Cerita Ahok yang Pernah Diserang secara Rasial tentang “Singapura”

3
178
Diskusi panel Kompas "Jakarta Kota Sungai", di Gedung Kompas Gramedia, Selasa (19/1/2016). Foto Alsadad Rudi/Kompas.com

Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku mendapat banyak serangan terhadap kebijakannya memindahkan warga bantaran sungai ke rumah susun. Beberapa di antaranya bahkan ada yang bernuansa rasial.

Menurut Ahok, sapaan Basuki, pernah ada seseorang yang menyebut Jakarta akan menjadi seperti Singapura jika terus menerus dipimpin Ahok.

Awalnya, Ahok cukup senang dengan pernyataan itu karena menurutnya, Singapura adalah kota yang bersih dan tertata rapi.

“Saya jawab bagus dong, berarti kita bisa setara dengan Singapore. Tapi ujungnya yang enggak enak. Kalau Jakarta seperti Singapore, ini mulai rasis nih, nanti yang tinggal cuma Cina-cina aja. Yang pribumi-pribuminya akan terlempar ke luar,” kata dia saat menjadi pembicara dalam diskusi panel Kompas “Jakarta Kota Sungai”, di Gedung Kompas Gramedia, Selasa (19/1/2016).

Kepada orang itu, Ahok kemudian menegaskan sejak tahun lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membebaskan pajak bumi dan bangunan (PBB) yang nilai jual objek pajak (NPWP) tanahnya di bawah Rp 1 miliar.

“Nanti saya mau terapkan yang tanahnya 100 meter persegi ke bawah tidak perlu bayar PBB. Ini bertahap. Itu untuk mencegah orang ke luar,” ujar dia.

Tidak hanya itu, Ahok juga menegaskan sejak era pemerintahan Gubernur Joko Widodo yang kemudian dilanjutkan oleh dirinya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak pernah lagi melakukan operasi yustisi.

“Semua orang boleh datang ke Jakarta. Karena kalian akan menumpang di tempat saudaramu. Kalau tidak dapat kerja baru suruh pulang. Itu cara mengontrol urbanisasi,” kata Ahok. [Kompas.com]

3 COMMENTS

  1. Kaum statusquo, antek2 rasis memang masih sangat banyak di negri ini. Malah ada sebagian dari mulut mereka bisa bicara seolah olah mereka pluralis pada hal hatinya dipenuhi kebusukan rasis.

  2. Pernyataan yang selalu bernada rasis itu sangat tidak tepat, dan menjawb ini sebenarnya sangat mudah, apa yang dilakukan Gub hingga saat ini adalah MEMANUSIAKAN penduduk JKT dengan segala upaya realistis dan konkret, tidak perlu disebut apa rusun apa kjp apa kjs apa rptra. Gub strategi tindaknya satu bagaimana merealisasikan keadilan sosial dibumi JKT jadi jelas untuk orang kecil untuk quasi penduduk pribumi!! Untuk itu perlu adminstrasi yang bisa menunjang ide ini, karena itu harus ada reformasi besar2an di birokrasinya dan ini sedang jalan, tetapi semua untuk rakyat kecil, tidak ada urusan dengan cina apa babi, jelas ya!!
    Bertanya-tanya mengapa selalu ada orang2 yang rasis, benci, iri, maling, perang, teror teruuuusss begitu ini kan “budaya” nah “budaya” mana ya yang mendukung ini, ini yang mesti diluruskan atau dilibas habis. Jadi lebai kalau diskusi cina2an. Xenophobia, suudzon akan selalu ada tetapi apa harus terus ke cina? Ini dia! Stereotyping ini harus dihentikan, sekarang bukan waktunya. Singkat kata, kalau kurang tidak bisa berjuang perbaiki kejar, jangan maling, ngrampok, benci, dengki, gituh! Go ahead Jakarta, jangan jalan ditempat terus! Ayo kerja kerja!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here