Basuki Cek Penyebab Genangan di Jakarta

8
242

Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengecek beberapa pintu air dan rumah pompa. Dirinya ingin mengetahui langsung penyebab beberapa kawasan tergenang, pada Kamis (21/4).

Berdasarkan laporan yang diterimanya beberapa pompa mati karena rusak. Padahal sebelumnya, Basuki mendapatkan laporan bahwa pompa dimatikan. Memastikan hal itu, Ia memilih mengecek lokasi langsung.

“Pompa dimatikan alasannya air laut sudah muter. Makanya tadi saya cek. Sekarang alasannya bukan itu. Kenapa mati? Katanya pompanya rusak. Oke kalau itu beda. Kalau kamu bilang pompa rusak sama dimatikan itu beda lho,” kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (22/4).

Setidaknya ada tiga pompa dan pintu air yang dicek oleh Basuki, yakni Pintu Air Marina, Pintu Air Ancol dan Pintu Air Jembatan Merah. Menurut Basuki, jika Pompa Ancol berjalan dengan baik, maka Pademangan tidak akan tergenang.

“Setelah saya kumpulkan, ada dua yang jalan dan satu rusak. Kalau jalan full, jadi semua pompa dirancang kayak jaman Belanda. Itu ada daerah tangkapannya berapa luas. Jadi Pademangan kalau pompa Ancol bekerja baik, Pademangan nggak mungkin banjir. Nggak ada cerita banjir di Pademangan,” tandasnya.

Basuki menegaskan telah terbukti di beberapa lokasi jika pompa berjalan dengan baik maka tidak ada lagi genanganan. Seperti di kawasan Greenville dan Green Garden, yang sebelumnya selalu tergenang saat ini sudah terbebas. [Beritajakarta]

Basuki Cek Pintu Air dan Pompa

Sebelum menjalankan aktivitasnya, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menyempatkan diri mengecek sejumlah pintu air dan rumah pompa.

Dirinya ingin mengetahui penyebab tergenangnya beberapa kawasan akibat hujan kemarin, seperti di Jalan Gunung Sahari dan Pademangan.

“Habis cek pompa sama pintu air di Ancol sama di Gunung Sahari. Aku heran waktu kemarin ke RPTRA kenapa Pademangan dan Gunung Sahari tergenang,” ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (22/4).

Siang ini, rencananya Basuki akan melakukan rapat dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait untuk membahas penanganan banjir di Ibukota.

“Makanya aku pikir ini ada yang salah. Nanti aku mau rapat sama mereka. Nanti aku jelaskan sama mereka, hasil pengecekan di lapangan,” katanya.

Dikatakan Basuki, air rob tidak mungkin masuk karena tanggul yang ada setinggi 2,8 meter. Sementara air pasang tertinggi hanya 2,6 meter, sehingga masih ada sisa tanggul.

“Wali Kota bilang air masuk, aku pikir air nggak mungkin masuk karena pengalaman kami di DKI, air pasang tertinggi itu 2,6 meter tahun lalu,” katanya.

Basuki pun sempat melihat closed circuit television (CCTV), ketinggian air pasang hanya 1,6 sampai 1,7 meter saja. Ternyata dilaporkan bahwa beberapa pompa yang ada dimatikan. Sehingga saat hujan turun, tidak sempat membuang air ke laut.

“Saya lihat laporan di CCTV semua hanya 1,6 sampai 1,7 meter, bagaimana air bisa melimpas. Ternyata karena kemarin dilaporkan pompa dimatikan,” tandasnya. [Beritajakarta]

 

8 COMMENTS

  1. Berita selalu tidak jelas, ini ketidakbisaan menulis berita atau bagaimana?
    Mengapa pompa dimatikan menjadi tema utama, karena rusak atau karena mati sendiri atau karena suka2 dimatikan? Berita tidak jelas? BeritaJakarta harus menjadi penyedia warta yang paling akurat karena ini pewarta pemprov dki yang resmi yang dibayar mahal pewartanya!!! Cata BeritaJakarta! Tanpa TKD!!

    • Masalah pompa inikan begitu urgentnya saat ini mengapa pemprov tidak mendanakan dan mengutamakan ini untuk diperbarui untuk dicanggihkan sehingga tidak ada tema pompa tidak jalan lagi.
      Dan Sudin TataAir itu di Jaktim kali Cipinang mengapa tidak dikeruk? Itu juga sampai pindahan RW2nya meski hanya sehari. Mengeruk sungai itu kan mesti rata, sudah siap kan ppsu di tiap kelurahan, aya Pak Teguh Kadis Air? Dikeruk semua sungai Pak.

  2. sistem monitoring sekarang memungkinkan untuk tahu: apakah pompa hidup/mati, rusak atau tidak, dari jauh…bisa tidak perlu berkunjung ke lokasi…misal pakai yang model dari Xylem. atau sistem SCADA yang lain…

    • seandainya ada yang ‘iseng’ matikan, bisa ketahuan —> pompa BISA dinyalakan kembali lewat smartphone pak Ahok atau control room Jakarta SmartCity…

  3. SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) is a system for remote monitoring and control that operates with coded signals over communication channels.

  4. ANEH ya ? SOP nya gimana nih…Jika CCTV bisa lihat ketinggian air..harusnya CCTV juga bisa cek apakah pompa ON atau OFF..sekarang sudah banyak dijual (murah lagi) monitor switch jarak jauh via sms..harga dibawah 500rb IDR…kenapa ngga dipasang? sehingga setiap kondisi pompa air ( ON atau OFF) langsung bisa diketahui di Central Control Panel??

    ayo..cepat-cepet diberesin..mubazir ada CCTV tetapi operator CCTV ngga bisa cek & recek kondisi penunjang lainnya..

  5. Mesti ada panglima pasukan anti banjir yg beranggota semua pintu air di Jakarta, yg diawasi lewat CCTV di Smartcity Center…dan pompa mobile yg standby dan bergerak bila mendadak ada kerusakan pompa air di masing-masing pintu. Yg melanggar tupoksi mesti diistirahatkan dari tugasnya jalau perlu dipecat!!!

  6. Pengertian saya artikel di atas menjelaskan bahwa ada walikota yang memberikan informasi tidak benar (bohong). Apapun alasannya atau latar belakangnya amat disesalkan karena telah merugikan masyarakat. Semoga walikota yang mau bekerja benar akan menggantikan yang tidak benar. Sehingga Jakarta menjadi lebih baik dan lebih sejahtera. salam hormat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here