Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin meluruskan aturan yang dia pernah katakan ihwal pelarangan merokok di area pusat perbelanjaan. Menurutnya ada beberapa salah paham yang dialami oleh para pengelola pusat perbelanjaan terkait pelarangan tersebut.
Ahok, sapaan Basuki, mengatakan pengelola pusat perbelanjaan menganggap seluruh area tidak boleh digunakan untuk aktivitas merokok. Padahal aturan tersebut tidaklah melarang dalam cakupan sebesar itu.
“Kafe-kafe yang menghadap keluar itu boleh, tapi mereka menganggap bahwa di lokasi itu juga tidak boleh (merokok),” kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (2/12).
Ahok menambahkan dalam Peraturan Daerah larangan merokok tersebut dikatakan bahwa lokasi di bagian luar pusat perbelanjaan yang tidak boleh dijadikan area merokok adalah lobi tempat para pengunjung keluar masuk pusat perbelanjaan.
Jadi, lanjut Ahok, seandainya ada kafe yang bertempat di dekat lobi maka kafe tersebut tidak boleh dijadikan area bebas merokok.
“Misalnya tempat duduk yang digunakan untuk menurunkan pengunjung di lobi, itu tidak boleh merokok karena orang yang menunggu bisa terkena asap rokok,” ujarnya.
“Banyak pengelola yang ketakutan seluruh wilayah tidak boleh dijadikan lokasi merokok, sampai-sampai kafe yang menghadap keluar juga tak boleh. Itu salah.”
Berdasarkan data yang Ahok pegang, kadar pencemaran nikotin per meter kubik sudah naik hingga lima kali lipat. Hal tersebut menyebabkan banyak masyarakat yang harus merasakan sakit akibat menghirup asap rokok tersebut.
“Kerugian yang dialami bisa bernilai empat sampai lima kali dari jumlah bea cukai yang Indonesia terima,” kata Ahok. [cnnindonesia.com]
Permisi ini tema lain PakGub, bukankah ibaratnya pemprov dki hari ini dihebohkan oleh pengunduran diri kepala dinas tata air yang pekok satu ini. Sengaja biar heboh dan semua seperti biar kehilangan biang kerok satu. Aneh dan bodoh betul waktu dilantik bulan Juli 2015 itu apa dia masih berusia 40 ya kok baru sekarang bilang sudah tua mau pensiun, pekok banget. Ini memang betul biang kerok dia ini, tadinya dipuji dibawa ke Belanda paparannya mengesankan seluruh rapim, sekarang hanya begini jadinya, masuk musim banjir mengundurkan diri mau pensiun dari Juli on pensiunnya. Sengaja kalau bukan biang kerok mana bisa! Betul mau pensiun atau karena tidak bisa menerima air dibelokkan, air dinaikkan? Kecolongan lagi PakGub ini. Ini katanya mengabdi 36 tahun mengabdi kepada siapa Bung pekok kepada korupsi? Engga malu2nya ya skpd ini. Bicaranya bagaikan guru besar entah dari mana tidak tahunya juga hanya gombal! Kepala Dinas ngomong doang. Memang harus dipecat ini kan orang yang disuruh beli alat berat lalu maunya sewa, berapa kali PakGub bicara ini di rapim. Saya hanya pendengar sampai hafal. Tri Joko memang biang kerok, waktu di interview kan katanya bisa semua tahu semua, ini dia! Ya beginilah mengabdi model Tri Joko, mulut besar paparan lebai, ke lapangan menyewa saja biar dapat komisi! 36 tahun makan komisi sekarang tidak bisa ya pensiun saja! Betul PakGub suruh bertanggung jawab pekok satu ini anggaran trilyunan diberikan. SKPD DKI itu naiv apa menjebak atau bagaimana. Sekali lagi PakGub dipermainkan orang-orangnya yang sudah kenyang 36 tahun menilep, namanya Tri Joko Sri Margianto orang Jawa klutuk! Who will be the next?!
Jadi again and again PakGub be aware jangan gegabah menentukan orang terutama untuk perairan dan hubungan ini crucial di JKT. Biang kerok Tri Joko itu bulan Juli masih muda di Belanda juga masih muda eeeh 4 bulan kedepan tiba2 sudah menjadi tua sakit2an kasian betul, DUSTA banget pekok satu! Males aja ternyata tidak bisa jadi bos hanya mulut besar. Di rumah saja jadi eyang ngerek perkutut! Jadi the next jangan lupa PakGub orang yang menguasai lapangan, gesit dan menguasai bawahannya, yang membeli dan tidak menyewa alat berat. Di interview yang betul Pak dengan Wagub, Pak Yusmada, Pak Sekda, Bu Tuty. Tri Joko sudah biang kerok semua juga tahu, lebai banget, dasar hari ini tua, besok mati, apalagi, dasar mental ambtenaar jawa, pas!
Tolonglah OmSak ini dilanjutkan kepada Pakde Tri Joko itu, di penyisiran tanggal 20 November saja waktu yang diberikan lebih dari 7 jam gila betul divisi satu ini. Ngapain aja ya si Tri Joko ini yang katanya tahu semua, apa yang dibuatnya hanya bla bla dari Juli. Kebingungan banget dengan PakGub terpesona apa bagaimana? Dinas ini amburandulnya bersaing dengan si Purbakala! Tidak ada satu feedbackpun di youtube yang tidak berkata pecat seluruh PU dan dedengkotnya yang sok tahu Pakde ini. Sudah jelas sack out satu set dan jangan diberikan TKD Pak, pasti Pakde pekok ini mengundurkan supaya tetap dapat TKDnya daripada dipecat, ini orang makhluk licik pengkhianat pengecut jawa! Hati2 PakGub musuhmu diantara orang2mu sendiri percaya. Who will be the next!
Itwilprov terlalu lemah fenomena gejolak di masing” SKPD sampai luput diperhatikan
Koh,
masa iya sih tak ada orang yang masih muda, jujur pintar di pns dki itu ? setelah lelang sana sini ina itu sesuai peraturan ASN, pasti sudah adalah pns yang sesuai dengan kriteria….pns dki kan masih banyak, belum dihentikan semuanya kan ? kalau ndak bisa internal, yah pakai experdlah atau konsultan mana gitu…kalau nggak bisa juga, yah saya juga mau dijadikan hehehehheh 🙂 , tapi peraturan kan ndak bisa begitu ? iyah kan…HAYOLAH….PASTI MASIH ADALAH PNS DKI YANG BENAR….