Ahok – Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyayangkan aksi pengeroyokan yang dialami Wakil Ketua Ranting PDI-P Jelambar, Widodo.
Apalagi, motif pengeroyokan tersebut karena adanya ketidaksukaan terhadap pasangan calon nomor urut dua, Basuki dan Djarot.
Pria yang akrab disapa Ahok ini mengatakan, selama ini dia dan Djarot hanya meminta izin kepada warga untuk memberi mereka kesempatan lagi.
Sehingga, mereka berdua bisa menyelesaikan perjuangan untuk membenahi Jakarta.
“Kami minta izin untuk menyelesaikannya saja. Jadi seharusnya kalau enggak setuju mengizinkan kami menyelesaikan perjuangan kami, ya enggak usah ambil tindakan pengeroyokan atau pemukulan kepada timses kami,” ujar Ahok.
Hal itu dikatakan Ahok usai menjenguk Widodo di RS Royal Taruma, Jakarta Barat, Sabtu (7/1/2017).
Ahok mengkhawatirkan kondisi Widodo yang akan cacat dan kesulitan mencari nafkah untuk istri dan anaknya.
Menurut Ahok, seharusnya pengeroyokan itu tidak perlu terjadi. Dia pun bingung kenapa orang yang mendukung dia dan Djarot harus dipukul oleh orang yang memiliki pilihan berbeda.
“Kasihan kan, dia tukang ojek anak satu, kalau dipukul kayak gitu dia retak sampai cacat seumur hidup, enggak bisa kerja, bagaimana? Siapa yang mau piara anak-anaknya?” ujar Ahok.
Kejadian ini bermula ketika Djarot melakukan blusukan di kawasan Jelambar pada Jumat (6/1/2017) siang.
Ketika itu, sempat ada beberapa orang yang mencoba menghalangi blusukan itu. Mereka mengucapkan kata “haram-haram” kepada Djarot.
Widodo sedang mengawal Djarot dalam blusukan itu. Widodo menyampaikan kepada mereka “enggak ada yang haram”.
Malam harinya, Widodo dikeroyok oleh orang-orang tersebut saat dia sedang berada di warung. Jumlah pengeroyoknya diperkirakan 10 orang.
Dalam keadaan babak belur, Widodo dijemput para pengurus PDI-P untuk membuat laporan ke Polsek Tanjung Duren.
Hingga saat ini, Widodo masih dirawat di RS Royal Taruma. [Kompas.com]