Basuki Rutin Update LHKPN ke KPK

1
122

Ahok – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengaku rutin menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Hal itu sudah dilakukannya sejak menjadi pejabat negara. Basuki mengaku harta kekayaannya sejak tahun 1999 telah diperiksa oleh KPK.

“Saya tiap kali update (LHKPN) dong, kemarin kan saya mau dijadiin modelnya LHKPN sama KPK. Datang kerumah saya wawancarai saya sama istri selama 3,5 jam di rumah. Sampai duit di tahun 1999 ditanya dapat dari mana,” kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (29/9).

Saat pemeriksaan Basuki membuka semua rekening bank yang dimilikinya. Ia mengaku hanya memiliki satu rekening bank di luar negeri yakni Singapore.

“Ada rekening satu di luar negeri, Singapore tapi dia tahu kami lapor, punya istri saya, soalnya dulu dia sekolah di sana,” ucapnya.

Belum lama ini, Basuki juga sudah menyerahkan LHKPN terbarunya kepada KPK. Langkah Basuki ini untuk memberikan contoh kepada pejabat di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Mengingat dirinya juga mewajibkan pejabat eselon 1 hingga eselon 4 untuk menyerahkan LHKPN.

“Kami sudah masukin (LHKPN). Masa kami minta, perintahkan eselon 2, eselon 3 dan eselon 4, tapi saya nggak masukin,” tandasnya. [BeritaJakarta]

 

1 COMMENT

  1. dalam rangka tax amnesty indonesia 2016 ini, adakah dalam daftar pemerintah, kolom bagi wapa, yang tidak ikut TA, tapi laporannya terbukti/dibuktikan solid n fair ???
    .
    dikarenakan, kita mengenal 2 kali pengampunan pajak, yg pertama di tahun 1983 (seingat saya) berbareng dng diberlakukannya uu pajak tahun 1983 no.7,8 & 9 yg notabene telah dijalankan dng tidak konsisten,apalagi motifnya (malu !!,siapa pelakunya) !!!
    .
    maka kita jadi punya data, sesiapa yg pernah ikut pengampunan 2 kali. . . . bukan untuk apa-apa, hanya sebagai pendataan saja dalam alam keterbukaan n kejujuran semata.
    .
    karena saya sangat berharap, ini adalah pengampunan pajak terakhir di republik ini; agar orang luar tidak mendapat kesan bahwa kita ini bangsa yang suka main-main dng aturan n undang-undang; dibuat sendiri, n dimainin sendiri, siapa menipu siapa jadi nya n berakhir di : kita menipu Tuhan Sang Benar n sialnya terjadinya di negara yang paling berag- sedunia ???
    .
    agar harapan diatas terjadi, memang, lagi-lagi kitalah yang harus jelas,terang n gamblang tanpa tedeng-aling2 memilih pelayan-masyarakat-pelaksana-aturan yang sama-sama jelas, terang n tanpa tedeng-aling2, bukan yang munafik, gak jelas juntrungannya !!! ditangan generasi kitalah kewajiban itu diembankan !!!
    .
    semoga,
    .
    salam,

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here