Ahok – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menilai, Pancasila yang dilahirkan Bung Karno adalah sebuah konsep yang luar biasa.
Sebab, Pancasila berhasil menggabungkan konsep kehidupan beragama dan kehidupan sosial. Menurut Ahok, kombinasi ini tertera pada sila ke-1 dan ke-5 Pancasila.
“Ketuhanan Yang Maha Esa dan Keadilan Sosial,” kata Ahok usai berziarah ke makam Bung Karno, di Blitar, Jawa Timur, Jumat (10/10/2016).
Ahok mengatakan, kombinasi antara kehidupan beragama dan kehidupan sosial ini membuat kehidupan manusia menjadi seimbang.
Di satu sisi, manusia tetap memiliki hubungan dengan Tuhannya, namun di sisi lain tidak melupakan hubungan antara sesama manusia.
“Ini konsep yang begitu mendalam, kalau orang Indonesia enggak ber-Tuhan, maka enggak lengkap sebagai orang Indonesia,” kata Ahok.
“Kalau dia mengakui Tuhan, begitu mengasihi Tuhan, tapi enggak mengasihi manusia, hubungan sesama manusia enggak benar, dia juga bukan manusia Pancasila,” tambah dia.
Ia menilai, ajaran Bung Karno ini sangat ideal untuk diikuti oleh seluruh masyarakat di Indonesia.
Ahok sebagai Kepala Daerah mengaku selalu berpegang dengan ajaran Pancasila.
“Kepala daerah harus mengamalkan, jadi contoh teladan. Kalau enggak sia-sia dong. Bung Karno sedih dong. Istilahnya kalau orangtua nangis kita anak-anaknya tidak patuh, bisa nangis di kuburan,” kata Ahok.
Ahok mengunjungi makam Bung Karno bersama pendampingnya, Djarot Saiful Hidayat, dan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Hadir juga calon kepala daerah lain yang diusung PDI-P di Pilkada serentak 2017, yakni Rano Karno-Embay Mulya (Banten), Hana Hasanah-Tony Yunus (Gorontalo), Rustam-Irwansyah (Babel), Ali Baal Masdar (Sulbar), dan Dominggus Mandacan (Papua Barat).
Tampak pula beberapa pengurus DPP PDI-P, antara lain Hasto Kristiyanto, Ahmad Basarah, Eriko Sotarduga, Komarudin Watubun, dan anggota DPR dari Fraksi PDI-P. [Kompas.com]