknya sudah biasa mencuri duit pakai mau narik cash melulu terus ribut, saya sih diemin saja. Ngapain sosialisasi nanti ribut lagi dari awal,” kata Ahok di Balaikota, Jumat (31/7).

Kendati demikian, sudah banyak warga yang membelanjakan dana KJP untuk keperluan sekolah secara non tunai. Tercatat transaksi yang sudah dilakukan mencapai Rp 8 miliar. Artinya sebagian warga sudah mengerti dengan sistem yang diterapkan tahun ini.

“Kalau saya bilang dari awal tidak bisa tarik kontan pasti sudah demo, tapi barang belum kelihatan nih yang paling bahaya sekelompok orang yang tidak puas menghasut orang terus menikmati,” jelas Ahok.

Ahok pun telah menginstruksikan Bank DKI agar melengkapi Electronic Data capture (EDC) di toko-toko di Pasar Asemka dan Pasar Tanah Abang. Tujuannya agar memudahkan pengguna KJP untuk membeli kebutuhan sekolah.

Seperti diketahui, mulai tahun ini dana KJP tidak bisa langsung ditarik tunai. Untuk siswa SD setiap dua minggu uang yang bisa diambil hanya sebesar RP 50 ribu. Kemudian untuk siswa SMP, SMA, dan SMK tarik tunai bisa dilakukan setiap minggu sebesar Rp 50 ribu. [Beritajakarta]

3 COMMENTS

  1. ada 2 sisi, juga dalam hal edukasi anak ini;
    .
    1 sisi, adalah kehadiran pemerintah dng segala kewenangan n kewajiban yang melekat padanya. di dki, walau masih banyak perlu perbaikan (bahkan sampai kapanpun perlu selalu ditingkatkan}, sudah banyak program dimaksud, dng tingkat transparansi yang cukup, bagi yang mau tahu(ini “tahu” yg tanpa formalin lho).
    .
    sisi yang lain, n sama melekat kewajibannya, adalah peran orang tua; kalau dirinci, akan banyak sekali, tapi kasarnya n sayangnya menjadi agak vulgar, ya kalau mau punya anak, pakai hitungan juga dong; jangan kaya semut dsb, ratunya tupoksinya cuma beranak/bertelur, selebihnya dibebankan kepada komunitas/negara. alasan pembenaran apapun yang dipakai, ingat, kita ini manusia, bukan semut.
    .
    apakah ini termasuk bentuk pencerdasan ? saya kurang paham, apa kata sdr-2 ??
    .
    salam,

  2. Mentalitas mencuri dan menipu pada setiap kesempatan ini harus sungguh dilibas, hal ini harus diperhatikan,bagaiana ya mengentaskannya, karena entah bangsa ini dalam segala hal mau dicurinya, namanya untuk kesejahteraan anaknya, kalau bisa mau dicurinya juga, nah ini kan juga bukan contoh yang baik buat anak2,bukan? Ortu perbaiki sikapmu itu berhenti mencuri dan kerakusan.
    Om Basuki membaca feedback dari temanahok bagaimana anak2 dan ortu bergairah membeli semua keperluan dengan KJP dan toko2 sepatupun mensupportnya sungguh terharu banget, smoga makin baik Om Basuki, memperjuangkan anak2 kita, Ortu berterimakasih kepada PakGub yang mengurus seluruh kesejahteraanmu. Jangan sibuk nyolong orang kecil! Tolong PakGub Febri (relawan di citraland) disms Pak dibesuk Pak ituh di operasi di rscm. Get well soon Sdri Febri. Semangat semua TA!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here