Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku merasa sedih mendengar kabar Evan Christoper Situmorang (12), siswa SMP Flora di Pondok Ungu, Bekasi, meninggal dunia dua minggu setelah mengikuti kegiatan masa orientasi siswa (MOS). Ia pun berharap kejadian itu tidak terjadi di Jakarta.
“Saya baca berita tadi pagi sedih. Kejadian seperti itu harusnya jangan terjadi di Jakarta,” ucap Ahok di sela-sela pembukaan acara ulang tahun SMA Negeri 19 Jakarta, Minggu (2/8/2015).
Karena itu, Ahok menginginkan supaya para guru untuk bisa lebih peduli dengan kondisi siswanya. Raut muka yang berubah dari siswanya mungkin bisa menjadi tanda-tanda siswanya mengalami ketidaknyamanan, apalagi bila guru tengah memerintahkan siswanya untuk melakukan kegiatan fisik tertentu. Sebab, kondisi fisik seseorang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan. “Kondisi jantung kita enggak sama. Saya bisa lari 10 kilometer, tetapi apakah Bapak-bapak di sini bisa? Atau misalnya kalau saya enggak bisa lari setengah jam, kalau dipaksakan bisa jantungan lalu meninggal,” kata Ahok.
Ia pun menuturkan pada usia sekolah, pertumbuhan anak sangat cepat, misalnya, untuk hal sepatu sangat sering harus diganti karena kakinya bertambah besar. Namun, untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu, biasanya hal ini sering sulit dilakukan. Maka dari itu, banyak anak-anak yang sering memakai sepatu yang kekecilan. Bila dipaksakan beraktivitas fisik, kata Ahok, kakinya mungkin akan sakit.
“Makanya, guru itu harus pintar-pintar mengukur murid masing-masing. Semua murid diperhatikan karena ada hati,” ujarnya.
Seperti diberitakan, Evan meninggal dunia dua minggu setelah mengalami sakit di kakinya setelah mengikuti MOS. Sakit itu, menurut keluarga, didapat setelah Evan mengikuti salah satu kegiatan MOS “cinta lingkungan” dengan berjalan kaki sekitar 4 kilometer.
Setelah masuk sekolah, sakitnya tak kunjung membaik. Berbagai pengobatan sudah dilakukan keluarga, dari refleksi hingga ke puskesmas. Namun, Evan tak kunjung sembuh. Kemudian, Evan sempat jatuh di kamar mandi sekolah, sampai akhirnya tak dapat masuk sekolah. Dua hari setelah jatuh, yakni tanggal 30 Juli 2015, Evan mengalami kejang. Akhirnya, korban meninggal setelah dilarikan ke rumah sakit. [Kompas.com]
MOS itu paling tak berguna ntah sejak kapan itu diberlakukan , segeralah minta pak jokowi dan menterinya hapus itu kegiatan pak ahok, sudah murid mesti abisin anggaran tambahan mudaratnya lebih banyak dari gunanya, lebih baik ajarin lagi itu PMP dan PKK kembali seperti jaman dahulu, skrg anak sekolah jalan di jalan raya aja gak diajarin harus jalan di pinggir dan hati2 serta mengalah ke kendaraan yg lewat malah pada nantang motor mobil 🙂
Kasihan sekali itu anak manis pisan. Mungkin sudah sakit sesuatu, tetapi mengapa ortu tidak melarang anak yang sudah sedemikian sakitnya? PakGub semua diurus dan diayomi untuk masa depan anak2 DKI dari terdalam hati beliau adalah untuk kesejahteraan anak2, heran sebagai pengamat banyak orang yang culas, iri, tidak suka, siapa yang mengurus begitu banyak dan yang memikirkan untuk segalanya.
Orang JKT tidak tahu diri. Semangat Om Bas.
Terima kasih Bpk Ahok yang telah berkenan mengunjungi kami di gedung tua SMAN XIX. Pak Ahok adalah contoh pemimpin yang berpikir jernih dengan logika, taat peraturan namun mempunyai hati. Semoga semua masyarakat Jakarta mendukung pemerintah prov DKI dalam melakukan perbaikan fasilitas dan pelayanan.
Hidup Ahok…
benar bro, dng pembaikan fasilitas dan pelayanan, maka paling kurang jasmani akan bertambah sehat.
.
saya percaya, dalam tubuh yang sehat akan tumbuh jiwa yang juga sehat. . . . dan saya percaya juga, pada gilirannya, setiap jiwa yang sehat, pasti akan memiliki tubuh yang pas untuknya melaksanakan ziarah-nya didunia ini, dalam kebaikan kepada sesama.
.
salam,