“Kita Ini Banyak Tukang Protes dan Tukang Debat”

1
132

Ahok – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menjalin kerja sama dengan kota-kota di luar negeri yang memiliki kondisi sama dengan DKI Jakarta, khususnya terkait permasalahan penanggulangan banjir dan normalisasi sungai.

“Tujuannya gini, ini gabungan C40, negara-negara yang punya delta. Negara-negara hilir yang kotanya di hilir sungai, pinggir laut. Nah, mereka ini kan berpengalaman hadapi banjir, rob, melakukan reklamasi, lakukan normalisasi sungai. Jadi, semua kota sebenarnya alami hal yang sama karena banyak diduduki orang-orang tidak bertanggung jawab,” ujar Ahok (sapaan Basuki) di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa (13/10/2015).

Ahok mengatakan, dengan menjalin kerja sama dengan kota-kota tersebut, Pemprov DKI bisa belajar untuk bisa menanggulangi banjir dengan lebih baik lagi.

Kota-kota yang tergabung dalam jaringan ini adalah Jakarta, New York, New Orleans, London, Rotterdam, Kopenhagen, Venice, Tokyo, Hongkong, Singapura, dan Melbourne.

Ahok mengatakan, sejauh ini kota-kota tersebut setuju dengan program Ahok untuk membuat dinding turap di sepanjang kali meskipun sebenarnya dia ingin kali dibiarkan alami.

Dalam pertemuan dengan perwakilan kota-kota tersebut, Ahok juga menceritakan pengalamannya melakukan normalisasi Kali Ciliwung di Kampung Pulo. Ahok menjelaskan, Kali Ciliwung sebenarnya memiliki lebar hingga 30 meter pada masa penjajahan Belanda. Akan tetapi, lebarnya menyempit hingga 5 meter saja. Ahok mengakui selama ini ada pembiaran di Kampung Pulo.

Ahok mengatakan, perwakilan kota-kota tersebut tampak setuju dengan langkah Ahok melakukan normalisasi di sana. “Kalau orang bule dengar kita ngomong enggak setuju, sudah cemberut pasti dia. Tetapi, kita ngomong teori kita, kita tes tadi, setuju kok dia,” ujar Ahok.

Ahok juga mengatakan, kota-kota ini bisa memberi pengetahuan kepada dia untuk membuat kebijakan. Dia menilai, cara ini lebih baik daripada terus-menerus mendengar kritik dari orang lain. Sebab, sering kali orang yang mengkritik itu tidak bisa memberikan solusi.

“Dengan undang orang seperti ini datang, nanti hasilnya kita tak usah berdebat lagi deh. Kita ini banyak tukang protes, tukang debat, tetapi pengalamannya tidak sampai. Kalau bodoh itu seharusnya nurut, kalau pintar ya mengajar,” ujar Ahok.

“Jangan bodoh enggak mau nurut, pintar enggak mau ngajar. Jadi, kita undang orang pintar ini mengajar. Kita harus nurut karena pengalaman negaranya ratusan tahun dan coba kita terapkan di kita demi kesejahteraan rakyat Jakarta,” ucap dia. [Kompas.com]

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here